Sunday, November 06, 2011

Antologi Rasa: bagaimana mencampuradukkan cinta dan persahabatan

Ini pertama kalinya saya membaca novel Ika Natassa. Sejak demam chicklit merambah dunia perbukuan Indonesia, dan sejak Gramedia menerbitkan novel-novel bergenre Metropop, saya jarang sekali menemukan novel yang benar-benar membuat saya ketagihan membaca hingga halaman terakhir. 

Selama ini, hanya novel Sitta Karina yang selalu berhasil membius saya hingga halaman terakhir, bahkan sampai tidak rela ceritanya habis. Kalaupun ada yang lain, pilihan saya jatuh pada Travelers' Tale - Belok Kanan: Barcelona (karya keroyokan Adhitya Mulya, Ninit Yunita, Alaya Setya, dan Imam Hidayat). Setelah sekian tahun absen membaca genre Metropop, saya pun terpesona dengan Antologi Rasa. 

Sebenarnya, saat berada di Gramedia di PIM, saya sempat menimang-nimang buku ini. Namun, saya belum tergerak untuk membelinya. Sinopsisnya tidak begitu menggoda dan saya belum pernah membaca novel Ika Natassa. Sampai saya sedang memilih buku di Buka Buku, saya pun memesan Antologi Rasa, bersama buku merawat bayi dan komik Skip Beat. 

Saya baru membuka halaman pertama buku itu setelah selesai mengajar di sekolah. Dalam waktu hampir satu setengah jam, saya sudah melahap 1/3 isi buku.Wah! Saya pun tergoda untuk menyelesaikannya malam itu juga.



Antologi Rasa bercerita tentang cinta dan persahabatan antara Keara, Harris, Rully, dan Denise. Keempat orang ini dipertemukan dalam sebuah dunia kerja di bidang banker. Kedekatan mereka berawal ketika mereka  ditempatkan di daerah yang sama di Pulau Sumatera. Siapa sangka, persahabatan itu ternyata diwarnai rasa cinta antara mereka. Cinta segiempat! 

Keara jatuh cinta setengah mati pada Rully (dan menganggap Rully sebagai satu-satunya pria yang tak bisa ia taklukan hatinya, sementara Keara punya reputasi sebagai perempuan yang penuh pesona. Hampir semua laki-laki takluk padanya, kecuali satu nama: Rully).

Rully yang mati-matian merawat cintanya pada Denise, sementara Denise sudah menikah dan mengalami permasalahan dengan suami yang selingkuh (Rully menahan diri untuk tidak menghantam Kemal, suami Denise).

Harris yang menahbiskan Keara sebagai 'cinta gue' dan jatuh cinta pada pandangan pertama sejak mereka bertemu di lift (Harris ini sebelas duabelas dengan Keara, playboy yang bisa meluluhkan hati setiap perempuan, kecuali Keara tentu saja).

Konflik bergulir antara Keara-Harris-Rully. Pada bagian awal novel, lebih banyak mengungkap cerita perjalanan Keara dan Harris ke Singapore, yang berakhir bencana bagi persahabatan mereka. Tengah novel mengungkap banyak kisah antara Keara dan Rully. Bagian akhir novel menentukan arah persahabatan mereka: apa yang dialami Denise, dampaknya bagi hubungan Keara dan Rully, serta bagaimana Harris bertahan dengan apa yang ia impikan: cinta Keara.

Alur novel ini maju-mundur. Ika Natassa dengan cerdas meramu sudut pandang tiga tokoh utama: Keara-Harris-Rully. Dalam satu adegan pun bisa dengan mudah berganti sudut pandang, tetapi tetap terasa halus dan tidak mendadak berganti begitu saja tanpa makna. Dengan demikian, tetap ada kesatuan yang muncul dari setiap adegan.

Saya suka pada cerita ini karena pergantian sudut pandang yang cerdas. Juga karena kehidupan kota Jakarta yang membuat saya kangen. Ehm, bukan bagian kehidupan yang suka dugem atau sebangsanya ya, seperti yang lazim dilakukan oleh Keara dan Harris dalam cerita tersebut. Namun, hiruk pikuk dunia kerja Jakarta dengan segala rutinitasnya yang saya kangeni. I was there anyway

Selain itu, selipan humor yang kerap sukses membuat saya tertawa terbahak-bahak. 
Adegan favorit saya saat Keara memuji Harris setelah Harris menemani Keara belanja sana sini di Singapore.

"You know what, Risjad, kalau lagi nggak berusaha tebar pesona setengah mati, elo itu adorable juga ya," kataku tersenyum padanya.

Harris
Dia barusan tersenyum menggoda gue? Anjrit! Ada gunanya juga tangan gue mau copot dari engselnya karena jadi kacung seharian ini. Gue adorable!

Keara
"Sayangnya gue udah tahu aja kalau elo itu PK," tawaku.

Harris
And we're back to square one. Crap.


LOL!

Membaca novel ini membuat saya hidup dalam dunia imajinasi, seolah saya bagian dari mereka (saya memang orang yang amat sangat imajinatif!). Membaca novel ini juga mengingatkan saya betapa asyiknya menulis cerita, satu hal yang sudah lama sekali saya tinggalkan: menulis cerpen. Novel ini juga memunculkan beberapa quote yang menurut saya bermakna dalam.
“Senang definisi gue: elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan lain yang sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka kelepek-kelepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, "Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that I love." That's probably as close as I can get hearing that she loves me. (Harris - Antologi Rasa) 
“How can we be so different and feel so much alike?” (Keara - Antologi Rasa) 
Satu-satunya yang membuat saya sedikit kecewa adalah ketika mendadak alur cerita terasa dipercepat menjelang ending cerita. Memang akhir cerita menggantung, tetapi ada satu bagian yang menurut saya bisa diceritakan lebih rinci, daripada sekadar diceritakan di permukaan saja, tanpa merasakan emosi dan gejolak perasaan yang dialami Keara, Rully, dan Harris. Justru mendekati bagian akhir itulah yang lebih menentukan, bagaimana ujung kisah cinta dan persahabatan mereka.

Secara keseluruhan, saya memberikan nilai tiga setengah bintang (3,5 of 5) untuk novel ini. Novel ini juga membuat saya tertarik membaca novel karya Ika Natassa lainnya. 

Btw, saya ngefans pada Harris Risjad di novel ini. Saya menjagokan Harris untuk bersama Keara. Namun, untuk tahu bagaimana akhir cerita sebenarnya, silakan langsung membeli novel Antologi Rasa! ;) 

7 comments:

  1. Anonymous10:14 AM

    Aku juga punya buku ini dan masih mengantri untuk dibaca.
    Buku Ika Natassa yg lain gue juga punya, A Verry Yuppy Wedding. Not so good, makanya mau beli yg ini sempat ragu, walaupun akhirnya dibeli juga, he he..

    ReplyDelete
  2. Hihihihi, gue juga ragu awalnya. tapi setelah dibaca cukup menyenangkan. dan bisa masuk daftar buku yang harus habis satu hari, selain buku Sitta Karina :D

    ReplyDelete
  3. udah belii "antologi rasa".. tapi belom kebaca :D

    ReplyDelete
  4. i loooveeeee harriiisssss...pertama kali baca semua adegan rully aku lewatin :D heran ajah Keara bisa suka sama doi....

    ReplyDelete
  5. Hahaha, samaaaa banget! tiap baca bagian Harris semangat 45 bacanya. begitu bagian Rully, langsung biasa aja, kadang di-skip. Kerenan Harris donk ah daripada Rully! hihihii

    ReplyDelete
  6. Anonymous10:24 AM

    Bad boys rules nih sepertinya :p

    ReplyDelete
  7. habiisss....Harris terlihat lebih 'real' n macho!

    ReplyDelete

Powered by Blogger.