15 Agustus 2006
Pukul 12.13, Gramedia Jl. Jend. Sudirman,
Penat berjalan dari Gamawisata-Gading Mas-Gamawisata, ternyata nggak cukup kuat membatalkan rencanaku ke Gramedia. Aku sudah janji pada Gilang untuk membelikan buku stiker kesukaannya. Aku membelikannya dua buku stiker sekaligus, ditambah dengan buku belajar matematika dalam bentuk komik dan buku cerita bergambar. Lalu aku teringat, aku ingin membeli buku tentang Blog. Langsung saja aku menuju rak buku-buku tentang internet. Tadaaaaaa….. aku menemukannya! Ternyata ada dua buku yang mengupas tentang blog, tetapi karena harga buku yang aku pegang pertama kali lebih murah dan kelihatannya lebih praktis, aku pun memilih buku berukuran tidak terlalu besar itu. Hmmm….kelihatan ringkas, padat, jelas, dan cukup membuatku untuk lekas mencoba langkah-langkah dalam buku itu. Meskipun aku sudah punya sebuah blog di www.blogger.com (givemuch-expectlittle di mizzygirl.blogspot.com) dan satu lagi di www.friendster.com (upperheaven), toh aku ingin membuat sebuah blog lagi. Rencananya siy blog yang satu itu untuk menuangkan ide-ideku yang kerap tak tertuliskan, meskipun belakangan ini sudah sedikit banyak aku tuangkan dalam blog di FS.
Oke, balik lagi ke acara belanjaku di Gramedia. Setelah berkeliling melihat komik dan novel remaja (sayangnya tidak ada yang menarik hati), aku teringat sesuatu. Buku biografi Wimar Witoelar (WW) yang ditulis oleh Fira Basuki. Ketika hari Minggu ke Plaza Ambarukmo dengan Nay, dia menunjukkan buku itu padaku. Saat itu aku urung membelinya karena uangku sudah terpakai untuk membeli barang lain. Nah, waktu melihat buku itu di tumpukan buku baru, tanpa ragu aku langsung membelinya. Mengapa? Pertama, aku penggemar berat Fira Basuki. Hampir semua bukunya aku baca. Buku favoritku adalah Trilogi Jendela-Jendela, Pintu, Atap, lalu Biru, dan seri Ms. B. Kedua, aku membaca di majalah bahwa Fira berjanji akan menghadirkan sebuah biografi yang berbeda dengan biografi biasanya.
Itu saja alasannya. Secara khusus, aku memang nggak pernah mengamati sepak terjang WW, kecuali tahu dia adalah juru bicara mantan presiden Gus Dur dan keahliannya sebagai pembawa acara talk show Perspektif dan Selayang Pandang (itu pun aku harus mengingat-ingat lagi apakah aku pernah menonton kedua tayangan itu). Namun, kemasan buku Wimar Witoelar:”Hell, Yeah!”* memang sangat pop, menarik perhatian siapapun yang melihatnya. Apalagi, foto WW dan Fira sangat ekspresif, tidak kaku, dan memperlihatkan kehangatan hubungan mereka.
Ok, aku pun segera membayar buku-buku itu.
Pukul 13.32, kamar kos, selemparan batu saja dari kampus Atma Jaya Mrican
Dengan kaki lecet akibat ‘salah’ sepatu (kurang lebih rasanya seperti salah kostum), aku terpaksa ‘merelakan’ uang Rp 11.500,00 untuk ongkos taksi. Setelah menelpon my dear, aku pun penasaran membuka buku itu. Membuka halaman-halaman pertama, membaca kata pengantar dari Fira, sudah cukup membuatku penasaran ingin melanjutkan ke halaman-halaman berikutnya. The First Impressions, itu bagian pertama dari buku. Menarik, berisi kesan pertama orang-orang yang berada dalam lingkaran hidup WW. Semakin aku tertarik dan terhanyut dalam kisah hidup WW yang sungguh-sungguh dituturkan Fira dengan bahasa yang santai. Aku seperti diceritakan langsung oleh seorang Fira Basuki yang berada di hadapanku. Sekelebat muncul pula adegan-adegan kisah WW dalam benakku, tergambar begitu saja di sini.
Pukul 20.36, di depan laptop yang diletakkan di atas tempat tidur
Saat menulis ini, aku sudah membaca sampai bagian ketiga, Terbang Tinggi (Kupu-kupu atau Angsa Rupawan?). Sejauh ini aku sudah bisa menyimpulkan bahwa buku ini sangat inspiratif! Aku suka cara Fira menuturkan kisah WW, aku kagum dengan perjalanan hidup WW, aku penasaran tentang kisah cinta WW yang hanya sekali jatuh cinta dan menikahi Suvatchara Leeaphon, dan aku salut dengan tekadnya untuk tetap berada pada posisi netral. Hmm….buku ini bagus sekali! Buat teman-teman yang suka baca biografi orang terkenal, pastinya harus membaca buku ini. Aku pun jarang membaca biografi (biografi yang terakhir kubaca adalah biografi Bung Karno yang ditulis oleh seorang ajudannya, kalau nggak salah judulnya Sewindu Dekat Bung Karno, tapi aku lupa nama penulisnya). Namun, menurutku Fira berhasil membuktikan bahwa menulis biografi tak selamanya harus formal, serius, dan kaku. Malah dengan biografi ala Fira Basuki bisa menunjukkan betul bagaimana sosok WW sebenarnya. Terlihat olehku, WW termasuk orang yang rendah hati, low profile, dan menyenangkan. Wah……nggak sabar untuk baca lagi niy! (^^)
18 Agustus 2006
Pukul 07.41, my private room, di rumahku, Ciputat
Met pagi, dunia! Ah, senang banget niy! Aku dah kelar baca biografi WW. So excited! Nggak bisa berhenti untuk membaca setiap halaman. Jadi, kesan terakhir setelah membaca biografi ini, WW adalah seseorang yang menyenangkan, terbuka, suka menolong, ramah, dan berpikiran positif. Di sisi lain, WW bisa menjadi sangat sensitif dan moody. Ummpppphhhh… Fira dengan baik menggambarkan WW berdasarkan fakta-fakta yang ia temui setiap bersama WW. Aku suka sekali buku ini!
Bagian yang paling aku suka adalah Hell, Yeah! yang memuat cerita-cerita WW saat bersama karyawan IMX dan ketika ia bertemu sahabat-sahabatnya yang ada di mana-mana, mulai dari Echi, tukang creambath langganan WW, sampai Juddi Muljadi, sahabat WW ketika di ITB. Semua orang senang berada dekat dengan WW, semua orang yang dekat dengan WW memiliki pandangan positif tentang dirinya. Hmm… apakah kelak aku bisa seperti WW? Ia bisa membiarkan begitu saja hidupnya mengalir bak air. Ia bisa tetap layaknya seorang petualang yang selalu senang menjelajahi sisi kehidupan. Kata Dr. Greg Barton, “Life is an adventure, seen with childlike wonder.” Tidak ambisius toh nggak membuat WW menyesal, malah membuat WW bersyukur dan sangat menikmati apa yang telah ia alaminya sepanjang usianya. Enak banget ya kalau kita hidup seperti itu, nggak mengejar sesuatu yang tinggi, hanya punya mimpi, tapi bisa tetap bersyukur dengan apa yang sudah dipunya. Just to love and be loved in return…Itu yang dikatakan WW.
Pasti indah banget ya kalau banyak orang berpikiran seperti WW?
Bukan kapasitasku untuk menilai seorang WW hanya dengan membaca biografinya. Namun, sejujurnya aku sangat terkesan dengan WW. Ia patut ditiru, bisa menjadi teladan. WW membuatku bersemangat untuk menjalani hidup. Aku ingin belajar menikmati hidup, setiap detik yang diberikanNya, setiap hasil yang kuraih. Menjadi orang yang lebih baik dalam arti sebenarnya.
Sungguh, aku ingin berkenalan dengan WW. Hehehehehe (^^)>
No comments:
Post a Comment