Monday, October 13, 2014

Kata Rasya (2): Panas-Dingin

Saya sering bingung, kok anak seusia Rasya sudah punya pemahaman sendiri mengenai berbagai hal. Padahal, tak semua yang ia pahami itu diajarkan oleh saya, suami, atau orang-orang yang ada di rumah. Tahu tahu ia datang dengan sejumlah pemahaman baru yang membuat saya geli atau terpana.

Ini terjadi beberapa minggu lalu. Jarum jam sudah beranjak dari angka 8 malam. Teorinya sih, Rasya sudah mengantuk, tapi kenyataannya belum. Rupanya ia lapar, dan bergegas ke meja makan, duduk di kursi yang biasa ditempati Atung-nya. Ia lalu mengambil sepiring mie goreng yang sengaja dibeli oleh Uti-nya. Rasya menyentuh mie goreng itu.
'Rasya mau mie goreng?'
'Mie dingin, panas(in),' kata Rasya sambil mendorong mie itu menjauh darinya.
'Lho, nggak apa-apa, kan tetap enak mie-nya. Rasya makan mie goreng ya?' Jawab saya sambil mengambil piring itu lagi.
Rasya memegang lagi mie-nya dan mendorong lagi piring itu.
'Nggak, mie panas(in). Panas(in)!' begitu respon Rasya sambil setengah merengek. Akhirnya, mie itu pun dipanaskan, baru deh ia mau makan lahap sampai habis.

Lain waktu, Rasya saya suguhi susu UHT yang sengaja saya hangatkan. Ketika saya berikan padanya, serta merta ia menolak keras sambil bilang, 'Mau mooo dingin! Mooo dingin!' Saya pun memasukkan susu itu ke lemari es beberapa saat, bahkan saya tambahkan susu dingin supaya terasa 'dingin'. 

Rupanya, dalam pemahaman Rasya, susu UHT itu paling enak diminum dingin. Untung kalau saya berikan susu kotak yang tidak dingin dia nggak masalah. Dia cuma nggak mau minum susu UHT hangat saja, sementara susu bubuk yang diseduh air panas ia tetap mau minum sampai habis.

Inilah serunya jadi orang tua, mengamati anak belajar dan memahami banyak hal. Perasaannya campur aduk, geli, bingung, kagum, dan pastinya, bangga luar biasa :)

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.