Saturday, November 27, 2010

Wedang Jahe, anyone?


Hujan kemarin sore menginspirasi saya untuk membuat wedang jahe. Apalagi setelah sibuk bongkar-bongkar resep dari tabloid NOVA. Wedang jahe menjadi penutup obsesi saya terhadap dapur kemarin malam.

Resep wedang jahe yang ada di NOVA lebih variatif. Saya hanya mengambil resep dasar wedang jahe-nya saja. Jadi, benar-benar cuma dua jahe ukuran besar, satu batang kayu manis, gula jawa dicacah kasar,dan gula pasir secukupnya. 

Cara membuatnya sederhana dan mudah kok!
  1. Cuci bersih jahe, lalu memarkan. 
  2. Bakar jahe sampai aroma jahe lebih tajam dan pedas.
  3. Rebus air bersama jahe, kayu manis, gula jawa, dan gula pasir sampai gula larut dalam air. 
  4. Hidangkan saat masih panas. 
Saya membuatnya menjadi tiga cangkir. Satu untuk saya, satu untuk ibu saya, dan satu untuk eyang putri saya.
Ibu saya sih lebih suka aroma dan rasa jahe yang lebih pedas, jadi menurutnya lumayanlah wedang bikinan saya. Namun, eyang saya bilang enak dan pas! 
Kalau saya sih suka sekali! Hangat, tetapi tidak terlalu pedas :)

Minggu depan mau bikin lagi, tetapi kali ini untuk suami ;D

Silakan dicoba di rumah!

Menjelang hari H (4)

Mari bertaruh, minggu depan saya tidak akan berada di depan laptop untuk bercerita tentang akad nikah saya.
Hampir bisa dipastikan pada jam ini di minggu depan saya akan tiduran di kamar, meluruskan kaki dan badan. 

Yap! Hari itu semakin mendekaaaattt........................
Dan rasanya pikiran dan hati saya mulai tidak karuan.

Seperti kemarin, dan juga pagi ini.
Bagaimana mendeskripsikannya ya?

Satu, saya jadi sangat terobsesi dengan makanan. Kemarin, saya menghabiskan banyak waktu untuk masak di dapur : masak, memanaskan makanan, memotong buah, membuat salad, mengunyah, membuat wedang jahe. Ini di luar kebiasaan saya. Tiba-tiba saya jadi sangat bersemangat untuk ke dapur! 
Yeah, walaupun saya sebetulnya memang suka masak, tetapi kemarin itu terasa tak biasa bagi saya. Saya sangat ingin mengunyah atau membuat sesuatu! Sebelum akhirnya upaya itu terhenti oleh obat anti alergi yang sukses bikin saya tidur lelap! 

Setelah menuliskannya kembali, saya yakin, obsesi terhadap makanan itu adalah bentuk kegelisahan saya. Bahwa saya gugup. Gugup menghadapi pernikahan saya MINGGU DEPAN.

Dua, saya bangun tidur dengan linglung tadi pagi. Saya bingung dengan apa yang saya kerjakan hari ini. Pikiran saya ke mana-mana. Susah sekali untuk fokus! Keluar kamar saya langsung mandi, dan berharap mandi bisa meredakan kebingungan saya. Setelah mandi, saya langsung sarapan dengan semangkuk sereal, ditambah omelet tomat bikinan sendiri. Lalu kesibukan menyiapkan ratus wangi di kamar manten sedikit membuat saya terfokus. Sialnya, obat anti alergi kembali membuat saya sangaaaattt ngantuk, sehingga rencana membereskan pekerjaan video editing tertunda. 
Makan siang mampu mengembalikan energi saya. Saya jadi lebih fokus. Pikiran dan hati bisa sejalan lagi. 

Menuliskan ini semua semakin meneguhkan bahwa saya memang sedang gelisah. 

Rasanya baru sore ini saya "kembali" utuh, setelah melanglang buana selama dua hari. 

Masih ada enam hari lagi sebelum hari H.
Kondisi fisik dan mental saya harus prima!

Mudah-mudahan berbagi cerita di sini bisa membantu saya melepaskan kegelisahan :)

Tuesday, November 23, 2010

Through the years! :)

Kami membutuhkan waktu lima tahun untuk sampai ke lembaran akhir buku seri pertama 'Hammy-Bhuy'. 
Insya Allah, sebelas hari lagi kami akan menerbitkan buku seri kedua 'Hammy-Bhuy', dan berdoa akan terus terbit seri-seri berikutnya!

 Rambut saya pendek! :P

 Mahasiswa menyamar menjadi turis dadakan 

 Di hari ulang tahun dia (^3^)

 Coffee bean @ PS

 Impian saya tercapai! Kencan naik mobil di Jakarta! :D

 Kencan kami selalu berakhir dengan perut super penuh!

 PON! PON!

 Pipi tembem andalan!
Saya pecinta durian!
 Tapi dia tidak! ini adalah pemaksaan saya padanya! Hahahaha

Menjelang hari H (3)

 Talk to talk!

Ketika saya menghitung hari menjelang hari pernikahan, kata 'komunikasi' menjadi kata yang paling saya ingat.
Saya dan calon suami berbeda kota, berbeda pulau. Komunikasi adalah hal yang harus selalu dilakukan untuk menyelesaikan semua urusan-urusan penting menjelang hari H.

Belum lagi soal bagaimana mempertemukan dua keluarga besar, yang masing-masing punya cara pandang dan kebiasaan berbeda. 
Ini tantangan bagi kami, juga bagi keluarga besar kami masing-masing. Mengingat besarnya tekanan mendekati hari H, ditambah gaya berkomunikasi yang berbeda satu sama lain.

Calon suami mengaku pusing menghadapi semua urusan pernikahan, termasuk rencana resepsi kedua, eh, ketiga di kota asal calon suami. Ia menambahkan, seharusnya kami berdua bisa lebih santai dan berfokus pada diri sendiri sementara semua tetek bengek pernikahan diurus oleh orang lain yang terpercaya. Faktanya, si calon suami mesti memikirkan juga semua hal, sampai hal kecil sekalipun. 

Di satu sisi saya mengamini pernyataan calon suami. Namun, jika itu menyangkut kepentingan kami berdua, memang kami tetap perlu turun tangan mengurus semuanya. Minimal tetap mengontrol bahwa semua aman terkendali. Inilah yang juga dilakukan oleh ibu saya dan saya. 

Beruntung ibu saya adalah tipe ibu-ibu yang hobi mengatur, menata, dan mempercantik segala hal. She has her own taste. Saya pun tipe anak manis yang menurut kepada apa kata orang tua. Saya cuma berpikir, ibu saya hanya satu kali mantu, jadi silakan mengatur segala hal sesuai keinginannya. Apalagi posisi ibu saya sebagai pemangku hajat. Saya yakin betul ibu saya punya passion luar biasa dalam hal mengatur ini itu ;D

Meskipun begitu, ada beberapa hal yang tetap saya urus sendiri, seperti undangan, barang seserahan, dan tentu saja perawatan tubuh. Untuk dua hal terakhir, bagi saya menjadi kenikmatan luar biasa! Kapan lagi bisa berbelanja dan bermanja-manja di salon lama-lama tanpa khawatir uang habis? Ya, karena dibantu oleh calon suami! :P

Kembali lagi ke soal komunikasi.
Untung teknologi komunikasi sekarang serba canggih. Telepon hayukkk, bbm-an gratissss, kirim dokumen via email juga okee. Semua mempermudah. Namun, bagi kami mengurus pernikahan jarak jauh begini juga ribet. Ada banyak hal yang mestinya bisa dilakukan bersama jadi dilakukan sendiri-sendiri. Belum lagi jika menyangkut urusan keluarga masing-masing, waduh pusingnya bukan main! 

Tetapi inilah seni dalam mempersiapkan pernikahan, bukan?

Butuh kesabaran ekstra dari semua pihak, juga saya dan calon suami.

Dan kalimat 'maklum, calon pengantin deg-degan' kerap jadi jurus ngeles saya kalau saya sedang sensitif atau melakukan kesalahan bodoh! :D

Monday, November 22, 2010

Menjelang Hari H (2)


Menyiasati waktu yang sempit untuk menyelesaikan hal-hal penting sebelum hari H adalah hal yang gampang-gampang susah bagi kami berdua.
Begitu juga soal sesi foto pre wedding.

Kami melakoni sesi foto pre wedding pada awal Oktober lalu dan hanya berlangsung setengah hari saja, cuma sekitar 6 jam. Sesi foto ini terbilang serba dadakan. Pasalnya, mendadak fotografer yang sudah saya minta jauh-jauh hari tidak bisa di hari di mana calon suami sedang di Jakarta. Waduh, berabe kan kalau batal? Sementara saya dan calon suami hanya punya waktu itu saja untuk melakukan sesi foto. 

Untung saya dipertemukan dengan kenalan ibu saya yang kebetulan juga sering mendokumentasikan foto-foto di acara penting keluarga kami. Om fotografer inilah yang menyelamatkan sesi foto kami :)

Sesi foto dilaksanakan di Taman Kota 2, BSD. Kami sukaaaa sekali di sana dan menghasilkan banyak foto-foto bagus! Si calon suami yang memang fotografer dan gila foto menjadi pengarah gaya untuk foto-foto kami. Sayangnya, hujan keburu turun sebelum kami menyelesaikan sesi foto di sana. Jadi, baru sebagian taman kota yang kami jelajahi. 
Hujan deras membuat kami mengurungkan niat untuk melanjutkan sesi foto outdoor. Pilihan pun jatuh ke rumah saya. Ternyata banyak sekali bagian rumah saya yang bisa dijelajahi lebih dalam! Huraaayyyy!!!! :D

Om fotografer pun suka dengan hasil-hasil foto kami. Silakan klik link berikut untuk beberapa foto prewedding kami. Siapa tahu bisa terinspirasi juga.

NKOTB vs BSB @ AMA 2010



Seperti balik ke zaman muda, kira-kira 12 tahun lalu!
They're rock!!!!

Menjelang hari H (1)



Yes, its finally! Ini adalah undangan pernikahan kami.

Butuh kurang lebih 1 tahun untuk menyiapkan semua pernak-pernik pernikahan ini.
Khusus undangan, kami berdua sepakat untuk membiayainya. Selebihnya menjadi tanggungan orang tua saya sebagai pemangku hajat. Saya memesan undangan ini di Domino Wedding Card sejak bulan Juni 2010. Bersama calon suami dan ibu saya, kami mendatangi kantor Domino di bilangan Palbatu, Tebet. Sebetulnya beberapa waktu sebelumnya saya sudah menetapkan model undangan, berupa dompet. Saat datang ke Domino, kami menyepakati model undangan ini. Beberapa hari kemudian, tim Domino mengirimkan email desain undangan beserta isinya. Untuk isinya, saya sendiri yang meminta dibuatkan model lembaran yang berbeda untuk siraman, akad, dan resepsi, plus peta. Tujuannya, supaya lebih mudah dibaca para tamu.

Bahan dompet terbuat dari kain shantung warna emas yang melapisi karton tebal. Pita yang diikatkan berwarna hijau dengan pinggiran emas. Tim Domino mengemas undangan dengan plastic wrap yang sangat rapi, dan pita hijau di luarnya.

Saya sangat puas dengan undangan ini!
Komentar beberapa teman juga positif. Bahkan mereka merasa sayang untuk membuka undangannya karena terlalu bagus! :D

Ada juga teman yang berkata, undangan ini saya banget! Ya, karena si pita hijau itu. Dan saya harus memberikan kecupan sayang pada si calon suami untuk pilihan warna pita hijau emas ini.

Undangan model ini juga sudah punya pengikut di Domino. Konon, sudah ada beberapa pelanggan Domino yang memesan undangan serupa dengan punya saya!

Puas kah saya?
Ya! Sangat puas!

Sayangnya, saya hanya bisa memberikan beberapa undangan saja untuk para sahabat dekat, mengingat para pemangku hajat yang mengatur jatah undangan saya. Eh, para pemangku hajat tak lain dan tak bukan adalah orang tua saya.
Akhirnya pun saya mengalah, mengundang teman-teman via Facebook saja dengan undangan berikut.

Semoga teman-teman yang diundang bisa hadir ya!
Mohon maaf jika kami tidak mengundang semua karena keterbatasan tempat dan harus berkompromi dengan para pemangku hajat.
Namun, doa restu teman-teman tetap kami nanti! :)

Setelah sekian lama....

Setahun saya berpindah ke lain hati meninggalkan blog ini.
alasan klise, terlalu sibuk bekerja.

Masa pingitan menjelang pernikahan membuat saya tergerak untuk "membangkitkan" si Hejo.
Juga karena tergoda dan termotivasi oleh blog seorang teman, Widya, yang menarik dan enak dibaca.

Nah, selamat membaca lagi si Hejo.

si Hejo lahir kembali tepat hari ini!
:)
Powered by Blogger.