Sunday, November 25, 2018

5 Fakta tentang Saya yang Belum Banyak Orang Tahu

Wuuoooo! Setelah ngos-ngosan mengejar dua posting yang terlewat, akhirnya sampai juga di hari ke-6 BPN 30 Day Challenge 2018.

Semoga tetap bisa berada fase yang sama ya, meski gempuran deadline setia menanti (demi liburan akhir tahun!).


Topik hari ini sangat menarik, terutama bagi saya yang senang bercerita tentang diri sendiri hahaha. Ya, ini tentang 5 fakta diri saya yang belum banyak orang tahu. Oh, tapi ini kan menurut saya ya. Bisa saja ternyata sudah banyak yang tahu, bisa juga nggak.

Atau jangan-jangan ada yang teman-teman tahu tentang diri saya, tetapi saya nggak tahu? Hmmm…..bisa gawat kalau begitu! Hehehehe :D

Tapi, apa sih 5 fakta tentang diri saya yang belum banyak orang tahu?

Minus mata kanan dan kiri saya tidak sama

Saya sudah berkacamata sejak kelas 3 SD dan langsung minus 2. Kejadian ini ditemukan pertama kali oleh wali kelas saya yang curiga karena saya kerap salah mencatat soal saat ulangan. Usut punya usut, kebiasaan membaca sambil tiduran dan di tempat temaram jadi penyebabnya. Namun, keturunan berkacamata alias mata minus ini juga begitu kuat dari keluarga Papa. Bahkan, Papa saja pun minus 8!

Sedihnya, semakin pertambahan usia, minus mata saya juga terus bertambah. Paling bikin bete adalah minus mata kanan dan kiri tidak sama. Mata kanan saya minus 8,25 dan mata kiri saya minus 4,75, ditambah silinder di kedua mata. Makanya, ketika ada masanya saya senang pakai softlense, tekor dong karena harus beli dua kotak yang berbeda ukuran minus. Rugi bandar!

Untung masa-masa itu nggak berlangsung lama karena pakai kacamata jaaauuuhhh lebih nyaman. Soal minus ini pula yang membuat saya harus melahirkan secara Caesar karena memang retina saya tipis (sudah pernah periksa di dokter mata). Kalau ditanya, kenapa nggak dilaser saja? Hmm…mending dipakai untuk yang lain deh hihihi.

Sudah 4 kali hamil

Iya, anak saya dua orang, Rasya (6,5 tahun) dan Runa (20 bulan). Kok 4 kali hamil?

Begitulah, saya punya riwayat keguguran. Ini sesuatu yang nggak saya sangka mengingat Mama, meski ada riwayat plasenta previa saat hamil saya dan adik saya yang besar, tidak pernah punya sejarah keguguran. Tentu saja keguguran tidak diwariskan, tetapi ternyata kondisi tubuh setiap perempuan itu berbeda.

[Baca di sini untuk keguguran pertama dan keguguran kedua]

Singkat cerita, Februari 2011 saya positif hamil. Namun, pada usia kandungan 10 minggu, dokter menemukan kantung janin dalam rahim saya kosong atau tidak berkembang. Setelah pemeriksaan itu, hari itu juga saya pendarahan hebat (untung masih di rumah sakit) dan langsung di-opname lalu kemudian dilakukan tindakan kuretase keesokan harinya. Alhamdulillah 45 hari pasca kuretase, saya balik lagi ke dokter kandungan dan dinyatakan hamil Rasya. Deg-degan banget pas nunggu mendengar detak jantung janin di minggu ke-13.

Lalu, akhir Juli 2015 saya positif hamil. Terus terang, ini ‘kebobolan’ karena kami belum merencanakan dengan matang kehadiran anak ke-2. Makanya, saya tetap beraktivitas seperti biasa. Mungkin memang Allah belum ngasih juga ya, pertengahan Agustus 2015, pada usia kandungan 6 minggu, saya flek terus menerus hingga harus bed rest. Baru hari kedua, saya keguguran dan harus operasi kuretase lagi. Keguguran kali kedua ini bagi saya lebih berat pemulihannya, terutama dari sisi psikologis. 

Alhamdulillah, tepat satu tahun kemudian, saya hamil Runa. Kalau yang ini memang direncanakan dan sudah acc suami, yang tengah sibuk menyusun tesis untuk menyelesaikan S2. Jadi, Runa adalah hasil tugas belajar suami yang paling nyata :D

Baru bisa mengendarai motor belum lama ini

Saya memang kuliah di Jogja, tetapi nggak bikin saya bisa lancar naik motor selama kuliah di sana. Selain menurut orang tua saja naik mobil itu lebih baik daripada naik motor, saya juga sebetulnya tipe yang nggak berani-berani amat bawa kendaraan sendiri. Itulah kenapa, meski pernah kursus nyetir mobil saat kuliah, tapi nggak tuntas dan nggak jadi ambil SIM.

Jadilah sejak kuliah sampai bekerja di Jakarta, saya mengandalkan transportasi umum (bus transjakarta favoritku!) dan tentu saja antarjemput pribadi yang paling setia: adik laki-laki saya yang besar.

Sampai saya pindah ke Bontang pun, dapat rezeki kerja di dekat rumah, bisa jalan kaki saja. Ndilalah suatu hari saya harus membantu unit SMA, yang nggak bisa dijangkau dengan jalan kaki. Itulah momen titik balik di mana saya pun belajar mengendarai motor. Jadi ya, SIM C pertama saya bertahun 2013. Itu saja ketika kembali kerja di BSD, saya masih nggak diizinkan orang tua untuk naik motor sendiri ke kampus. Akhirnya, tetap jadi pelanggan setia ojek online saja hahaha.

Pernah menang Lomba Blog Ayahbunda

Satu-satunya pencapaian terbaik saya dalam lomba blog hingga detik ini adalah jadi pemenangI Lomba Blog Ayahbunda tahun 2012. Itu luar biasa! Karena kali pertama ikut lomba serupa, hanya mengincar hadiah ke-3 (karena belum punya oven!), tetapi atas izin Allah SWT malah dihadiahi yang lebih baik. Meski tidak ada acara seremonial khusus atau follow up setelahnya, saya bangga sekali atas pencapaian itu. Semoga saja prestasi serupa bisa terukir kembali ya dalam waktu dekat. Aaaammiiinn!

Sedang fokus pada passion sebagai penulis

Sejak resign setelah 10 tahun kerja kantoran, saya sempat kehilangan arah: mau ke mana ini ‘karir’ saya? Berdiam di rumah tanpa melakukan apa-apa bukanlah sesuatu yang saya sukai. Sampai akhirnya, suami mendorong saya untuk serius menekuni dunia tulis menulis. Alhamdulillah setelah lepas dari kontributor Tabloid Nakita (yang terpaksa berhenti terbit dan sukses bikin saya patah hati berkepanjangan), saya bertemu teman-teman di Kontenesia. Di sinilah saya ditempa menjadi penulis konten profesional, dengan sistem kerja yang lebih terstruktur dan sistematis.


Di samping itu, dengan bekerja dari rumah seperti saat ini, bikin saya juga lebih fokus untuk menghasilkan suatu buku. Aduh, ini mah cita-cita banget ya karena menjadi penulis konten tidak selamanya mendapatkan kredit (mengingat ada NDA dan kesepakatan lain dengan klien yang membuat nama penulis tidak bisa dicantumkan). Namun, tantangan saya masih terletak pada manajemen waktu yang relatif sulit. Mungkin butuh waktu lebih lama bagi saya untuk bisa menghasilkan buku, tetapi bukan berarti hal itu mustahil diwujudkan, bukan?


Naaahhh, itu dia 5 fakta tentang saya yang belum banyak orang tahu. Memang benar ya, tak kenal maka tak sayang. Sesekali seru juga berbicara tentang diri sendiri seperti ini, malah jadi ajang refleksi dan introspeksi diri ya.

Kapan-kapan coba lagi ah!

Salam,

Dita 

3 comments:

  1. Whooooaaa.. saya ampe sekarang gak bisa naik motor mbak. Gara-gara pernah nabrak dan ditabrak. Akhirnya saya milih jadi anak anakot saja.. hahhaa..

    ReplyDelete
  2. Semangat terus mbak untuk nulis :)))

    ReplyDelete
  3. salam sehat selalu mba beserta keluarga, selalu nulis di blog ceritasihhejo ini yaa

    ReplyDelete

Powered by Blogger.