Thursday, November 21, 2013

Catatan Rasya (20): Our Mini-me!

Bayi yang dulu sepanjang botol sekarang sudah sepanjang guling.
Begitu kata suami saya setiap melihat Rasya tidur nyenyak. Kakinya tampak lebih panjang. Rasya sudah lebih tinggi dari galon air mineral, suka jinjit mengambil barang di meja, dan memanjat semua yang bisa dipanjat.

Dua puluh dua bulan. Dua bulan menjelang dua tahun. Nggak kerasa, tahu-tahu sudah sebesar ini anak kecil di rumah saya. Kami masih menanti lebih banyak kata darinya, meski sekarang jauuuuuhhhh lebih ramai dan berisik di rumah. Di sini saya coba mencatat perkembangan apa saja yang sudah dialami Rasya, sambil mencocokkan dengan milestone chart di Baby Centre.
  • Bisa menggunakan sendok dan garpu dengan baik
  • Berlari ke mana pun ia suka
  • Melempar bola
  • Menggosok gigi dengan bantuan
  • Menunjuk gambar ketika kita mengatakan suatu kata
  • Kadang mulai tahu ketika ingin pipis (meski lebih sering berakhir jebol duluan)
  • Setiap selesai melakukan sesuatu ia akan mengatakan 'dah!' untuk sudah
  • Mau ini itu masih menunjuk, tetapi ia hapal persis di mana saja barang-barang favoritnya berada
  • Bisa melepas celana sendiri 
  • Memakai baju sendiri, meski baru memasukkan kepalanya saja
  • Bisa naik tangga sendiri (memanjat) & menuruni tangga dengan bantuan
  • Senang kalau dimintai tolong melakukan pekerjaan di rumah (menaruh baju kotor, alat makan bekas pakai, buang sampah, ambil barang, dll)
  • Mampu memahami dan menjalankan dua instruksi 
  • Mampu bermain puzzle sederhana (baru lewat aplikasi di tablet)
  • Meniru perilaku orang lain, terutama dari ayah dan mama
  • Joget-joget saat mendengar musik yang upbeat
  • Mengenal anggota tubuhnya & mampu menunjukkan dengan tepat
  • Mengendarai mobil-mobilan dengan lihai dan kadang brutal, sampai bisa melepas rodanya
Umur segini memang lagi lucu-lucunya. Namun, di balik segala kelucuan itu, drama pun mulai sering hadir di rumah kami. Soalnya, Rasya sudah jago banget urusan marah-marah jika keinginannya tidak dipenuhi. Untuk yang satu ini, kami harus pintar-pintar mengalihkan perhatiannya supaya nggak keterusan ngamuk. Entah kenapa, muncul kebiasaan Rasya guling-guling di lantai dan melentingkan badan ke belakang saat marah. Kalau sudah begitu, saya dan suami harus tegas pada Rasya. Sementara teknik yang kami pakai campur antara mengabaikan dan menegurnya. Saya belum tahu mana yang pas, tetapi kami berusaha membuat Rasya tahu bahwa itu tidak baik dan tidak boleh dilakukan. Makanya kalau keterusan sampai ngamuk, mesti langsung dialihkan ke hal lain yang ia suka atau.....clep! Kasih harta benda Rasya paling berharga.

Iya, harta itu adalah ASI. Saya masih menyusui dan memang berencana demikian sampai ia dua tahun. Meski begitu, saya pun masih belum terbayang harus mulai menyapihnya dari mana nanti hehehe. Setiap hari sering saya ajak bicara kalau saat 2 tahun ia harus berhenti minum ASI karena sudah besar. Sebagai gantinya, Rasya minum susu dari gelas. Yaaaaa, seolah ia tampak mengerti. Tapi ya menit berikutnya langsung nodong minta (>.<)
Chibi-chibi Cherry Belle (>.<)
Semakin ke sini, Rasya semakin jelas meniru setiap perilaku kami. Minum air misalnya, ia cenderung lebih antusias jika minum dari gelas yang sama seperti kami pakai. Makan juga begitu, piring makan waktu bayinya jarang dipakai. Ia juga selalu ingin makan apa yang kami makan. Dalam hal berpakaian pun begitu, Rasya ingin memilih sendiri semuanya. Nggak boleh? Siap-siap dia akan marah *garuk-garuk kepala*

Apapun yang ia lakukan, bagi kami tetap lucu, geli, kadang kesal tapi nggak bisa marah-marah juga, sekaligus bikin speechless. Seperti tadi sore, saya menemukan salah satu pintu lemari baju Rasya lepas. Eh ternyata, dia membuka dan menarik pintu itu sekuat tenaga. Hasilnya, mur dan bautnya lepas, ujung pintunya pun rusak. Hadeehhh Rasyaaaaaa..............(_ _)"

Kondisi pintu lemari yang 'dilepas' Rasya

Tuesday, November 19, 2013

Nasib Baby Wrap setelah 18 bulan

Dulu banget, pas Rasya masih bayi, saya pernah menulis soal menggendong bayi dengan baby wrap. Nggak terasa sekarang Rasya sudah besar, sudah bisa jalan sendiri, joget-joget, bahkan lari. Kemudian saya jadi teringat baby wrap di rumah. Untung cuma punya 2 buah, untung nggak kalap beli segala macam model gendongan yang nge-trend saat itu. Sempat lho, saya dan suami kepingin beli baby carrier yang macam SSC (soft structured carrier) itu. Sudah lihat-lihat, pas lagi diskon akhir tahun juga, eh...Rasya Alhamdulillah sudah jalan. Batal deh, hahaha.

Terus bagaimana nasib gendongan itu?

Sampai Rasya usia 22 bulan ini, baby wrap kadang saya pakai untuk menggendong Rasya saat dibonceng bareng ayahnya naik motor, terutama kalau perjalanan agak jauh. Begitu juga saat pergi jalan-jalan ke mall, kadang saya menyiapkan baby wrap untuk menggendong samping, supaya saya dan suami nggak pegal saat menggendong Rasya. 

Dari dua baby wrap yang saya miliki, saya lebih sering memakai Hanaroo, karena lebih tebal dan kuat untuk menopang tubuh Rasya. Syukur Rasya nggak pernah rewel kalau dipakaikan ke baby wrap. Sejauh ini baby wrap itu masih jadi andalan. 

Dari pengalaman itu, ternyata punya baby carrier nggak perlu banyak-banyak, hehehe. Cukup pilih satu atau dua model yang yakin banget bakal terpakai, plus kita dan suami (atau siapapun yang momong si kecil) bisa memakainya. Di rumah saya juga punya gendongan kain batik alias jarik yang biasa dipakai ibu mertua atau salah satu pembantu saya dulu untuk menggendong Rasya. Saya dan suami juga lebih suka menggendongnya pakai jarik kalau di rumah. Sekarang sih jariknya dipakai untuk selimut tidur Rasya saat tidur siang (pas dia mau diselimuti saja). Punya SSC yang KW pun cuma terpakai sesekali. Jadi, tergantung pilihan masing-masing, suka gendongan gaya apa ;)

Eh tapi, saya pernah lho lihat bapak-bapak di mall gendong anak batitanya di belakang dengan gendongan ransel yang ada tempat duduknya gitu. Pokoknya gede! Mungkin itu gendongan anak untuk dibawa naik gunung. Saya dan suami sampai terpukau dan langsung terlintas pertanyaan 'itu beli di mana?' 

Kayak begini nih gendongannya!
Pinjam di sini
Hmm...
Apa saya beli baby carrier eh toddler carrier lagi ya? Kali ini cari SSC yang bisa gendong belakang, kan anaknya sudah batita. Lumayan lho dipakai kalau jalan-jalan keluar kota. 

Ayaaaahhh, beli yuuukkkk! *kode ke suami*



Tuesday, November 12, 2013

Pancake Pizza yummy!

Biasanya saya cuma membuat pancake ditabur meises, keju parut, atau sosis. Bahkan kadang saya lebih suka pancake 'diguyur' madu atau taburan gula halus-kayu manis. Nah, semalam kepikiran bikin pancake pizza. Bukan resep baru, tanya Mbah Google banyak resepnya. Sebelumnya saya buat pizza roti, jadi topping pizza dioles di atas roti terus dipanggang sebentar. Kali ini topping pizza dioles di atas pancake, panggang sebentar biar kejunya meleleh. Nikmati hangat enaaakk banget!



Bahan
Pancake
7 sdm tepung terigu
1/4 sdt baking powder
1/4 sdt soda kue
Gula pasir secukupnya
1 butir telur
250 ml susu cair

Topping pizza
200 gr daging giling
1/2 buah bawang bombay, cincang kasar

4 buah tomat besar, kupas kulit dan buang bijinya, blender halus
3 buah tomat kecil, kupas kulit, buang biji, potong dadu
4 sdm saus tomat

1 sdm minyak goreng 
Air secukupnya
Garam, merica, pala, gula pasir secukupnya
2 sdm tepung maizena
Keju parut

Cara membuat
  1. Aduk semua bahan kering dalam satu wadah. Masukkan telur, aduk sebentar, lalu tambahkan susu cair hingga adonan rata. Diamkan sebentar selama 15 menit.
  1. Panaskan wajan datar. Setelah panas, tuang 1 sendok sayur adonan. Masak hingga permukaannya muncul gelembung-gelembung kecil, lalu balik dan masak hingga coklat. Masak seluruh adonan hingga habis. 
  1. Untuk topping, panaskan minyak dalam wajan. Tumis bawang bombay hingga harum, masukkan daging giling, masak hingga berubah warna. Tambahkan air dan jus tomat, aduk rata. Lalu masukkan saus tomat, potongan tomat, garam, merica, pala, dan gula pasir secukupnya. Masak sampai matang. Setelah matang, tambahkan larutan maizena untuk mengentalkan saus. 
  1. Ambil satu buah pancake, olesi dengan topping. Taburi keju parut. Masak sebentar di wajan datar yang sudah dipanaskan dan tutup dengan api kecil. Masak supaya keju meleleh. Setelah matang, angkat dan sajikan hangat.
Catatan:
  • Jika suka menggunakan mentega, saat memanaskan wajan datar boleh ditambahkan mentega. Pengalaman saya sih pancake lebih bagus warnanya ketika wajan tidak dioleskan mentega, makanya gunakan wajan datar anti lengket. Kalau pakai mentega, warna coklat merata pada pancake baru muncul saat memasak pancake ketiga. Pancake pertama akan cenderung kuning, nggak berwarna coklat seperti pancake di film-film itu hehehe.
  • Kalau lagi nggak ada tomat, pakai cara ‘curang’ sedikit boleh kok. Tambahkan saus Bolognese jadi (merek del monte lebih enak) secukupnya, 3-4 sdm deh. Lalu bumbui dengan garam, merica, pala bubuk, gula pasir.

Sunday, November 03, 2013

Tentang Kehilangan

Di tempat kerja, saya punya dua orang teman satu ruangan, satu seorang bapak, satu lagi seorang ibu. Keduanya lebih senior daripada saya, bahkan cukup mengenal suami saya saat ia sekolah dulu. Kami bertiga sering banget bercerita macam-macam, mulai dari urusan pekerjaan, rencana liburan, hingga tentang anak. 

Sebagai sesama ibu, saya dan teman saya sering sekali menceritakan perkembangan anak-anak kami. Anak beliau sudah besar, yang pertama kuliah tingkat tiga, yang kedua baru masuk kuliah. Kedua anaknya tinggal di Bandung. Sehari-hari, di sela pekerjaan kami, cerita soal si kakak sedang sibuk apa, si adik sedang asyik apa itu selalu muncul dan menjadi bahan obrolan atau malah diskusi seru. 

Hingga kemarin, saya ditelepon beliau.

Anak pertamanya, si kakak, kecelakaan motor tunggal dan kondisinya kritis.

Astagfirullah...

Seharian saya berpikir banyak hal soal anak beliau itu. Berdoa mengharapkan keajaiban, tetapi juga berusaha merelakan jika Allah SWT memutuskan yang terbaik bagi si kakak. Saya juga terus memikirkan kondisi teman saya, sehingga saya tetap berusaha berkomunikasi dengannya via sms. Satu sms terakhir dari teman saya mengatakan bahwa peluang hidup si kakak tipis, seluruh keluarga sudah diminta berkumpul dan mengikhlaskan. Si kakak juga sudah dibantu oleh banyak alat untuk bertahan hidup pasca kecelakaan itu. Satu per satu alat penopang hidupnya pun akan dicabut.

Pukul 19.55 WITA, saya dikabari suami yang juga dapat kabar dari temannya.

Si kakak meninggal dunia, dalam usia yang masih sangat muda, sekitar 20 tahun. 

Saya terdiam dalam hati, lalu menarik nafas panjang. Kebetulan saya sedang bersama seorang teman kerja dan kami saling mencurahkan perasaan kami yang tak karuan. 

Saya nggak pernah bertemu si kakak, tetapi saya mengenalnya dari cerita sang ibu. Kekhawatiran sang ibu karena si kakak ini sibuk sekali, kebanggaan sang ibu atas prestasi si kakak, hingga harapan sang ibu untuk calon istri kakak kelak. 

Saya juga merasa kehilangan... sangat kehilangan...dan berusaha merelakannya.
Saya tak kuasa membayangkan perasaan orang tua dan adiknya. Saya nggak bisa membayangkan apapun, kecuali ingin memeluk teman saya dengan erat. 

Sebab bagi seorang ibu, kami bisa kehilangan apapun atau siapapun di dunia, kecuali anak. Karena anak adalah buah hati yang dinanti, dikandung dan dibawa ke mana-mana selama 9 bulan, dilahirkan dengan mengorbankan nyawa, hingga dibesarkan dengan penuh cinta. 

Ketika takdir menjemput si anak, maka yang bisa kami lakukan sebagai seorang ibu hanya mengikhlaskan karena itu yang terbaik baginya. 

Semoga si kakak tenang di sisi Allah SWT, itu adalah tempat terindah baginya saat ini dan yang akan datang. Semoga keluarga yang ditinggalkan kuat, tabah, serta mampu menjalani hari-hari berikutnya. Amin ya robbal'alamin....

Friday, November 01, 2013

Sibuk-sibuk di Bulan November

Kenapa ya si Sibuk selalu dikambinghitamkan ketika kita nggak sempat memperbaharui blog?
Seperti saya contohnya.
Saya sering banget mengkambinghitamkan si Sibuk selama bulan Oktober ini. Padahal ide tulisan lagi banyak, tapi selalu berhenti pada ide. Belum dilanjutkan menjadi aksi.

Bulan Oktober kemarin jadi bulan yang naik turun bagi saya. Semua orang di tempat kerja sedang sibuk, malah pakai lembur. Saya sendiri sibuk mempersiapkan kegiatan besar, yang menempatkan saya sebagai ketua panitia. Acara ini termasuk gede-gedean, terlebih lagi sudah absen dari agenda kegiatan sekolah sekian belas tahun. Cuma masa persiapan terhitung pendek, saya dan teman-teman mesti putar otak dan bekerja super keras untuk memberikan yang terbaik. Di H-7 begini, kepala saya makin cenut-cenut, meski tetap dijalanin juga. Stres ya iya, tapi saya bawa enak aja. Lagian saya punya obat stresnya di rumah, main sama Rasya :D

Pada bulan lalu juga saya memutuskan untuk bercerai dengan blackberry setelah 4 tahun bersama. Gara-gara BB Onyx saya jatuh untuk kesekian kalinya dan berakhir dengan LCD rusak, putih semua, dan 'pecah' :'( Ganti LCD lumayan juga biayanya, walhasil keputusan saya adalah berganti HP. Sekarang pakai Sony Xperia J, dengan BBM Android yang sudah terpasang. Dadah-dadah sama BB, sambil pasang mata supaya HP nggak dalam jangkauan Rasya. 

Akhir tahun semakin dekat! Liburan di depan mata! Tiket pulang sudah di tangan :D Sudah kangen main ke kota, pengen ngemall dan ajak Rasya jalan-jalan, terus belanja sampai puas. Semoga saja acara besar bulan November ini berjalan lancar dan sukses! Tinggal menikmati akhir tahun dengan senang karena kerja keras sudah dilakukan. 

Memang mesti begitu ya, kerja keras dulu, baru bersenang-senang kemudian. Work hard, play hard. 
Doakan acaranya lancar yaaa! 

Silakan intip agenda Rasya di bulan Oktober, sibuk banget deh anak kecil ini di bulan lalu ;)

Bikin pas foto pertama 
Bersama murid di Bontang City Carnival 2013
Rasya di Family Day Kagama Bontang

Powered by Blogger.