Toko buku adalah tempat kencan favorit
saya dan suami saat kuliah dulu. Pun setelah menikah, toko buku selalu ada di
daftar teratas tempat wajib kunjung di mana pun kami berada. Apalagi kalau
jalan-jalan di Jakarta! Bahkan, kami rela merogoh kocek lebih dalam supaya bisa
terbang dengan Garuda Indonesia. Alasannya satu, agar bisa cuci mata di Periplus, Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta :D
Semua berawal dari kecintaan saya pada
buku. Membaca merupakan hobi pertama saya, sejak kecil. Mama saya berulang kali
bercerita bahwa saya sudah langganan majalah Bobo sejak usia 1 tahun dan selalu
minta dibacakan. Orang tua saya pun dengan
senang hati menyediakan fasilitas buku-buku di rumah. Mulai dari majalah, surat
kabar, tabloid, ensiklopedi, kamus, buku cerita, hingga komik.
Membaca bagi saya menjadi jiwa dari segala rangkaian kata yang saya
buat. Karena saya punya pengetahuan, maka saya bisa menguraikan pengetahuan
yang saya miliki dengan kata-kata. Karena membacalah, saya bisa menulis.
Alhamdulillah, pengalaman membaca sejak kecil membuahkan hasil
manis lewat sebuah tulisan.
Saya pun semakin yakin, saya harus menularkan hobi membaca pada Rasya!
Rak buku pertama kami |
Sebagian koleksi buku di rumah |
Untunglah suami punya hobi sama. Sejak
menikah, saya dan suami bercita-cita suatu hari punya pojok baca di rumah.
Koleksi buku kami pun terus bertambah, dan tak akan berhenti karena kami selalu lapar mata setiap ada di toko buku manapun! Terlebih lagi setelah Rasya
hadir, pasti ada alasan untuk membeli buku!
Rasya sudah sering saya bacakan buku saat
dalam kandungan. Usia tiga bulan ia punya soft-book yang bisa digigit-gigit. Beranjak
6 bulan, ayahnya membelikan board-book pertama. Usia 11 bulan, Rasya
punya satu set board-book Mickey Mouse dan tetap menjadi
favoritnya hingga saat ini!
Membaca jugalah yang membantu Rasya
meningkatkan kemampuan berbahasa. Setelah mengenal huruf, ia mulai melafalkan
setiap huruf yang ia lihat, tinggal merangkaikannya menjadi kata. Kini ia mampu melafalkan hampir seluruh huruf dengan tepat! Belakangan, Rasya
semakin lihai meniru kata dan perbendaharaan kosakatanya perlahan bertambah.
Setiap hari saya atau suami membacakan buku-buku
favorit pilihannya. Jika ada buku atau majalah baru, pasti ia segera membuka dan minta dibacakan. Rasya yang super aktif pun langsung tenang dan tekun menyimak cerita yang saya bacakan.
Halaman aktivitas sekarang jadi favorit Rasya |
Kini, membaca adalah bagian dari
keseharian keluarga kami di rumah. Saat Rasya bermain, saya sempatkan intip
majalah atau buku sejenak (me-time singkat
yang berharga!). Menjelang tidur, suami membolak-balik
halaman buku Quiet karya Susan Cain. Sebelum kelonan dengan Rasya, saya membacakan cerita rakyat mini: Lutung Kasarung – Keong Mas – Cindelaras, sampai ia mengantuk dan kami
pun tidur bersama.
Dulu saya membaca untuk diri sendiri.
Sekarang, saya membacakan cerita untuk Rasya, membaca buku-buku njelimet dan penuh teori untuk
berdiskusi dengan suami, dan membaca novel favorit untuk memuaskan imajinasi!
Sudah baca buku hari ini?
“Books are the plane, and the train, and the road. They are the destination, and the journey. They are home.”
― Anna Quindlen, How Reading Changed My Life
*)Tulisan ini disertakan dalam "3rd Giveaway: Tanakita - Hobi dan Keluarga"
Pengalamannya sama kok mak Dita. Biasanya anak yang sering dibacakan cerita sblm bobok tumbuh menjadi anak kreatif dan cerdas.
ReplyDeleteSalam kenal, aku sudah follow twitter dan blognya ya. Sukses selalu :)
terima kasih sudah berpartisipasi dan melengkapi semua persyaratan. Tercatat
ReplyDelete