Designing things!

Saya suka menggambar sejak kecil. Dulu saya rajin mengikuti lomba gambar di kantor ibu saya yang rutin diselenggarakan dalam rangka Hari Listrik Nasional. Piala-piala berjejer di rumah, dan sekarang sudah dipindahkan ke Sukabumi. Peringkatnya beragam, mulai dari juara harapan sampai dengan juara 1. Namun, yang paling berkesan adalah saat kelas 5 SD saya menjadi juara 2 dalam lomba menggambar di Departemen ESDM. Saat pengumuman juara, saya bersalaman langsung dengan Menteri ESDM ketika itu, Bapak IB Sudjana. Bangganya bukan main!!

Beranjak SMP, saya malah mulai jarang menggambar, selain karena nomor perlombaan untuk usia saya di kantor ibu juga tidak ada. Vakum menggambar ini berlangsung terus sampai SMA, kecuali saat harus dan dipaksa mengerjakan tugas-tugas seni rupa. Bukan, bukannya saya tidak senang lagi menggambar, tetapi saya sedang tertarik dengan menulis. SMA saya mulai keranjingan menulis, ya cerpen, esai, resensi, dan lain-lain. Aksi menggambar hanya sebatas corat-coret pada buku catatan saja.

Saat kuliah, ketika bergabung di BPPM Psikomedia, sebuah badan kegiatan mahasiswa dalam bidang jurnalistik, saya mulai menggambar lagi. Saya ingat betul ketika sebagai angkatan baru di Psikomedia, kami harus membuat mading. Saya menyediakan diri untuk menggambar para crew penggagas mading tersebut. Di Psikomedia pula saya berkenalan dengan beragam software graphic editor, seperti Corel Draw, Pagemaker, dan Photoshop. Salah satu tutor saya adalah suami saya (ehem!). Sebagai salah satu awak tim Redaksi, saya juga harus bisa mengatur tata letak atau layout buletin dan majalah yang diterbitkan Psikomedia. Gampang-gampang susah sih, tetapi saya menikmati betul proses ini. Dari sinilah kecintaan saya pada dunia desain bermula dan semakin membuncah. Makanya, banyak teman yang bilang saya ini salah jurusan, doyan desain tapi masuk psikologi.

Hmm...nggak salah juga, saya berani jujur mengakui saya akan masuk jurusan desain grafis andai saya tidak masuk psikologi. Namun, saya sadar betul, kemampuan desain saya ya hanya rata-rata saja. Bukannya minder. Saya ingat sekali waktu pernah masuk kampus ITB Fakultas Seni Rupa dan Desain. Saya sukses dibuat terpukau dan terpana melihat hasil kerja mahasiswa di sana. Ooppss, ini bukan level saya. Saya pun mengurungkan niat masuk ke sana. Biarlah desain menjadi hobi saya saja. Begitu pikir saya waktu itu.

Faktanya, pekerjaan saya pertama justru menjadi seorang ilustrator storyboard di kantor ayah. Berlanjut sebagai konseptor website di kantor berikutnya. Daann....semakin menggila di kantor setelahnya, yakni di Personal Growth. Saya senang sekali Emak boss sangat memahami hobi desain saya. Beliau memberikan saya kesempatan untuk mendesain beragam media promosi kantor, mulai dari brosur, banner, sampai website Personal Growth. Hmm...boleh jadi karena saya juga lebih suka desain yang sederhana dan minimalis, sama seperti selera Emak boss.

Sekarang saya sangat merindukan hari-hari saat saya harus berkutat dengan desain ini dan itu. Selama mendesain sesuatu, saya cenderung membebaskan diri dan menjelajahi apa saja yang berhubungan dengan objek desain saya. Saya tahu saya juga masih proses belajar. Oleh karena itu, sekali lagi saya sangat bersyukur karena suami saya pun memiliki hobi sama: desain. Saya adalah pembaca tetap majalah Concept atau Babyboss yang dibeli suami. Setiap hasil desain saya selalu saya tunjukkan pada suami untuk tahu pendapatnya. Suami saya juga punya sense hebat dalam mendesain, kecuali pada bagian dia lebih moody dalam hal mendesain, hehehehe.

Impian saya, bisa membeli buku-buku desain yang selalu sukses bikin kami menahan ludah setiap melihatnya di rak Periplus atau Kinokuniya. Satu lagi, saya juga ingin sekali bisa punya graphics tablet, walaupun saya belum melihat pentingnya punya alat itu saat ini (yap, saya hanya mendesain sekali-kali kok, tidak setiap saat).

Please take a look some of my design projects! :)