Tuesday, February 27, 2018

Wajib Tahu, Mengapa Harus Sarapan Pagi Sebelum Jam 9

Bicara soal sarapan, teman-teman masuk tim mana: selalu sarapan atau nggak sarapan?

Kalau saya, sarapan itu harus! Sejak zaman sekolah dulu, meskipun jemputan selalu datang jam 6 pagi, saya sudah terbiasa sarapan. Kebiasaan ini terus berlanjut hingga kuliah, bekerja, menikah sampai punya anak. Walau kadang sarapan ala anak kost cuma minum teh/kopi/susu hangat untuk celupan biskuit, tetap saja itu sarapan kan?

Begitu pula saat hamil dan menyusui, wuih jangan tanya porsi sarapan saya ya! Makin banyak hahaha. Malah bangun tidur ku langsung sarapan, maklum lapar setelah semalaman diajak begadang sama bayi. 

Rupanya, sarapan yang dilakukan dalam waktu 60 menit setelah bangun pagi justru baik untuk metabolisme tubuh kita lho! Bayangkan, saat tidur, tubuh kita ibarat puasa karena tidak ada makan dan minum yang kita konsumsi selama 6 - 8 jam. Terakhir makan malam sekitar pukul 7 malam. Praktis perut kita kosong dong. Inilah yang membuat kadar gula darah kita rendah saat bangun pagi. 
Jika kita memutuskan untuk menunda sarapan hingga menjelang siang, energi kita pasti habis dan justru kita makan sebanyak-banyaknya saat makan siang. 

Nggak heran kan kalau para ahli menyarankan untuk sarapan pagi sebelum jam 9. Pada rentang waktu sejak kita bangun tidur sampai jam 9 pagi adalah periode kritis dalam tubuh kita, apakah tubuh telah mendapatkan cukup asupan gizi untuk beraktivitas seharian atau tidak ada asupan yang masuk sama sekali ke dalam tubuh. Jika tidak sarapan, energi kita menurun drastis dan kita tidak bisa fokus beraktivitas. Bagaimana bisa bertahan aktif seharian penuh kalau belum juga siang kita sudah lemas tak berdaya karena nggak sarapan?

Inilah yang saya terapkan pada keluarga kecil saya: sempatkan sarapan sebelum memulai aktivitas hari. Sarapan mengenyangkan itu bikin kita lebih semangat memulai hari dengan positif. Saat sudah sarapan, rasanya tubuh lebih bertenaga untuk melakukan beragam kegiatan yang menguras pikiran dan fisik juga, baik di sekolah maupun di kantor. Ulangan mendadak dari guru bisa dikerjakan dengan mudah. Diajak meeting pagi-pagi setibanya di kantor pun nggak masalah. Harus bersih-bersih rumah juga ayo!

Makanya, sarapan itu waktu makan favorit saya, mood booster di pagi hari sebelum sibuk mengurus anak dan rumah. Menu sarapan untuk keluarga ala saya sih biasa saja, sesuai bahan yang ada di rumah. Biasanya nggak jauh dari nasi, telur ceplok/dadar/orak-arik, pancake, roti goreng, mie goreng buatan sendiri, atau kadang mie instan (pas belum sempat belanja). Menu tersebut saya prioritaskan untuk suami dan anak-anak. Maklum, pas masak biasanya saya sudah icip-icip, jadi kenyang duluan hahaha.

Namun, ada satu sarapan yang saya nggak mau berbagi sama siapapun di rumah. 

Sarapan Favorit! 
Iya, Energen rasa vanila, itu rasa favorit saya sejak pertama kali kenal Energen. Biasanya, saya sarapan ini setelah selesai memasak sarapan untuk serumah atau saat Runa sudah tidur pagi sekitar pukul 8. Bagi saya, menyeduh Energen, menghirup aroma vanila, menyeruputnya saat masih hangat, daaaannnn ....... meminumnya hingga tersisa sereal dan susu yang mengental di bagian dasar mug, itu semua me-time yang nggak boleh diinterupsi!

Energen juga pilihan terbaik untuk teman-teman yang enggan sarapan nasi. Walau berbentuk minuman, kandungan susu, sereal, telur, vitamin, dan mineral dalam Sigmavit di setiap kemasannya membuat perut cukup kenyang untuk waktu yang lama. Terbilang ringan, tetapi jelas minum makanan bergizi. 

Mengapa harus sarapan pagi sebelum jam 9? Karena dengan menyempatkan diri sarapan sehat setiap pagi, kita lebih mudah berkonsentrasi dan berenergi saat beraktivitas. Prestasi yang dicapai pun lebih optimal sebab didukung oleh tubuh yang fit pula. Semua orang mau dong berprestasi ciamik? Bekalnya hanya satu: sarapan sehat setiap pagi! 

Ehem, kalau prestasi versi saya sih semua urusan rumah selesai sebelum jam 9. Setelahnya bisa mengaktualisasikan diri dengan mengerjakan tugas atau kerjaan lepas lainnya ;)

Jadi, nggak ada alasan lagi untuk nggak sempat sarapan yaaa.

Ayo sarapan sehat setiap pagi dengan Energen, Minum Makanan Bergizi!

Thursday, February 22, 2018

Saatnya Berbenah Diri, #WaktunyaMoveOnSob Bersama Jagoan Hosting



#WaktunyaMoveOnSob!
Berada di rumah lebih lama mendorong saya serius menekuni renjana atau passion saya selama ini: menulis. Siapa sangka, cita-cita yang pernah saya tulis di berbagai buku diary teman-teman saat SD dulu (yah, ketahuan umurnya deh!) benar-benar kesampaian sekarang. Apa yang kita tulis ternyata doa mujarab!

Memang sudah tiga tahun terakhir saya menjadi penulis lepas di Tabloid Nakita, tetapi saat itu semata menyalurkan hobi dan ketertarikan saya akan dunia parenting. Sejak Agustus 2017, saya coba bersandar pada renjana ini sebagai mata pencaharian. Makanya, saya patah hati sekali saat tahu Nakita tidak lagi terbit per Desember 2017. Untunglah, saya berhasil bergabung di Kontenesia dan inilah saya sekarang: freelance content writer.

Meskipun demikian, tetap ada rasa mengganjal di hati melihat betapa giatnya saya menulis demi pekerjaan, tetapi saya abai dengan blog pribadi. Padahal, blog ini sudah saya rintis sejak tahun 2006 dengan gaya tulisan yang … hmm… malu sendiri bacanya! Lewat tulisan-tulisan di blog ini pula saya melihat perkembangan diri ini sebagai seorang Dita: dari anak kuliahan yang sotoy, fresh graduate nan idealis, hingga istri dan mama sepasang anak-anak hebat. Inilah album perjalanan hidup saya.

Untuk menyemangati diri, pembaharuan blog supaya lebih kekinian wajib dilakukan. Belum lama ini saya tengah mencari domain murah untuk rumah baru blog saya. Namun, browsing sana-sini, saya belum menemukan yang berkenan di hati. Padahal, insting saya berkata, ini tahunnya Cerita Si Hejo bersalin rupa.  

Ndilalah, tiba-tiba muncul satu sponsored post di Instagram saya: #WaktunyaMoveOnSob dengan Jagoan Hosting lewat kompetisi blog. Mungkin ini ya yang disebut the universe is calling! Langsung saja saya ikuti akunnya. Visual plus caption yang menarik pada setiap gambar berhasil menggiring saya ke website-nya dengan mudah.

Sebagai orang yang sangat visual, saya senang berlama-lama mengamati tampilan website ini.  Warna ungu dan biru navy berpadu dengan kontrasnya warna putih dan jingga, bikin saya betah lihat-lihat jenis paket yang ditawarkan. Scroll, geser, scroll, geser, eh ini ada Paket Cloud Hosting!

Paket terbaru Jagoan Hosting ini sengaja dirancang bagi teman-teman yang ingin buat website pertama kalinya atau ingin punya website tapi buta sama sekali soal coding dan kawan-kawannya (oke, ini saya banget!). Harganya sangaaaatt bersahabat, mulai dari Rp5.000,00 per bulan untuk Paket Fame, Rp15.000/bulan untuk Paket Hits, dan Rp25.000,00/bulan untuk Paket Superstar. Kalaupun masih bingung butuh paket yang mana, artikel ini sangat membantu lho!

Saya pun sampai pada keputusan: yuk berbenah diri! Resolusi pribadi saya di tahun 2018 ini adalah lebih rajin menulis di blog. Setidaknya segala ide dan jutaan kata yang muncul silih berganti dalam benak saya punya wadah yang jelas. Nggak hanya nongol di kepala, berbisik di telinga saja, tetapi berwujud dalam satu, dua, tiga, atau puluhan tulisan! Lebih produktif itu harus!

Jadi, siapa bilang hanya anak-anak saja yang suka mainan baru? Ibu-ibu seperti saya juga suka kalau punya sesuatu yang baru, hehehe. Makanya, saya yakin produktivitas saya bisa lebih tinggi jika Cerita Si Hejo pindah rumah.

Semoga saja mendapatkan hosting murah dari Jagoan Hosting ini jadi rezeki saya dan anak-anak. Mohon doa ya, teman-teman, supaya bisa memberi tanda done pertama pada salah satu bucket list saya: rumah baru untuk Cerita Si Hejo!  
  




Friday, February 16, 2018

#Modyarhood - Kapan Terakhir Kali Kencan dengan Suami?


Halo blog!
Sudah bulan ke-2 di 2018 dan saya belum menyempatkan diri untuk bercerita di sini. Sibuk? He eh, sibuk main instagram, sibuk jualan buku anak, sibuk jadi content writer lepas, sibuk ngurusin rumah, sibuk leyeh-leyeh. Iyes, seperti biasa, kebanyakan alasan.
Padahal, utang cerita menumpuk, salah satunya ulang tahun si Kakak dan cerita tumbuh kembang The Pwettiest Baby. Tapi ya atas nama kesibukan yang nggak sibuk beneran, beginilah jadinya. Mungkin ya memang harus diniatin untuk posting setidaknya seminggu sekali!

Seminggu belakangan ini saya rajin follow @byputy dan ternyata bareng mamamolilo punya blogging project #Modyarhood. Saya langsung cari-cari dong itu apa dan seru juga! Jadi, mereka menginisiasi tema berbeda setiap bulannya dengan semangat "Walau kadang bikin mau modyar tapi tetap yahud." Oke, ini wadah yang cocok buat saya yang sering galau-galau nggak jelas sejak jadi working-at-home-mom *nyengir kuda*

Tema bulan ini, berhubung katanya Februari itu bulan penuh cintah, adalah ....... Kencan setelah punya anak! Wait, what??

Pagi2 hunting buku di BBW 2017

Kencan? Apa itu kencan?
Saya aja lupa kapan terakhir kali naik motor berdua suami aja, nggak pakai ditemplokin bayi atau bocah dalam kurun waktu enam bulan terakhir.


Oh pernah.

Saat terpaksa hujan-hujanan suami antar saya untuk bantu teman melakukan rekrutmen karyawan. Waktu itu anak-anak saya titip Bude Tetangga karena hujan lumayan deras. Romantis? Nggak sama sekali, yang ada celana saya basah dan jaket suami mendadak kisut setelah dicuci. Padahal, itu jaket JKT48 kesayangannya lho. Uhuk! Maaf ya Yah :*

Balik lagi ke pertanyaan tadi. Kapan terakhir kali kencan dengan suami?
Kalau jawaban jujur beneran sih, terakhir pergi berdua aja itu pas Big Bad Wolf 2017. Pas suami datang ke Jakarta (iya, waktu itu saya masih LDR), kami rela pergi pagi-pagi jam 7 teng naik motor dari rumah untuk hunting buku. Berhubung di rumah orang tua saya banyak bala bantuan, makanya saya bisa tenang titip bocah dan bayi. Itu pun jam 10 saya sudah disuruh pulang lantaran bayi pengen mimik ASI segar.

Sejak pindah ke Bontang pertengahan Agustus 2017, artinya kami cuma berempat di sini. Saling bergantian aja ngurus anak. Kalau saya alhamdulillah lagi ada kerjaan, giliran suami yang jaga anak-anak. Bisa juga titip di rumah teman yang anak gadisnya jago momong bayi dan bocah :D

Boro-boro kencan, bisa berduaan naik motor aja jarang.

Hal berbeda terjadi ketika kami masih tinggal di Jabodeta (minus -bek) kurun waktu 2014 - 2017, sebelum si bayi lahir. Sebagai suami istri Sabtu-Minggu alias ketemu weekend aja, kami sering kabur kencan tiap ada libur agak panjang. Paling sering sih dari Bogor naik KRL ke Grand Indonesia atau KoKas. Kadang keliling Bogor aja cari kafe buat makan minum cantik. Anak? Si bocah mah seneng diajak keliling mall sama Mbay-nya (nenek dalam bahasa Palembang). Jika pas di Tangsel, paling naik motor ke Pamulang, atau janjian ketemu di Aeon setelah pulang kerja dan pulang kuliah, atau curi-curi waktu makan siang buat makan di Aeon. Sering juga ya ternyata hehehe.

Makanya, pas di Jabodeta minus -bek itu saya bisa sombong dan bilang, "Kencan setelah menikah itu harus!" soalnya memang itu bikin hubungan dengan pasangan lebih berkualitas. Kapan lagi bisa ngobrol A-Z ngalor ngidul tanpa ngomongin soal baju anak yang sudah kekecilan, urusan sekolah anak, bikin list panjang mainan anak, atau dipotong obrolannya sama bocah :P Iya, karena kalau ngobrol depan bocah itu banyak interupsinya, plus harus filter omongan juga ya hahaha.

Namun, setelah tinggal berempat lagi, cara kami 'kencan' harus dirombak ulang dong. Kencan versi kami berarti menunggu anak-anak tidur, dengan syarat saya nggak ikutan ketiduran (lebih sering begini soalnya). Ngapain? Ngobrol aja, isu-isu paling hits, gosip-gosip nggak jelas, gundah gulana tentang masalah dunia, sambil ditemenin sekantung micin, eh salah, keripik kentang atau snack lain yang gurih-gurih. Kostumnya ya kostum rumah dong, saya dengan daster, suami dengan sarung. Nggak sampai dua jam, ada suara bayi ngeeeekkk minta mimik. Ya udah kelar begitu saja :D

Maunya sih mesra terus kayak begini. Foto sebelum wisuda S2 suami

Satu hal yang pasti, di tahun ke-13 kami bersama, saya senang bisa kumpul serumah lagi setelah 3 tahun nggak serumah lantaran suami nomaden, wara-wiri tiga kota tiga provinsi. Saya pun merasa waktu berduaan itu selalu mahal harganya, karena bisa sesekali disela teriakan bocah atau tangisan bayi. Pintar-pintar aja atur waktu supaya bisa tetap mesra selalu dengan pasangan. Dan ya sepertinya, kalau kami mudik ke Jabodeta minus -bek, kami bisa kencan berdua walau cuma ke warung burjo atau McD dekat rumah ;)

Kalau kencan dengan pasangan versi teman-teman bagaimana?

Powered by Blogger.