Monday, February 24, 2014

Catatan Rasya (23): Menyapih, akhirnya!

Sampai saat Rasya tepat dua tahun, saya masih ragu dan bingung bagaimana mulai menyapih. Pasalnya, Rasya sangat sangat suka nenen dan ngempeng. Belum lagi jika ia merengek mati-matian demi nenen. Kalau nggak dikasih pasti makin menjadi.

Namun, entah ilham dari mana, pertengahan minggu lalu saya berniat menyapihnya pas tengah malam! Rabu malam menjadi kali terakhir Rasya tidur sambil nenen. Tengah malam saat ia ngelilir, saya yang juga setengah sadar bersikeras tak mau memberinya nenen. Tangis Rasya pun pecah, sekitar 15 menit ia menangis tak henti sambil guling sana sini. Kemudian suami berinisiatif untuk memboyong Rasya ke kamar lain, menjauhkannya dari saya. Saya pun ditinggal sendirian sementara suami menikmati kembali tidurnya sambil diiringi tangisan pilu Rasya. Tiga puluh menit kemudian suara tangisnya hilang, agaknya ia tertidur karena capek menangis. Menjelang subuh, saya ikutan pindah kamar gara-gara kesepian. Rupanya aksi saya ini ditegur suami, yang khawatir Rasya bangun dan ingin nenen lagi. Paginya, Rasya sempat minta nenen, tetapi berhasil saya alihkan ke susu dan makanan lain.

Esok malamnya, cerita yang sama terulang lagi. Saya harus makin sayang pada suami karena rela dijadikan sasaran rengekan Rasya. Rasya butuh waktu yang sama sejak ia ngelilir sampai tidur lagi. Kali ini saya nggak nyusul, tapi tetap sih, baru bisa tidur setelah memastikan tangisnya nggam terdengar lagi :p

Malam berikutnya, saya berhasil menenangkan Rasya yang ngelilir dengan pelukan dan nyanyian. Begitu ia marah, saya biarkan dulu, tetapi tetap waspada supaya tak terjatuh dari kasur. Setelah bisa dipeluk, baru saya usap-usap sambil dinyanyikan. Lama-lama tidur sendiri. Pun saat weekend, saya mengeloninya tidur sambil bercerita sampai ia tidur sendiri. Kini, sudah empat hari ia tidak nenen. Minta sih masih, tapi sering saya abaikan lalu saya alihkan. Paling sulit adalah saat menenangkannya pada sesi bangun tengah malam, tetapi sejauh ini bisa teratasi :)

Alhamdullilah episode menyapih penuh drama ini berjalan lumayan lancar. Saya nggak tahu persis, apakah ini yang disebut weaning with love atau bukan, tetapi saya nggak memakai obat apapun untuk menyapihnya. Modal saya cuma rasa tega yang lebih banyak dari biasanya! Ibu mana sih yang tega melihat anaknya menangis? Namun, untuk ini saya harus tega melihatnya merengek dan menutup celah sekecil apapun yang bisa membuatnya ingat nenen. Plus peran suami juga penting untuk 'menceraikan' anak dengan kita sementara waktu. Belakangan saya juga lumayan sibuk bekerja, sehingga suami punya kesempatan lebih banyak untuk bermain dengan Rasya. Bisa jadi, ini juga menumbuhkan rasa nyaman dan percaya Rasya pada ayahnya.

Satu yang pasti, sejak mulai menyapih, saya merasa lebih harus sering memeluk Rasya. Alasannya, agar ia tahu bahwa saya tetap sayang padanya meski nggak nenen lagi, saya tetap ada di sampingnya menemani setiap waktu. Kangen menyusui? Iya, apalagi ASI saya masih keluar sehingga saya masih memerahnya tiap hari. Akan tetapi, rasa bangga pada Rasya jauh lebih besar!

Terima kasih, Rasya, sudah memberi Mama pengalaman menyusui yang menakjubkan selama 2 tahun 1 bulan.
Mama bangga Rasya mampu bertahan selama proses menyapih ini! Keep it up the good work, Lil' Boi! :*

Sunday, February 16, 2014

First Giveaway: Risolkoe!

My first giveaway, yeay! 

Sebetulnya barusan sudah sibuk foto-foto barang untuk hadiah giveaway, tetapi di detik-detik terakhir malah berubah pikiran. Jadi, giveaway pertama saya adalah .... Risoles Risolkoe!

Ya, ini jualan Mama saya di Jakarta (coret) sana. Risoles Risolkoe punya beragam rasa, yaitu Ragout Ayam, Ragout Sapi, Beef Mayo, Chicken Teriyaki, Sayuran, dan Pisang Vla. Malah sekarang Risolkoe juga menyediakan risoles beku yang sudah dikemas rapi, lengkap dengan expired date, pas banget untuk jadi simpanan cemilan di rumah. Kalau mau dimakan tinggal goreng deh! 

Risolkoe favorit saya....Beef Mayo! Dimakan panas-panas, mayonaise-nya lumer di mulut, hmmm.....Kalau suami dan Rasya lebih suka Ragout Ayam. Makanya, setiap kami pulang kampung ke Jakarta, kerjaan saya tiap hari ngemil Risolkoe terus!



Nah, buat yang ingin cicipi Risolkoe (gratis, 'kan giveaway), yuk intip syarat di bawah ini.
  • Berdomisili di Jabodetabek.
  • Siapa saja boleh ikutan giveaway ini dengan menjawab pertanyaan berikut: Apa judul post atau tulisan favorit Anda di blog Cerita Si Hejo? Mengapa memilih judul post atau tulisan tersebut?
  • Jawaban ditulis pada kolom komentar di post ini, dengan menyertakan nama dan akun twitter/email.
  • Setelah mengirim jawaban, silakan follow dan mention saya di twitter @aninditasubawa dengan #ceritasihejo #giveaway #Risolkoe
  • Jawaban ditunggu sampai Rabu, 26 Februari 2014 pukul 18.00 WIB.
  • Pengumuman pemenang akan dilakukan pada Jumat, 28 Februari 2014 lewat twitter dan blog.
  • Saya akan memilih dua pemenang, masing-masing akan mendapatkan dua kotak Risolkoe isi 10 buah. Metode pengiriman akan dibicarakan kemudian. 
Ayoooo, ikutan yaaa! 
Ditunggu partisipasi teman-teman! ;)




Giveaway ini dipersembahkan oleh:

Monday, February 10, 2014

Bolu Tape Kukus

Saya suka banget dengan tape singkong, favorit saya adalah tape goreng. Dimakan hangat-hangat sambil minum kopi pas cuaca hujan, terus makannya di saung gitu, hmmmm......
Setiap lihat tape, langsung ingat Papa, soalnya papa saya orang Sunda tulen, sukanya peuyeum. Segala bentuk tape si Papa teh doyan banget. Agaknya serumah yang ikutan doyan tape cuma saya deh!

Di kota saya tinggal, mendapatkan tape terbilang mudah. Di pasar ada, di tukang sayur ada. Namun, rasanya nggak setajam tape di Jawa, apalagi peuyeum Bandung. Ya judulnya tetap tape, tetapi dari segi citarasa kurang legit. Biar begitu, tetap kok saya doyan hehehe.

Berhubung suami kurang doyan tape dan saya juga agak ngeri kalau kasih tape begitu saja ke Rasya, maka kali ini saya coba resep Bolu Tape Kukus. Resepnya saya ambil dari Sajian Sedap, sambil sedikit saya kurangi beberapa bahan karena nggak ada. Mari dicoba!


Bolu Tape Kukus 

Bahan
2 butir telur
100 gram gula pasir
1 sdt emulsifier (SP)
100 gram tepung terigu
100 gram tape singkong
100 ml santan kental instan
1/2 sdt garam
1 sdm coklat bubuk

Cara membuat

  1. Blender tape singkong dan santan sampai lembut, sisihkan.
  2. Siapkan loyang, olesi dengan mentega dan taburan terigu.
  3. Kocok telur, gula pasir, garam, dan emulsifier sampai mengembang dengan mixer berkecepatan tinggi.
  4. Panaskan dandang dengan tutup panci yang diberi serbet.
  5. Masukkan tepung terigu bergantian dengan campuran tape singkong sambil diaduk perlahan dengan spatula. Aduk seperlunya sampai rata, jangan terlalu banyak mengaduk ya.
  6. Kalau versi saya, saya menyisihkan 3 sendok sayur adonan ke mangkuk bersih, tambahkan coklat bubuk, aduk rata.
  7. Tuang adonan putih ke dalam loyang, tambahkan adonan coklat, 'ratakan' acak dengan garpu/tusuk sate. Lakukan sampai adonan habis.
  8. Kukus dalam dandang yang sudah panas selama 30 - 45 menit. 
  9. Angkat, dinginkan, potong sesuai selera, sajikan.
Ssssttt.......Rasya doyan banget lho! Yeay!


Wednesday, February 05, 2014

Catatan Rasya (22): Motorik VS Bahasa

Gundah tapi nggak galau. Resah tapi nggak gelisah.
Begitu perasaan saya sejak Rasya tepat berusia 2 tahun. 
PR besar kami masih menanti untuk segera dikerjakan, yakni menyapih Rasya dan menanti lebih banyak kata darinya.

Sebisa mungkin juga saya mesti kuat mendengarkan setiap pertanyaan orang soal 'lho masih ASI?' atau 'ngomongnya udah lancar?' sambil mencari jawaban diplomatis. Maklumlah, itu pertanyaan standar yang harus dihadapi oleh semua ibu beranak balita. Apalagi banyak anak seumuran Rasya yang perkembangan bahasanya meluncur jauh. 

Namun, saya dan suami sepakat untuk tetap menunggu, dan belum tergerak pergi konsultasi ke dokter atau psikolog (meski sudah banyak yang menyarankan). Bukan, bukan karena kami berdua lulusan psikologi terus kami sok tahu soal ini. Bukan juga karena kami terlalu santai atau nggak khawatir. Kami malah khawatir, tetapi kami percaya Rasya punya timing sendiri untuk menjebol tanggulnya. Sampai saat ini ia masih sibuk menyerap seluruh kata yang ia dengar, juga mengenali setiap huruf yang ia lihat di benda apapun. Plus, ia sudah paham kata-kata yang ia dengar dan meresponnya dengan baik, seperti catatan suami saya di sini.

Ya, sejak saya belikan puzzle huruf, Rasya sedang semangat-semangatnya belajar mengenal huruf. Belakangan ia lumayan fasih melafalkan huruf vokal a, i, u, e, o. Lucu banget mendengar ia berusaha melafalkan huruf U sambil monyong-monyong. Setiap ada benda berhuruf, ya buku, majalah, bungkus biskuit, menu restoran, ia sibuk menunjuk dan minta dibacakan itu huruf apa. Makanya, saya jadi bersemangat dan tetap yakin, sebentar lagi tanggul kosakatanya akan segera jebol. 
pinjam dari suami
Kemarin malah saya mendengar Rasya menirukan suara mobil saat bermain mobil-mobilannya. Sambil meluncur ia bilang 'ngeeeennnggg', yang malah terdengar seperti 'nenen.' Belum lagi ocehannya kalau lagi ditinggal sebentar ke kamar mandi, maka ia akan sibuk teriak-teriak di depan pintu kamar mandi sambil memanggil 'maaa, huhuhu, maaaa.' Atau bagaimana ia ceria menyambut ayahnya pulang dan memanggil 'yayaah!' 

Ia mulai berbahasa, meski belum sempurna, tetapi ia tahu persis bagaimana berkomunikasi. Selain itu, saya melihat perkembangan motorik Rasya luar biasa pesat. Silakan intip checklist perkembangan Rasya yang saya ambil dari sini. 

Bisa jadi ini sebagai 'kompensasi' atas penguasaan bahasa yang belum sempurna ya. Pengamatan saya, di usia 2 tahun ia sudah lancar makan dengan sendok, baik makanan berkuah maupun nasi. Ia juga sudah menggenggam krayon dengan jari, seperti menulis (dan 'mewarnai' dinding rumah kami). Menjumput benda-benda kecil, memasang puzzle sesuai bentuknya, bermain bola, sampai menyetir mobil-mobilan, semua ia kuasai dengan baik. Begitu juga dengan motorik kasarnya. Ia adalah anak yang aktif, selalu bergerak, memanjat, naik turun undakan atau tangga, dan melompati apapun, dengan berani. Berjoget adalah keahliannya kini, menggerakkan tubuhnya pun semakin selaras dengan musik, ada signature style tersendiri :D
pinjam dari suami
Mengutip pernyataan kolega saya di tempat kerja, 'Anakmu itu baik-baik saja, memang dia sangat aktif dan pasti lama-lama bisa ngomong. Yang penting tetap rajin merangsangnya supaya mau bicara, ya dibacakan cerita, dengar lagu, diajak ngobrol. Tenang saja.' Ya, semoga benar adanya, semoga Rasya sudah tahu kapan harus menjebol tanggulnya, supaya kata-kata mengalir deras dari bibirnya. 

Cepat besar ya, anak pintar! :*
Powered by Blogger.