Dulu Mama saya pernah coba membuat di rumah, dengan menggunakan custard dan dipanggang di oven di atas loyang yang sudah diisi air. Tapi hanya sekali itu saja. Lalu saya juga belum pernah mencobanya karena dalam pikiran saya bikinnya rumit pakai oven dan loyang berisi air. Belum lagi menggosongkan gula sampai menjadi karamel. Jadinya, saya cuma bisa menikmati puding karamel buatan bude saya setiap arisan keluarga.
Minggu lalu saya nonton acara Bake with Anna Olson di AFC tentang puding kukus. Ia memperagakan bagaimana membuat puding kukus (steamed pudding), sebetulnya lebih cocok disebut cake kukus sih, dengan dua cara: memanggang di oven di atas loyang berisi air atau mengukusnya di dandang/panci. Nah, dari situ saya teringat proses bikin puding karamel. Berarti sama saja dong? Kalau begitu, tanpa dioven, puding karamel itu tetap bisa dimasak dengan kukusan!
Langsung deh berburu resep. Sayangnya, saya belum menemukan resep bahasa Indonesia yang memuat puding karamel kukus, kebanyakan dari blog Malaysia. Salah satu yang jadi acuan saya ada di sini, tetapi saya hanya mengambil cara memasaknya saja. Sementara untuk resep, saya mengacu pada Puding Karamel dari Sajian Sedap.
Puding Karamel
Bahan
Karamel
100 gr gula pasir
75 ml air
Puding
4 butir telur
1/8 sdt garam
1/2 sdt vanilla bubuk
60 gr gula pasir
400 ml susu cair
Cara membuat
- Untuk karamel, panaskan gula di atas wajan/panci dengan api sedang, tunggu hingga mulai meleleh, masukkan air sedikit-sedikit. Aduk rata sampai tercampur, matikan api. Tuang dalam cetakan yang sudah diolesi mentega/margarin tipis-tipis. Sisihkan.
- Panaskan kukusan, pastikan jumlah air cukup.
- Dalam wadah, pecahkan telur, tambahkan garam & vanilla bubuk, kocok lepas sebentar.
- Masak susu dalam panci, panaskan hingga suam-suam kuku (tidak sampai mendidih).
- Campur susu ke dalam kocokan telur, aduk rata.
- Masukkan adonan susu tersebut ke cetakan yang berisi karamel tadi, sambil disaring supaya adonan tetap bersih.
- Kukus puding selama 45 menit.
- Setelah matang, angkat, diamkan dalam suhu ruang hingga uapnya hilang, dan simpan di kulkas dulu kira-kira 1-2 jam, lalu sajikan.
LESSON LEARNED!
- Biasanya saya menggosongkan gula pasir pakai teflon, cuma kadang terlalu gosong. Jadilah kemarin pakai panci. Eh, tapiiiiii saya memasukkan air terlalu cepat sehingga gulanya malah kurang gosong dan terlalu cair hehehe. Next time, bikin karamel memang perlu ekstra sabar dan sepertinya pakai teflon atau wajan lebih sip!
- Saya menggunakan dua kukusan: dandang dan kukusan Tupperware yang ditaruh di atas wajan. Hasilnya entah mengapa berbeda. Puding yang dikukus di dandang teksturnya berlubang dan kurang lembut. Sementara yang di kukusan hasilnya lebih lembut dan nyaris tanpa rongga. Memang sih saya sempat mengecilkan api kukusan karena kalau mengukus menggunakan wajan, airnya lebih cepat menguap. Baru di saat-saat terakhir saya besarkan apinya. Apa karena pengaruh itu? Nggak tahu juga ya. Ini masih jadi PR saya untuk puding karamel berikutnya.
Biarpun setengah gagal, rasanya mah tetap enak! Ya ampun, saya sampai merem melek pas makan pudingnya, ternyata begini cara buatnya! Kenapa nggak dicoba dari dulu yaaa?