Sejak full makan nasi dan lauk yang sama seperti kami, Rasya memulai petualangannya di dunia rasa. Sehari-hari Rasya makan lauk yang sama, ya nasinya ya lauknya. Paling saya memvariasikan jenis sarapan, supaya Rasya nggak bosan. Sarapan bisa nasi goreng, nasi plus lauk, roti, hingga kue jajan pasar seperti singkong rebus atau nagasari, bahkan buras (sejenis ketupat yang biasa jadi teman makan coto makassar). Baru siang dan makan sore makan lauk yang sudah saya siapkan. Bumbu pun juga dibuat secukupnya (bukan seminimal mungkin), sehingga tetap ada 'rasa' untuk lidah orang dewasa, tetapi tidak terlalu tajam untuk Rasya.
Belakangan ini saya juga jarang makan pedas. Soalnya, Rasya suka nimbrung makan apa yang sedang saya makan. Khawatir ia main comot, terus kepedesan. Malah kadang melihat saya makan, ia langsung duduk di hadapan saya sambil bilang, 'Maam, maem, maam, maem' berkali-kali. Kalau sudah begitu, mana tega membiarkan Rasya mupeng hihihihi :D
Jika sehari-hari Rasya sudah kenyang makan masakan Mama, akhir pekan malah jadi ajang petualangan dunia rasa untuk Rasya. Jujur, pas akhir pekan saya kadang malas masak. Kalaupun masak, ya masak yang gampang-gampang saja, sekedar untuk sarapan atau lauk tambahan Rasya. Jadilah, kami sering makan di luar atau beli bungkus.
Kesepakatan saya dan suami adalah memperkenalkan jenis makanan sebanyak-banyaknya pada Rasya. Sampai usia 2 tahun menjadi periode terbaik untuk memperkenalkan beragam rasa pada anak. Setelah usia 2 tahun, anak mulai bisa memilih jenis makanan, mana yang ia suka dan tidak suka. Ehm, sekarang pun sebetulnya mulai tampak. Contoh, Rasya sudah nggak suka biskuit bayi. Ia lebih tertarik pada biskuit lain yang bentuknya beragam.
Rasya juga lagi senang-senangnya minum jus buah dengan sedotan. Pernah sekali waktu, jus melon pesanan saya habis diseruput Rasya. Itulah mengapa sekarang saya kerap memesankan jus buah saja (tanpa gula dan es) atau sesekali membuatkan jus di rumah.
Apakah kami tak khawatir dengan MSG yang ada dalam masakan di rumah makan? Hmmm...kalau saya sih selama masih bisa request (tanpa penyedap, nggak pedas, dll) nggak masalah. Kalau memang nggak bisa disesuaikan ya nggak apa-apa juga. Toh Rasya makannya juga tidak banyak dan hanya sesekali. Yang penting Rasya makan :)
Seperti saat libur panjang kemarin, Rasya icip-icip soto banjar. Rasya suka dan makannya lahap, apalagi ditemani kerupuk. Ia juga suka tempe bacem (saya bisa juga bikin sendiri), sudah icip-icip ikan bakar juga (ambil daging ikan yang tak terbakar, biasanya makan ikan baronang yang dagingnya banyak dan duri sedikit), bubur ayam (favoritnya!), dan masih banyak lagi.
Pendek kata, kami ingin Rasya terbiasa makan apa yang tersedia di hadapannya, sekaligus merangsang indera perasanya dengan beragam rasa. Sejauh ini, saya merasa sangat terbantu dengan Rasya yang doyan apa saja. Mudah-mudahan ini berlanjut terus :D
Rasya dan singkong rebus |
No comments:
Post a Comment