Nelly (tengah), saat mengabarkan berita bahagia saya, 1,5 tahun lalu! Kami semua berteman sejak SD lho! |
Kemarin sebuah mention masuk ke akun twitter saya ketika saya tengah bermain bersama Rasya. Ternyata dari seorang sahabat yang memberitahukan bahwa ia menulis tentang saya di blognya. Saya pun langsung meluncur ke blog Nelly, sahabat saya sejak SD.
Setelah selesai membaca, saya merasa sangat sangat terharu :')
Jujur, saya bukan tipe orang yang memiliki banyak teman dekat. Teman sih di mana-mana, tetapi sepanjang hidup saya, sedikit sekali orang yang betul-betul bisa diajak cerita macam-macam, dari A-Z, apapun, tanpa merasa dihakimi atau dinilai. Namun, sekali sudah ketemu yang klik, maka pertemanan kami akan bertahan lama. Saya memang sulit pindah ke lain hati *halah* :p
Saya pun mengamini apa yang Nelly tulis di blognya, bahwa persahabatan kami bukanlah tipe persahabatan yang selalu bersama, tetapi kami tahu kami selalu ada untuk satu sama lain. Komunikasi saya dengan Nelly belakangan malah lebih sering via dunia maya, seperti email atau twitter, juga mengintip blognya. Saya jarang menelpon atau sms, kecuali jika berniat bertemu di Jakarta, baru deh intensif via telepon/sms, hehehe.
Agaknya, memang seiring kita dewasa, persahabatan itu akan berubah bentuk. Ketika masa-masa sekolah, sahabat adalah orang yang kita jadikan tempat curhat segala hal. Dan bisa dipastikan orang terdekat itu selalu bersama setiap saat.
Dalam kasus saya, masa kuliah justru menjadi 'bab baru' bagi persahabatan saya dengan teman-teman dekat. Karena memutuskan kuliah di Jogja, saya jarang berkumpul dengan sahabat-sahabat, tetapi saya juga punya sahabat baru di kota Gudeg itu. Setelah kembali ke Jakarta, kesibukan pekerjaan, bahkan saat weekend sekalipun, membuat saya tetap jarang bertemu sahabat-sahabat. Untuk Nelly, sesekali kami bertemu pada saat bekerja. Kebetulan ia saat itu bekerja di sebuah majalah yang sering berada pada acara sama dengan atasan saya. Jadi, kami malah sering ngerumpi saat bertemu sambil bekerja.
Perubahan paling drastis dimulai saat kita menikah. Waktu 24 jam full untuk keluarga, terlebih bila sudah punya anak. Pada fase ini, sahabat sejati hanyalah suami dan anak, yang bertemu setiap saat. Kumpul bareng sahabat? Hmm...ini sih sudah tidak ada dalam kamus saya, apalagi saya tinggal jaaaauuuuhhh dari para sahabat.
Bersama para sahabat, sebagian besar teman saya sejak SD
|
Namun, terima kasih pada teknologi yang bisa mempertemukan saya dan sahabat-sahabat di dunia maya. Bertukar kabar hanya dipisahkan oleh sekali klik atau jempol saat mengetik BBM/sms. We are so lucky, right?
Nah, tulisan Nelly tersebut membangkitkan rasa rindu saya pada para sahabat. Bukan hanya Nelly, tetapi juga para sahabat saya lainnya. Jarak dan waktu boleh saja memisahkan kami, tetapi kami selalu tahu kami ada untuk satu sama lain. Ini terbukti saat kami berjumpa, langsung saja kami tenggelam dalam obrolan panjang lebar, seolah lupa bahwa sudah lama sekali tidak bertemu. Ya, chemistry itu tetap ada dan terus terjaga!
Mudah-mudahan saat saya mudik nanti bisa berkumpul bersama para sahabat!
I miss you all!
No comments:
Post a Comment