Wednesday, December 29, 2010

Frogicon :P

Taken from here


I've just found this frogicon ~ frog emoticon :D

Suami ku baik sekaliiiii...........:3

Sebagai lanjutan dari acara eneg malam sebelumnya, kemarin sore saya minta suami membelikan makanan serba coklat. Nggak tahu kenapa, atau apa yang sedang terpikir, saya mengetik begitu saja "roti coklat" atau "biskuit bourbon" via BBM pada suami. 


Akhirnya, suami pulang membawa banyak sekali buah tangan. Yap, satu kaleng biskuit bourbon, dan....dua buah brownies!!!! Bagus juga saya membiarkan suami membaca posting saya tentang brownies kemarin!






Aaahhh............suami ku memang baik sekali! 
Meskipun dia misuh-misuh karena saya makan melulu, tetapi tetap dibelikan juga :3 


Jadi makin sayang Hammy deh! (^3^)

I heart this!

Memopad cover :3
This is my D.I.Y project!

Daily Meal planner, a housewife must have! With a cute wrapping for it :)
Crochet necklace! Olympic philosophy here! :)

I want have one kind of this journal!

Tuesday, December 28, 2010

Berpikir tentang tiga hal...

Desember ceria!
Akhir tahun 2010 penuh berkah bagi saya. Diawali dengan pernikahan saya dan suami yang berjalan lancar pada awal Desember, bulan madu menyenangkan di Bali, boyongan ke Bontang, rumah yang sudah layak pakai (tinggal diisi saja!), dan pekerjaan baru. 






Pillow talk tadi malam :3
Menuju awal tahun 2011, saya dan suami menunggu dengan sabar kapan Allah SWT memberikan kepercayaan kepada kami untuk seorang anak. Lucunya, tadi malam mendadak saya mual dan eneg, serta suhu tubuh saya agak hangat. Saya berusaha meyakinkan diri saya bisa mengendalikan rasa mual itu. Namun, terbersit juga sih dalam pikiran, apa iya saya hamil. Tetapi rasanya nggak secepat itu, hehehehe. Suami nyeletuk, beli test pack? Saya langsung tertawa, yah kita tunggu saja sampai awal bulan nanti. Bisa juga kan karena perubahan cuaca yang ekstrem belakangan ini, jadi badan saya kurang fit. 






Rumah baru kami!
Sambil mempersiapkan acara ngunduh mantu di Bontang minggu depan, otak saya terus berpikir, apa saja yang perlu sekali dibeli untuk rumah, apa saja yang sedang saya butuhkan saat ini. Prioritas sangat penting, sehingga kami bisa menyesuaikan kondisi keuangan dengan apa yang dibutuhkan. Semua barang memang butuh, tetapi dipilih mana yang paling mendesak. Rencananya, kami akan pindah ke rumah seminggu setelah acara ngunduh mantu. Nah, ini daftar barang-barang yang mendesak untuk di rumah baru kami.

  1. Lemari es, untuk menyimpan bahan makanan supaya lebih awet, sehingga saya bisa memasak sewaktu-waktu!
  2. Mesin cuci, jelas perlu! Tetapi masih bisa ditunda 1 bulan sih, cuci tangan masih bisa kok! 
  3. Perlengkapan dapur : panci besar, talenan, dandang, beberapa wadah makanan.
  4. Sapu lidi, sapu rumah, alat pel rumah, tempat sampah kecil
Mudah-mudahan, saya dan suami mendapat rejeki yang cukup untuk mengisi rumah kami, dan menabung tentu saja! 



Alhamdulillah, Ya Allah. Terima kasih untuk semua berkah yang Kau limpahkan kepada kami :)

Penne Cheesy Sauce ala Chef Bhuy! :9

Pasta! Pasta!

Senangnya, satu rumah ikut menikmati pasta buatan saya kemarin sore!
Permintaan spesial dari suami, ingin dibuatkan pasta dengan saus keju ala chef Bhuy. Jadi, Sabtu kemarin bersama suami, saya berburu bahan untuk memasaknya. Agak sulit menemukan pasta seperti spagetti dan sejenisnya di sini. Dua swalayan yang saya datangi sedang kosong stok-nya. Bahkan, kecap maggi juga nggak ada. Waduh, saya sudah khawatir masakan saya nggak jadi karena bahannya kurang lengkap.

Untung di mini market dekat rumah ada yang jual pasta. Meskipun tidak ada spagetti, saya membeli penne sebagai gantinya. Terakhir saya membuatkan pasta saus keju untuk adik saya juga dengan menggunakan penne. Lucunya, pas masak tadi saya baru ngeh, bumbu dapur yang saya kira pala ternyata semacam kluwek! Hahaha, habis bentuknya mirip. Karena dibungkus plastik dan seukuran pala, saya langsung mengambilnya. Begitu dibuka, kok kulitnya keras banget? Lalu waktu saya goyangkan, kok ada isinya? Jangan-jangan kluwek?! Hahaha :P Baguslah di swalayan sebelumnya saya membeli pala bubuk, jadi tetap pakai pala :)

Suami minta pasta dimasak sore-sore untuk penahan rasa lapar sampai malam nanti. Setelah jam tidur siang (iyaa, di rumah mertua ada jam tidur siang lhoo!), saya mulai memasak sekitar pukul 4 sore. Di rumah mertua menggunakan kompor listrik untuk memasak. Kompornya seperti kompor gas, tetapi pemanasnya menggunakan daya listrik. Hanya saja, kita mesti membiarkan alat pemanas dan wajan/panci betul-betul panas dulu, baru masukkan minyak. Butuh sabar sedikit!

Nah, ini bahan-bahannya untuk membuat penne cheessy sauce ala chef Bhuy!

Bahan pasta:
350 g penne, rebus dalam air mendidih bersama garam secukupnya dan sedikit minyak

Bahan saus keju:
2 sdm mentega untuk menumis
1 buah bawang bombay, iris halus
3 siung bawang putih, iris halus
4 buah sosis sapi, potong bulat-bulat
150 g keju quick melt, parut kasar
500 cc susu cair
3 sdm tepung terigu
1 sdm merica butir, ulek kasar
1 sdm kecap maggi
1 sdm pala bubuk atau parutan pala
Garam secukupnya

Bahan sayuran:
150 g sayuran beku, rendam dalam air panas
1/2 buah bawang bombay, iris kasar
1 sdm merica butir, ulek kasar
1 sdm kecap maggi
Garam secukupnya
Royco secukupnya

Cara membuat:
1. Rebus penne dalam air mendidih. Tambahkan garam dan sedikit minyak, sambil sesekali diaduk-aduk supaya pasta tidak lengket. Rebus kira-kira 10 menit atau sampai tingkat kekenyalan yang diinginkan. Jika sudah matang, angkat dan tiriskan. Taruh dalam wadah dan beri mentega secukupnya saat masih panas.

2. Untuk saus, panaskan mentega, lalu masukkan bawang putih dan bawang bombay, tumis sampai harum. Tambahkan tepung terigu, aduk sampai menggumpal dan kering/tidak lengket di wajan. Masukkan susu cair, aduk sampai rata dan susu agak mengental.

3. Setelah susu agak mengental, masukkan parutan keju. Aduk sebentar, lalu tambahkan bumbu-bumbu : kecap maggi, merica, garam, dan pala. Aduk terus sampai saus keju mengental. Jika suka saus yang agak manis, bisa ditambahkan 1 sdm gula pasir. Bumbu-bumbu bisa disesuaikan juga dengan selera kita :)

4. Setelah saus keju mengental, masukkan sosis, aduk rata. Kemudian tambahkan penne, aduk terus sampai seluruh saus menyatu dengan penne dan matang. Angkat dan sajikan bersama parutan keju.

5. Sayuran bisa menjadi variasi pendamping pasta jika suka. Lebih baik menggunakan sayuran segar seperti brokoli. Jika tidak ada, bisa diganti dengan sayuran beku. Panaskan mentega dan tumis bawang bombay. Tambahkan kecap maggi, aduk sebentar. Masukkan sayuran beku yang sudah direndam dalam air panas. Tambahkan merica, garam, dan royco. Tumis sampai matang.

Tadddaaaa!!!!!!!!!!! :)
Sayangnya, foto hasil masakan ini nggak ada. Tetapi ada foto saya sedang memasak!! :)
Chef Bhuy! :9



Spagetti Cheesy Sauce yang dulu saya buat di rumah :9


Semoga resepnya pas! Selamat menikmati! :)

Sunday, December 26, 2010

Tiba-tiba banyak maunya...

Di post sebelumnya, saya bilang ingin menulis barang-barang apa saja yang akan saya beli untuk rumah baru. Tetapi saya ingin menulis dulu tentang apa saja yang sedang saya inginkan sekarang. Ya lapar mata, lapar perut juga. Memang saya banyak maunya, hahahah.


Maunya saya ini bikin suami saya sebal, apalagi kalau bukan soal makanan. Pasalnya, dua hari ini tiba-tiba saya ingin makanan yang jelas-jelas nggak ada di Bontang. Repot deh! Suami saya juga ngomel panjang pendek karena hampir tiap jam saya berseru lapar. Yah, gimana dong, perut ini rasanya berorkestra non stop sepanjang hari. Namun, untung juga sih suami ngomel-ngomel, jadi laparnya perut nggak keturutan :P



Mariiii.....kita lihat apa saja sih yang lagi "menghantui" saya dua hari ini:


Colonel's burger KFC - sayangnya kemarin pas ke KFC colonel's burger-nya kosong :( 
Bikin mupeng kan???


Sushi naga - aduhhh....ini susah banget deh! sampai tadi pagi saya kebayang pengen bikin sushi sendiri! 

Waktu buka puasa di sushi naga bareng Kiky :P
 

Froyo - nah lho! Nyari yoghurt di sini aja belum ketemu! kalau ada yoghurt kan bisa bekuin di freezer!
Pasti seger bangeeetttt!
 

Brownies - ini rada aneh sih, karena sudah lama sekali saya nggak makan brownies   
Cokelatnyaaaa.............*slurp*

Yah....sekarang cuma bisa berharap bisa membuatnya sendiri atau dikirimin dari Jakarta! :P

Rutinitas ibu rumah tangga


Setelah resign dari pekerjaan sebelumnya, saya banyak menghabiskan waktu untuk berleyeh-leyeh di rumah. Namun, begitu saya mondok di rumah mertua di Bontang, saya jadi nggak bisa sembarangan leyeh-leyeh.
Begitu suami bangun dan mandi, saya langsung melongok ke dapur untuk melihat sarapan pagi apa yang disiapkan Ami, panggilan ibu mertua. Kalau Ami sedang menyiapkan sarapan, saya membereskan meja makan, sambil membuatkan teh untuk suami. 

Suami berangkat, beres-beres kamar, menunggu giliran pakai mesin cuci kalau ada cucian, sambil menyapu rumah. Lalu lihat situasi, apakah Ami mengajak pergi atau tidak. Kalau hanya di rumah, saya banyak menghabiskan waktu untuk membaca buku atau komik. 

Biasanya, setelah makan siang, di sini ada jam tidur siang. Jadilah satu rumah tidur siang bersama di kamar masing-masing hehehhee. Untung suami pulang sore, jam setengah lima sudah pulang. Jadi kami menghabiskan waktu dengan gelendotan dan untel-untelan. 

Malam hari kadang kami berkumpul di ruang tengah menonton TV sambil ngobrol ngalor ngidul dengan Ayah dan Ami. 

Alhamdulillah, sampai hari ini saya kerasan. Bahagia juga sih, kalau Ayah datang suka bawa makanan, hahahaha. Sambil bercanda saya bilang ke Ita, adik ipar, kita enak banget ya. Di rumah cuma makan-tidur-nonton tv-main internet, yang pulang bawa makanan, kita yang makan sampai habis. 

Namun, saya sih tetap ingin bekerja. Rasanya tidak mungkin kalau saya cuma duduk manis di rumah saja. Suami saja sampai kewalahan dan berkali-kali bilang cobalah lebih santai sedikit kalau di rumah. Pasalnya, saya hobi sekali beres-beres dan bersih-bersih. Saya bilang, sepertinya saya kelebihan energi! Haaa....jadi ingat Mama. Mama juga hobinya beres-beres kalau di rumah. Jangan-jangan saya 'ketularan' hobi beres-beres ini dari Mama. Oh......buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya :P

Ngomong-ngomong, ini ada hasil karya perdana saya di rumah mertua: tempe goreng tepung.
Tempe goreng tepung + sambel kecap
Pas memasaknya, rasanya hampir sama dengan yang dibuat Bi Eti di rumah! Cuma kurang tipis saja nih potongan tempenya. Tapi tetap enaaaakkkk!!! *yummy*
Jika nanti sudah pindah rumah, pasti saya bisa lebih sering masak! :)


Next post : to do list for my new HOME

Sunday, December 19, 2010

This is the day!

Officially married! :D
This is me and my husband! :*
:)

Bye, Jakarta! Hello, Bontang!

Hari ini tepat hari ke-5 setelah saya mendarat di Bontang, Kalimantan Timur.


Bye, Jakarta!!
Ucapan perpisahan dengan kota Jakarta pada hari Selasa lalu sukses membuat saya mewek sepanjang penerbangan Jakarta-Balikpapan. Yah, bukan menangisi kota Jakarta semata, tetapi menangisi perpisahan jarak dengan rumah dan keluarga saya. Apalagi setelah mengantar sampai bandara, Kiky - adik saya, menyebut saya dalam tweet-nya, bahwa ia akan merindukan saya. Jelas, air mata saya tak bisa mengalah pada keinginan menahan tangis. Pun saat pesawat segera berangkat, saya hanya bisa memeluk suami erat-erat untuk meredam tangis. Namun, waktu tak bisa berhenti, dan membawa saya sampai ke Balikpapan pada Selasa sore.


Hey, Borneo!
Perjalanan Balikpapan-Bontang saya tempuh melalui jalan darat. Saya bersama suami naik satu mobil, sedangkan ibu, adik bungsu, dan bude naik mobil lainnya. Dua mobil dirasa cukup berhubung barang saya banyaaaaakkkk. Saya lebih sering tidur selama perjalanan, tetapi sangat penasaran dengan jalanan seperti apa yang akan saya tempuh. Jalanannya memang berliku dan penuh belokan tajam. Kanan kiri hanya ada hutan. Namun, soal makanan tidak masalah karena suami mengajak kami ke Tahu Sumedang di ruas jalan Balikpapan -  Samarinda. Tahunya enak!!! Saya langsung merasa berada di Sumedang karena tahunya enak banget! 


Hello, Bontang!!
Tiba di Bontang lewat tengah malam, kami langsung menuju rumah yang nanti akan saya tinggali bersama suami. Ibu dan bude saya melakukan beberapa ritual adat Jawa yang dipercaya baik sebelum kita memasuki sebuah rumah kosong. Alhamdulillah, bapak mertua saya sudah menyiapkan rumah dengan sangat baik. Rumah tersebut memiliki tiga kamar, dan masih ada halaman yang cukup luas di depan dan belakang. Rumah sudah bersih dan cukup asri. Ada dua pohon mangga gadung di belakang. Beberapa perabot rumah tangga standar sudah tersedia. Malam itu, ibu dan bude saya menginap di situ, sementara saya dan adik ke rumah mertua di komplek perumahan karyawan PKT.


Rabu pagi, ibu mertua mengajak kami keliling kota Bontang, disambung oleh suami. Bontang ternyata lebih besar dari yang saya kira sebelumnya. Semula saya mengira Bontang 'hanya' sebesar Rembang atau Cianjur. Ternyata Bontang lebih cocok disandingkan dengan Sukabumi. Dengan semboyan Bontang Kota Taman, Bontang memang tertata rapi dan apik. Di beberapa ruas jalan, terutama sekitar komplek perumahan PKT, pohon-pohon tinggi masih tegak berdiri, sehingga membuat suasana menjadi asri dan segar. Kontur tanah Bontang yang berbukit, justru menjadi ciri khas Bontang. Udara Bontang terbilang panas, tetapi di malam hari lebih sejuk, sehingga nyaman untuk tidur :)
Kota Bontang

Urusan perut!
Hari Kamis setelah mengadakan pengajian di rumah baru, saya dan suami bertamu ke tetangga, khususnya tiga tetangga terdekat kami. Di lingkungan rumah kami, hanya kami yang terhitung pasangan muda. Lainnya kebanyakan sudah seumuran orang tua saya. Selain itu, di sekitar rumah kami juga ada pujasera dan pasar, sehingga urusan perut sudah pasti aman sentosa. Apalagi banyak penjual di sana berasal dari tanah Jawa. Wah, saya pastikan perut saya akan bahagia luar biasa karena hampir semua makanan cocok di lidah dan nyaman di perut :D Lalu, Bontang terkenal dengan seafood. Jumat malam, kami diajak makan ke Melati, yang menyajikan seafood. Kepiting saus padangnya luar biasa enak!!! Walaupun harus berjuang untuk memakannya, saya tetap suka! Apalagi sausnya heemmm................bikin ngiler deh! 


Kepiting saos padang *slurrrpppp*
Mari berhitung!
Sejauh ini, saya mencoba berhitung berapa banyak nikmat yang saya peroleh sejak saya tiba di Bontang. Mertua yang baik, rumah yang apik, kota yang menyenangkan, dan lingkungan yang nyaman. Insya Allah saya betah tinggal di sini :) 
Sembari menunggu kabar dari sekolah tempat saya melamar kerja, saya menyibukkan diri dengan mengurus suami dan mondok dulu di rumah mertua, serta memenuhi isi rumah saya. Kami belum pindah ke rumah karena masih bulan Suro/Muharram. Orang Jawa bilang, bulan Suro kurang baik untuk acara-acara besar, termasuk pindah rumah. Jadi, kami harus menunggu sampai bulan Suro habis, baru pindah ke rumah. 


Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar ya! 
Saya percaya saya bisa tinggal di kota ini, dan memulai hidup berumah tangga sebenarnya bersama suami. Doakan saya! :)

Sunday, December 05, 2010

This is the day!!! :D

Bersama pasangan pengantin baru, Sha & Mas Zaid

Teman-teman aneeehhhhhh :P

Friday, December 03, 2010

Menjelang hari H (5)

Bagi saya, hari ini setiap detik berjalan sangat cepat.
Rumah sudah siap menerima para tamu. Kamar pengantin juga sudah bersolek.
Tinggal hitungan jam saja, maka status lajang saya resmi kadaluwarsa.


Hari ini setelah zuhur, Insya Allah akan diselenggarakan pengajian dan siraman.
Rasanya deg2an, tapi juga senang banget! :)
Hmm....mungkin juga susah dideskripsikan ya rasanya...


Ngomong-ngomong,
para perempuan di keluarga besar saya heboh banget pas tahu saya "bocor" di hari-hari menjelang hari H.
Meskipun ada penundaan malam pertama, eyang, bude, tante, dan ibu saya hampir yakin 100% saya akan langsung 'isi' setelah menikah nanti.
Wah, saya mengamini saja dulu. Apalagi kami berdua belum sempat membahas soal anak, meski kami juga pasrah saja, tidak berniat menunda. Ada banyak obrolan yang harus saya lakukan bersama calon suami yang besok akan menjadi suami saya :)


Bismillah....
semoga acara kami berjalan lancar, termasuk akad nikah dan resepsi nanti.
Mohon doanya teman-teman! :)

Saturday, November 27, 2010

Wedang Jahe, anyone?


Hujan kemarin sore menginspirasi saya untuk membuat wedang jahe. Apalagi setelah sibuk bongkar-bongkar resep dari tabloid NOVA. Wedang jahe menjadi penutup obsesi saya terhadap dapur kemarin malam.

Resep wedang jahe yang ada di NOVA lebih variatif. Saya hanya mengambil resep dasar wedang jahe-nya saja. Jadi, benar-benar cuma dua jahe ukuran besar, satu batang kayu manis, gula jawa dicacah kasar,dan gula pasir secukupnya. 

Cara membuatnya sederhana dan mudah kok!
  1. Cuci bersih jahe, lalu memarkan. 
  2. Bakar jahe sampai aroma jahe lebih tajam dan pedas.
  3. Rebus air bersama jahe, kayu manis, gula jawa, dan gula pasir sampai gula larut dalam air. 
  4. Hidangkan saat masih panas. 
Saya membuatnya menjadi tiga cangkir. Satu untuk saya, satu untuk ibu saya, dan satu untuk eyang putri saya.
Ibu saya sih lebih suka aroma dan rasa jahe yang lebih pedas, jadi menurutnya lumayanlah wedang bikinan saya. Namun, eyang saya bilang enak dan pas! 
Kalau saya sih suka sekali! Hangat, tetapi tidak terlalu pedas :)

Minggu depan mau bikin lagi, tetapi kali ini untuk suami ;D

Silakan dicoba di rumah!

Menjelang hari H (4)

Mari bertaruh, minggu depan saya tidak akan berada di depan laptop untuk bercerita tentang akad nikah saya.
Hampir bisa dipastikan pada jam ini di minggu depan saya akan tiduran di kamar, meluruskan kaki dan badan. 

Yap! Hari itu semakin mendekaaaattt........................
Dan rasanya pikiran dan hati saya mulai tidak karuan.

Seperti kemarin, dan juga pagi ini.
Bagaimana mendeskripsikannya ya?

Satu, saya jadi sangat terobsesi dengan makanan. Kemarin, saya menghabiskan banyak waktu untuk masak di dapur : masak, memanaskan makanan, memotong buah, membuat salad, mengunyah, membuat wedang jahe. Ini di luar kebiasaan saya. Tiba-tiba saya jadi sangat bersemangat untuk ke dapur! 
Yeah, walaupun saya sebetulnya memang suka masak, tetapi kemarin itu terasa tak biasa bagi saya. Saya sangat ingin mengunyah atau membuat sesuatu! Sebelum akhirnya upaya itu terhenti oleh obat anti alergi yang sukses bikin saya tidur lelap! 

Setelah menuliskannya kembali, saya yakin, obsesi terhadap makanan itu adalah bentuk kegelisahan saya. Bahwa saya gugup. Gugup menghadapi pernikahan saya MINGGU DEPAN.

Dua, saya bangun tidur dengan linglung tadi pagi. Saya bingung dengan apa yang saya kerjakan hari ini. Pikiran saya ke mana-mana. Susah sekali untuk fokus! Keluar kamar saya langsung mandi, dan berharap mandi bisa meredakan kebingungan saya. Setelah mandi, saya langsung sarapan dengan semangkuk sereal, ditambah omelet tomat bikinan sendiri. Lalu kesibukan menyiapkan ratus wangi di kamar manten sedikit membuat saya terfokus. Sialnya, obat anti alergi kembali membuat saya sangaaaattt ngantuk, sehingga rencana membereskan pekerjaan video editing tertunda. 
Makan siang mampu mengembalikan energi saya. Saya jadi lebih fokus. Pikiran dan hati bisa sejalan lagi. 

Menuliskan ini semua semakin meneguhkan bahwa saya memang sedang gelisah. 

Rasanya baru sore ini saya "kembali" utuh, setelah melanglang buana selama dua hari. 

Masih ada enam hari lagi sebelum hari H.
Kondisi fisik dan mental saya harus prima!

Mudah-mudahan berbagi cerita di sini bisa membantu saya melepaskan kegelisahan :)

Tuesday, November 23, 2010

Through the years! :)

Kami membutuhkan waktu lima tahun untuk sampai ke lembaran akhir buku seri pertama 'Hammy-Bhuy'. 
Insya Allah, sebelas hari lagi kami akan menerbitkan buku seri kedua 'Hammy-Bhuy', dan berdoa akan terus terbit seri-seri berikutnya!

 Rambut saya pendek! :P

 Mahasiswa menyamar menjadi turis dadakan 

 Di hari ulang tahun dia (^3^)

 Coffee bean @ PS

 Impian saya tercapai! Kencan naik mobil di Jakarta! :D

 Kencan kami selalu berakhir dengan perut super penuh!

 PON! PON!

 Pipi tembem andalan!
Saya pecinta durian!
 Tapi dia tidak! ini adalah pemaksaan saya padanya! Hahahaha

Menjelang hari H (3)

 Talk to talk!

Ketika saya menghitung hari menjelang hari pernikahan, kata 'komunikasi' menjadi kata yang paling saya ingat.
Saya dan calon suami berbeda kota, berbeda pulau. Komunikasi adalah hal yang harus selalu dilakukan untuk menyelesaikan semua urusan-urusan penting menjelang hari H.

Belum lagi soal bagaimana mempertemukan dua keluarga besar, yang masing-masing punya cara pandang dan kebiasaan berbeda. 
Ini tantangan bagi kami, juga bagi keluarga besar kami masing-masing. Mengingat besarnya tekanan mendekati hari H, ditambah gaya berkomunikasi yang berbeda satu sama lain.

Calon suami mengaku pusing menghadapi semua urusan pernikahan, termasuk rencana resepsi kedua, eh, ketiga di kota asal calon suami. Ia menambahkan, seharusnya kami berdua bisa lebih santai dan berfokus pada diri sendiri sementara semua tetek bengek pernikahan diurus oleh orang lain yang terpercaya. Faktanya, si calon suami mesti memikirkan juga semua hal, sampai hal kecil sekalipun. 

Di satu sisi saya mengamini pernyataan calon suami. Namun, jika itu menyangkut kepentingan kami berdua, memang kami tetap perlu turun tangan mengurus semuanya. Minimal tetap mengontrol bahwa semua aman terkendali. Inilah yang juga dilakukan oleh ibu saya dan saya. 

Beruntung ibu saya adalah tipe ibu-ibu yang hobi mengatur, menata, dan mempercantik segala hal. She has her own taste. Saya pun tipe anak manis yang menurut kepada apa kata orang tua. Saya cuma berpikir, ibu saya hanya satu kali mantu, jadi silakan mengatur segala hal sesuai keinginannya. Apalagi posisi ibu saya sebagai pemangku hajat. Saya yakin betul ibu saya punya passion luar biasa dalam hal mengatur ini itu ;D

Meskipun begitu, ada beberapa hal yang tetap saya urus sendiri, seperti undangan, barang seserahan, dan tentu saja perawatan tubuh. Untuk dua hal terakhir, bagi saya menjadi kenikmatan luar biasa! Kapan lagi bisa berbelanja dan bermanja-manja di salon lama-lama tanpa khawatir uang habis? Ya, karena dibantu oleh calon suami! :P

Kembali lagi ke soal komunikasi.
Untung teknologi komunikasi sekarang serba canggih. Telepon hayukkk, bbm-an gratissss, kirim dokumen via email juga okee. Semua mempermudah. Namun, bagi kami mengurus pernikahan jarak jauh begini juga ribet. Ada banyak hal yang mestinya bisa dilakukan bersama jadi dilakukan sendiri-sendiri. Belum lagi jika menyangkut urusan keluarga masing-masing, waduh pusingnya bukan main! 

Tetapi inilah seni dalam mempersiapkan pernikahan, bukan?

Butuh kesabaran ekstra dari semua pihak, juga saya dan calon suami.

Dan kalimat 'maklum, calon pengantin deg-degan' kerap jadi jurus ngeles saya kalau saya sedang sensitif atau melakukan kesalahan bodoh! :D

Monday, November 22, 2010

Menjelang Hari H (2)


Menyiasati waktu yang sempit untuk menyelesaikan hal-hal penting sebelum hari H adalah hal yang gampang-gampang susah bagi kami berdua.
Begitu juga soal sesi foto pre wedding.

Kami melakoni sesi foto pre wedding pada awal Oktober lalu dan hanya berlangsung setengah hari saja, cuma sekitar 6 jam. Sesi foto ini terbilang serba dadakan. Pasalnya, mendadak fotografer yang sudah saya minta jauh-jauh hari tidak bisa di hari di mana calon suami sedang di Jakarta. Waduh, berabe kan kalau batal? Sementara saya dan calon suami hanya punya waktu itu saja untuk melakukan sesi foto. 

Untung saya dipertemukan dengan kenalan ibu saya yang kebetulan juga sering mendokumentasikan foto-foto di acara penting keluarga kami. Om fotografer inilah yang menyelamatkan sesi foto kami :)

Sesi foto dilaksanakan di Taman Kota 2, BSD. Kami sukaaaa sekali di sana dan menghasilkan banyak foto-foto bagus! Si calon suami yang memang fotografer dan gila foto menjadi pengarah gaya untuk foto-foto kami. Sayangnya, hujan keburu turun sebelum kami menyelesaikan sesi foto di sana. Jadi, baru sebagian taman kota yang kami jelajahi. 
Hujan deras membuat kami mengurungkan niat untuk melanjutkan sesi foto outdoor. Pilihan pun jatuh ke rumah saya. Ternyata banyak sekali bagian rumah saya yang bisa dijelajahi lebih dalam! Huraaayyyy!!!! :D

Om fotografer pun suka dengan hasil-hasil foto kami. Silakan klik link berikut untuk beberapa foto prewedding kami. Siapa tahu bisa terinspirasi juga.

NKOTB vs BSB @ AMA 2010



Seperti balik ke zaman muda, kira-kira 12 tahun lalu!
They're rock!!!!

Menjelang hari H (1)



Yes, its finally! Ini adalah undangan pernikahan kami.

Butuh kurang lebih 1 tahun untuk menyiapkan semua pernak-pernik pernikahan ini.
Khusus undangan, kami berdua sepakat untuk membiayainya. Selebihnya menjadi tanggungan orang tua saya sebagai pemangku hajat. Saya memesan undangan ini di Domino Wedding Card sejak bulan Juni 2010. Bersama calon suami dan ibu saya, kami mendatangi kantor Domino di bilangan Palbatu, Tebet. Sebetulnya beberapa waktu sebelumnya saya sudah menetapkan model undangan, berupa dompet. Saat datang ke Domino, kami menyepakati model undangan ini. Beberapa hari kemudian, tim Domino mengirimkan email desain undangan beserta isinya. Untuk isinya, saya sendiri yang meminta dibuatkan model lembaran yang berbeda untuk siraman, akad, dan resepsi, plus peta. Tujuannya, supaya lebih mudah dibaca para tamu.

Bahan dompet terbuat dari kain shantung warna emas yang melapisi karton tebal. Pita yang diikatkan berwarna hijau dengan pinggiran emas. Tim Domino mengemas undangan dengan plastic wrap yang sangat rapi, dan pita hijau di luarnya.

Saya sangat puas dengan undangan ini!
Komentar beberapa teman juga positif. Bahkan mereka merasa sayang untuk membuka undangannya karena terlalu bagus! :D

Ada juga teman yang berkata, undangan ini saya banget! Ya, karena si pita hijau itu. Dan saya harus memberikan kecupan sayang pada si calon suami untuk pilihan warna pita hijau emas ini.

Undangan model ini juga sudah punya pengikut di Domino. Konon, sudah ada beberapa pelanggan Domino yang memesan undangan serupa dengan punya saya!

Puas kah saya?
Ya! Sangat puas!

Sayangnya, saya hanya bisa memberikan beberapa undangan saja untuk para sahabat dekat, mengingat para pemangku hajat yang mengatur jatah undangan saya. Eh, para pemangku hajat tak lain dan tak bukan adalah orang tua saya.
Akhirnya pun saya mengalah, mengundang teman-teman via Facebook saja dengan undangan berikut.

Semoga teman-teman yang diundang bisa hadir ya!
Mohon maaf jika kami tidak mengundang semua karena keterbatasan tempat dan harus berkompromi dengan para pemangku hajat.
Namun, doa restu teman-teman tetap kami nanti! :)

Setelah sekian lama....

Setahun saya berpindah ke lain hati meninggalkan blog ini.
alasan klise, terlalu sibuk bekerja.

Masa pingitan menjelang pernikahan membuat saya tergerak untuk "membangkitkan" si Hejo.
Juga karena tergoda dan termotivasi oleh blog seorang teman, Widya, yang menarik dan enak dibaca.

Nah, selamat membaca lagi si Hejo.

si Hejo lahir kembali tepat hari ini!
:)
Powered by Blogger.