Friday, February 16, 2018

#Modyarhood - Kapan Terakhir Kali Kencan dengan Suami?


Halo blog!
Sudah bulan ke-2 di 2018 dan saya belum menyempatkan diri untuk bercerita di sini. Sibuk? He eh, sibuk main instagram, sibuk jualan buku anak, sibuk jadi content writer lepas, sibuk ngurusin rumah, sibuk leyeh-leyeh. Iyes, seperti biasa, kebanyakan alasan.
Padahal, utang cerita menumpuk, salah satunya ulang tahun si Kakak dan cerita tumbuh kembang The Pwettiest Baby. Tapi ya atas nama kesibukan yang nggak sibuk beneran, beginilah jadinya. Mungkin ya memang harus diniatin untuk posting setidaknya seminggu sekali!

Seminggu belakangan ini saya rajin follow @byputy dan ternyata bareng mamamolilo punya blogging project #Modyarhood. Saya langsung cari-cari dong itu apa dan seru juga! Jadi, mereka menginisiasi tema berbeda setiap bulannya dengan semangat "Walau kadang bikin mau modyar tapi tetap yahud." Oke, ini wadah yang cocok buat saya yang sering galau-galau nggak jelas sejak jadi working-at-home-mom *nyengir kuda*

Tema bulan ini, berhubung katanya Februari itu bulan penuh cintah, adalah ....... Kencan setelah punya anak! Wait, what??

Pagi2 hunting buku di BBW 2017

Kencan? Apa itu kencan?
Saya aja lupa kapan terakhir kali naik motor berdua suami aja, nggak pakai ditemplokin bayi atau bocah dalam kurun waktu enam bulan terakhir.


Oh pernah.

Saat terpaksa hujan-hujanan suami antar saya untuk bantu teman melakukan rekrutmen karyawan. Waktu itu anak-anak saya titip Bude Tetangga karena hujan lumayan deras. Romantis? Nggak sama sekali, yang ada celana saya basah dan jaket suami mendadak kisut setelah dicuci. Padahal, itu jaket JKT48 kesayangannya lho. Uhuk! Maaf ya Yah :*

Balik lagi ke pertanyaan tadi. Kapan terakhir kali kencan dengan suami?
Kalau jawaban jujur beneran sih, terakhir pergi berdua aja itu pas Big Bad Wolf 2017. Pas suami datang ke Jakarta (iya, waktu itu saya masih LDR), kami rela pergi pagi-pagi jam 7 teng naik motor dari rumah untuk hunting buku. Berhubung di rumah orang tua saya banyak bala bantuan, makanya saya bisa tenang titip bocah dan bayi. Itu pun jam 10 saya sudah disuruh pulang lantaran bayi pengen mimik ASI segar.

Sejak pindah ke Bontang pertengahan Agustus 2017, artinya kami cuma berempat di sini. Saling bergantian aja ngurus anak. Kalau saya alhamdulillah lagi ada kerjaan, giliran suami yang jaga anak-anak. Bisa juga titip di rumah teman yang anak gadisnya jago momong bayi dan bocah :D

Boro-boro kencan, bisa berduaan naik motor aja jarang.

Hal berbeda terjadi ketika kami masih tinggal di Jabodeta (minus -bek) kurun waktu 2014 - 2017, sebelum si bayi lahir. Sebagai suami istri Sabtu-Minggu alias ketemu weekend aja, kami sering kabur kencan tiap ada libur agak panjang. Paling sering sih dari Bogor naik KRL ke Grand Indonesia atau KoKas. Kadang keliling Bogor aja cari kafe buat makan minum cantik. Anak? Si bocah mah seneng diajak keliling mall sama Mbay-nya (nenek dalam bahasa Palembang). Jika pas di Tangsel, paling naik motor ke Pamulang, atau janjian ketemu di Aeon setelah pulang kerja dan pulang kuliah, atau curi-curi waktu makan siang buat makan di Aeon. Sering juga ya ternyata hehehe.

Makanya, pas di Jabodeta minus -bek itu saya bisa sombong dan bilang, "Kencan setelah menikah itu harus!" soalnya memang itu bikin hubungan dengan pasangan lebih berkualitas. Kapan lagi bisa ngobrol A-Z ngalor ngidul tanpa ngomongin soal baju anak yang sudah kekecilan, urusan sekolah anak, bikin list panjang mainan anak, atau dipotong obrolannya sama bocah :P Iya, karena kalau ngobrol depan bocah itu banyak interupsinya, plus harus filter omongan juga ya hahaha.

Namun, setelah tinggal berempat lagi, cara kami 'kencan' harus dirombak ulang dong. Kencan versi kami berarti menunggu anak-anak tidur, dengan syarat saya nggak ikutan ketiduran (lebih sering begini soalnya). Ngapain? Ngobrol aja, isu-isu paling hits, gosip-gosip nggak jelas, gundah gulana tentang masalah dunia, sambil ditemenin sekantung micin, eh salah, keripik kentang atau snack lain yang gurih-gurih. Kostumnya ya kostum rumah dong, saya dengan daster, suami dengan sarung. Nggak sampai dua jam, ada suara bayi ngeeeekkk minta mimik. Ya udah kelar begitu saja :D

Maunya sih mesra terus kayak begini. Foto sebelum wisuda S2 suami

Satu hal yang pasti, di tahun ke-13 kami bersama, saya senang bisa kumpul serumah lagi setelah 3 tahun nggak serumah lantaran suami nomaden, wara-wiri tiga kota tiga provinsi. Saya pun merasa waktu berduaan itu selalu mahal harganya, karena bisa sesekali disela teriakan bocah atau tangisan bayi. Pintar-pintar aja atur waktu supaya bisa tetap mesra selalu dengan pasangan. Dan ya sepertinya, kalau kami mudik ke Jabodeta minus -bek, kami bisa kencan berdua walau cuma ke warung burjo atau McD dekat rumah ;)

Kalau kencan dengan pasangan versi teman-teman bagaimana?

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.