5 Fakta tentang Saya yang Belum Banyak Orang Tahu
Wuuoooo!
Setelah ngos-ngosan mengejar dua posting yang terlewat, akhirnya sampai juga di
hari ke-6 BPN 30 Day Challenge 2018.
Semoga
tetap bisa berada fase yang sama ya, meski gempuran deadline setia menanti
(demi liburan akhir tahun!).
Topik hari
ini sangat menarik, terutama bagi saya yang senang bercerita tentang diri
sendiri hahaha. Ya, ini tentang 5 fakta diri saya yang belum banyak orang tahu.
Oh, tapi ini kan menurut saya ya. Bisa saja ternyata sudah banyak yang tahu,
bisa juga nggak.
Atau
jangan-jangan ada yang teman-teman tahu tentang diri saya, tetapi saya nggak
tahu? Hmmm…..bisa gawat kalau begitu! Hehehehe :D
Tapi, apa
sih 5 fakta tentang diri saya yang belum banyak orang tahu?
Minus mata kanan dan kiri saya tidak sama
Saya sudah
berkacamata sejak kelas 3 SD dan langsung minus 2. Kejadian ini ditemukan
pertama kali oleh wali kelas saya yang curiga karena saya kerap salah mencatat
soal saat ulangan. Usut punya usut, kebiasaan membaca sambil tiduran dan di
tempat temaram jadi penyebabnya. Namun, keturunan berkacamata alias mata minus
ini juga begitu kuat dari keluarga Papa. Bahkan, Papa saja pun minus 8!
Sedihnya,
semakin pertambahan usia, minus mata saya juga terus bertambah. Paling bikin bete
adalah minus mata kanan dan kiri tidak sama. Mata kanan saya minus 8,25 dan
mata kiri saya minus 4,75, ditambah silinder di kedua mata. Makanya, ketika ada
masanya saya senang pakai softlense, tekor dong karena harus beli dua kotak
yang berbeda ukuran minus. Rugi bandar!
Untung
masa-masa itu nggak berlangsung lama karena pakai kacamata jaaauuuhhh lebih
nyaman. Soal minus ini pula yang membuat saya harus melahirkan secara Caesar karena
memang retina saya tipis (sudah pernah periksa di dokter mata). Kalau ditanya,
kenapa nggak dilaser saja? Hmm…mending dipakai untuk yang lain deh hihihi.
Sudah 4 kali hamil
Iya, anak
saya dua orang, Rasya (6,5 tahun) dan Runa (20 bulan). Kok 4 kali hamil?
Begitulah,
saya punya riwayat keguguran. Ini sesuatu yang nggak saya sangka mengingat
Mama, meski ada riwayat plasenta previa saat hamil saya dan adik saya yang
besar, tidak pernah punya sejarah keguguran. Tentu saja keguguran tidak
diwariskan, tetapi ternyata kondisi tubuh setiap perempuan itu berbeda.
[Baca di
sini untuk keguguran pertama dan keguguran kedua]
Singkat
cerita, Februari 2011 saya positif hamil. Namun, pada usia kandungan 10 minggu,
dokter menemukan kantung janin dalam rahim saya kosong atau tidak berkembang. Setelah
pemeriksaan itu, hari itu juga saya pendarahan hebat (untung masih di rumah
sakit) dan langsung di-opname lalu kemudian dilakukan tindakan kuretase
keesokan harinya. Alhamdulillah 45 hari pasca kuretase, saya balik lagi ke
dokter kandungan dan dinyatakan hamil Rasya. Deg-degan banget pas nunggu
mendengar detak jantung janin di minggu ke-13.
Lalu, akhir Juli
2015 saya positif hamil. Terus terang, ini ‘kebobolan’ karena kami belum
merencanakan dengan matang kehadiran anak ke-2. Makanya, saya tetap
beraktivitas seperti biasa. Mungkin memang Allah belum ngasih juga ya,
pertengahan Agustus 2015, pada usia kandungan 6 minggu, saya flek terus menerus
hingga harus bed rest. Baru hari
kedua, saya keguguran dan harus operasi kuretase lagi. Keguguran kali kedua ini
bagi saya lebih berat pemulihannya, terutama dari sisi psikologis.
Alhamdulillah, tepat satu tahun kemudian, saya hamil Runa. Kalau yang ini
memang direncanakan dan sudah acc suami, yang tengah sibuk menyusun tesis untuk
menyelesaikan S2. Jadi, Runa adalah hasil tugas belajar suami yang paling nyata
:D
Baru bisa mengendarai motor belum lama ini
Saya memang
kuliah di Jogja, tetapi nggak bikin saya bisa lancar naik motor selama kuliah
di sana. Selain menurut orang tua saja naik mobil itu lebih baik daripada naik
motor, saya juga sebetulnya tipe yang nggak berani-berani amat bawa kendaraan
sendiri. Itulah kenapa, meski pernah kursus nyetir mobil saat kuliah, tapi
nggak tuntas dan nggak jadi ambil SIM.
Jadilah
sejak kuliah sampai bekerja di Jakarta, saya mengandalkan transportasi umum
(bus transjakarta favoritku!) dan tentu saja antarjemput pribadi yang paling
setia: adik laki-laki saya yang besar.
Sampai saya
pindah ke Bontang pun, dapat rezeki kerja di dekat rumah, bisa jalan kaki saja.
Ndilalah suatu hari saya harus membantu unit SMA, yang nggak bisa dijangkau
dengan jalan kaki. Itulah momen titik balik di mana saya pun belajar
mengendarai motor. Jadi ya, SIM C pertama saya bertahun 2013. Itu saja ketika
kembali kerja di BSD, saya masih nggak diizinkan orang tua untuk naik motor sendiri
ke kampus. Akhirnya, tetap jadi pelanggan setia ojek online saja hahaha.
Pernah menang Lomba Blog Ayahbunda
Satu-satunya
pencapaian terbaik saya dalam lomba blog hingga detik ini adalah jadi pemenangI Lomba Blog Ayahbunda tahun 2012. Itu luar biasa! Karena kali pertama ikut
lomba serupa, hanya mengincar hadiah ke-3 (karena belum punya oven!), tetapi
atas izin Allah SWT malah dihadiahi yang lebih baik. Meski tidak ada acara
seremonial khusus atau follow up
setelahnya, saya bangga sekali atas pencapaian itu. Semoga saja prestasi serupa
bisa terukir kembali ya dalam waktu dekat. Aaaammiiinn!
[Baca juga Ayahbunda, Sumber Inspirasi Saya]
Sedang fokus pada passion sebagai penulis
Sejak resign setelah 10 tahun kerja kantoran,
saya sempat kehilangan arah: mau ke mana ini ‘karir’ saya? Berdiam di rumah
tanpa melakukan apa-apa bukanlah sesuatu yang saya sukai. Sampai akhirnya,
suami mendorong saya untuk serius menekuni dunia tulis menulis. Alhamdulillah
setelah lepas dari kontributor Tabloid Nakita (yang terpaksa berhenti terbit
dan sukses bikin saya patah hati berkepanjangan), saya bertemu teman-teman di
Kontenesia. Di sinilah saya ditempa menjadi penulis konten profesional, dengan
sistem kerja yang lebih terstruktur dan sistematis.
Di samping
itu, dengan bekerja dari rumah seperti saat ini, bikin saya juga lebih fokus
untuk menghasilkan suatu buku. Aduh, ini mah cita-cita banget ya karena menjadi
penulis konten tidak selamanya mendapatkan kredit (mengingat ada NDA dan
kesepakatan lain dengan klien yang membuat nama penulis tidak bisa
dicantumkan). Namun, tantangan saya masih terletak pada manajemen waktu yang
relatif sulit. Mungkin butuh waktu lebih lama bagi saya untuk bisa menghasilkan
buku, tetapi bukan berarti hal itu mustahil diwujudkan, bukan?
Naaahhh,
itu dia 5 fakta tentang saya yang belum banyak orang tahu. Memang benar ya, tak
kenal maka tak sayang. Sesekali seru juga berbicara tentang diri sendiri seperti
ini, malah jadi ajang refleksi dan introspeksi diri ya.
Kapan-kapan
coba lagi ah!
Salam,
Dita
Whooooaaa.. saya ampe sekarang gak bisa naik motor mbak. Gara-gara pernah nabrak dan ditabrak. Akhirnya saya milih jadi anak anakot saja.. hahhaa..
ReplyDeleteSemangat terus mbak untuk nulis :)))
ReplyDeletesalam sehat selalu mba beserta keluarga, selalu nulis di blog ceritasihhejo ini yaa
ReplyDelete