Saturday, June 28, 2014

Here I Am :)

Pinjam di sini

Sebetulnya, apa sih comfort zone itu?

Comfort zone adalah suatu keadaan saat kita selalu melakukan sesuatu yang rutin, dan berubah menjadi kebiasaan yang membuat kita merasa nyaman. Comfort zone bukan soal apakah ini baik atau buruk, tetapi hal ini memang sangat manusiawi. Di mana pun kita berada, kita akan membangun zona nyaman kita sendiri.[1] Berada di zona nyaman memang menyenangkan, tetapi bagaimana jika kita malah merasa terjebak, stuck di dalamnya? Hingga kita berpikir bahwa kita harus melakukan aktivitas baru untuk membuat hidup lebih berwarna atau malah melakukan suatu lompatan besar!

Cara pertama untuk me-refresh zona nyaman kita adalah: melakukan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan. Sekedar menata ulang perabot rumah, mencoba menu baru di resto favorit, berekreasi ke alam terbuka daripada ke mall, atau menginap semalam di hotel dekat rumah bersama keluarga. Hal kecil yang membuat kita lebih bersyukur betapa menyenangkannya rutinitas harian itu!

Namun, bagaimana dengan perubahan besar dalam hidup keluarga? Ya, merencanakan sebuah lompatan besar!

Seperti yang tengah saya alami bersama keluarga kecil saya. Pertama kali mendengar rencana besar suami, saya super excited! It was a year ago. Seiring waktu, satu persatu langkah mewujudkan rencana itu mulai nyata, salah satunya kini saya seorang job-seeker. Kini, saya sudah berada di depan pintu rencana besar yang telah terwujud itu. Tinggal membuka pintu dan masuk ke dalamnya. Namun, perasaan takut dan khawatir kerap bermunculan dalam diri.

Lha kok bisa?

Ya, karena saya tahu saya akan berhadapan dengan sesuatu yang besar: tinggal kembali dalam hiruk pikuk ibukota. Setelah tiga tahun saya tinggal di kota kecil, saya merasa khawatir pada banyak hal, terutama soal fleksibilitas waktu. Sudah lama macet tidak menjadi sahabat saya, sebab saya terlalu terbiasa dengan waktu tempuh yang nggak sampai durasi satu lagu dari rumah ke tempat kerja. Saya pun terlalu santai dengan jam kerja yang super nyaman, yang memungkinkan saya pulang istirahat siang bertemu Rasya di rumah.

But the show must go on. Berita Mama sakit membuat saya harus berangkat lebih awal dari rencana. Dan di sinilah saya sekarang, di rumah orang tua, bersiap untuk mengurus Mama pasca rawat inap, bersiap untuk membesarkan Rasya di sini, dan tentunya bersiap untuk bikin zona nyaman lagi.

Toh pada akhirnya, kita sendiri juga yang menentukan, mau hidup ribet atau hidup simpel. Kalau mikirin ketakutan mah, malah nggak bisa berbuat apapun yang mengubah ketakutan itu. Segala ketakutan dan kekhawatiran itu harus dihadapi, dijalani, dan dinikmati. Masa penyesuaian diri seperti ini ibarat transisi dari satu fase kehidupan ke fase kehidupan berikutnya. Saya yakin, saya, suami, dan Rasya dapat menyesuaikan diri dengan cukup baik di kota super sibuk ini.

Here I am now, in my hometown  :)



[1] Are Your Comfort Zones Holding You Back? Published on September 2, 2010 by Carolyn L. Rubenstein in Now Is Everything, diakses lewat http://www.psychologytoday.com/blog/now-is-everything/201009/are-your-comfort-zones-holding-you-back

Wednesday, June 18, 2014

Semangat Membaca dalam Keluarga Kami

Toko buku adalah tempat kencan favorit saya dan suami saat kuliah dulu. Pun setelah menikah, toko buku selalu ada di daftar teratas tempat wajib kunjung di mana pun kami berada. Apalagi kalau jalan-jalan di Jakarta! Bahkan, kami rela merogoh kocek lebih dalam supaya bisa terbang dengan Garuda Indonesia. Alasannya satu, agar bisa cuci mata di Periplus, Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta :D

Semua berawal dari kecintaan saya pada buku. Membaca merupakan hobi pertama saya, sejak kecil. Mama saya berulang kali bercerita bahwa saya sudah langganan majalah Bobo sejak usia 1 tahun dan selalu minta dibacakan. Orang tua saya pun dengan senang hati menyediakan fasilitas buku-buku di rumah. Mulai dari majalah, surat kabar, tabloid, ensiklopedi, kamus, buku cerita, hingga komik. 

Membaca bagi saya menjadi jiwa dari segala rangkaian kata yang saya buat. Karena saya punya pengetahuan, maka saya bisa menguraikan pengetahuan yang saya miliki dengan kata-kata. Karena membacalah, saya bisa menulis. Alhamdulillah, pengalaman membaca sejak kecil membuahkan hasil manis lewat sebuah tulisan. Saya pun semakin yakin, saya harus menularkan hobi membaca pada Rasya!
Rak buku pertama kami
Sebagian koleksi buku di rumah 
Untunglah suami punya hobi sama. Sejak menikah, saya dan suami bercita-cita suatu hari punya pojok baca di rumah. Koleksi buku kami pun terus bertambah, dan tak akan berhenti karena kami selalu lapar mata setiap ada di toko buku manapun! Terlebih lagi setelah Rasya hadir, pasti ada alasan untuk membeli buku!

Rasya sudah sering saya bacakan buku saat dalam kandungan. Usia tiga bulan ia punya soft-book yang bisa digigit-gigit. Beranjak 6 bulan, ayahnya membelikan board-book pertama. Usia 11 bulan, Rasya punya satu set board-book Mickey Mouse dan tetap menjadi favoritnya hingga saat ini! 

Membaca jugalah yang membantu Rasya meningkatkan kemampuan berbahasa. Setelah mengenal huruf, ia mulai melafalkan setiap huruf yang ia lihat, tinggal merangkaikannya menjadi kata. Kini ia mampu melafalkan hampir seluruh huruf dengan tepat! Belakangan, Rasya semakin lihai meniru kata dan perbendaharaan kosakatanya perlahan bertambah.

Setiap hari saya atau suami membacakan buku-buku favorit pilihannya. Jika ada buku atau majalah baru, pasti ia segera membuka dan minta dibacakan. Rasya yang super aktif pun langsung tenang dan tekun menyimak cerita yang saya bacakan.

Halaman aktivitas sekarang jadi favorit Rasya
Kini, membaca adalah bagian dari keseharian keluarga kami di rumah. Saat Rasya bermain, saya sempatkan intip majalah atau buku sejenak (me-time singkat yang berharga!). Menjelang tidur, suami membolak-balik halaman buku Quiet karya Susan Cain. Sebelum kelonan dengan Rasya, saya membacakan cerita rakyat mini: Lutung Kasarung – Keong Mas – Cindelaras, sampai ia mengantuk dan kami pun tidur bersama.

Dulu saya membaca untuk diri sendiri. Sekarang, saya membacakan cerita untuk Rasya, membaca buku-buku njelimet dan penuh teori untuk berdiskusi dengan suami, dan membaca novel favorit untuk memuaskan imajinasi!

Sudah baca buku hari ini?
“Books are the plane, and the train, and the road. They are the destination, and the journey. They are home.” 
― Anna QuindlenHow Reading Changed My Life

*)Tulisan ini disertakan dalam "3rd Giveaway: Tanakita - Hobi dan Keluarga" 

Saturday, June 14, 2014

Officially A Job Seeker

Kemarin adalah hari terakhir saya bekerja sebagai guru. Untuk sebuah rencana besar, saya memutuskan tidak memperpanjang kontrak kerja. Meski dua minggu ke depan masih bolak-balik ke sekolah untuk serah terima pekerjaan, tetap saja, status saya sekarang ibu rumah tangga alias pengangguran alias job-seeker :D

Sambil menikmati masa-masa jadi job-seeker, saya tampaknya akan sibuk beres-beres rumah, menemani Rasya lebih sering, dan memastikan seluruh pekerjaan saya sebelumnya sudah diserahkan pada rekan kerja. Rasanya campur aduk, ketika sudah melakukan hal yang sama selama tiga tahun, lalu sebuah rencana besar mendorong saya keluar lagi dari zona nyaman saat ini. Ada rasa senang, tapi juga ada rasa deg-degan plus khawatir. Berharap kami sekeluarga bisa menyesuaikan diri dengan mudah di sana, terutama suami dan juga Rasya. Saya sih judulnya kembali ke rumah masa kecil, should be no worry. Kembali jadi anak, tetapi anak beranak hehehe. 

Ini adalah rencana besar yang terwujud berkat rezeki yang diberikan Allah SWT. Semoga persiapan pindah ini berjalan lancar! Doakan kami ya :)

Pinjam di sini

Thursday, June 05, 2014

Berbagi Penghargaan: The Liebster Award

Akhir pekan lalu, seorang teman kuliah men-tag saya di Facebook dan bermaksud menghadiahkan sebuah award. Nian memberikan saya The Liebster Award, sebuah penghargaan yang diberikan dari seorang blogger pada blogger lain. Rupanya penghargaan ini mirip 'pesan berantai' yang tidak diketahui asal muasal pencetusnya. Di sini banyak sekali versi aturan main pemberian Liebster Award. Selain itu, kita bisa menerima atau menolak dan tidak meneruskan award ini. Saya sih menganggap penghargaan ini sebagai pengakuan atas eksistensi kita di kancah blogger. Sekaligus bukti bahwa ada juga yang jalan-jalan ke blog saya, hehehe.

Jadi, terima kasih Nian, untuk penghargaannya. Dengan senang hati saya terima dan akan saya teruskan! *pasang ikat kepala*
Pinjam di sini

Nah, aturan Liebster Award yang saya ikuti persis seperti yang disebutkan teman saya di blognya.
  • Membuat postingan tentang award ini di blog
  • Mengucapkan terima kasih pada blogger yang telah menominasikan award ini
  • Menuliskan 11 hal tentang diri kita
  • Memilih 11 blogger untuk menerima award ini dan memberikan 11 pertanyaan untuk dijawab teman blogger tersebut
Hmm... sekarang saya harus menuliskan 11 hal tentang diri saya. Mulai dari mana ya? Kayaknya bakal random banget nih! Yuk dimulai!
  1. Saya sudah nge-blog sejak kuliah, sekitar tahun 2006. Beberapa kali berganti judul blog, akhirnya memilih nama 'Cerita Si Hejo' karena saya suka sekali warna hijau.
  2. Saya orang yang cukup perfeksionis, semua harus sesuai rencana dan ideal. Pekerjaan rapi itu harus, maka saya selalu mengeceknya berulang-ulang sampai yakin betul. 
  3. Saya orangnya nggak bisa diam, ada saja yang dikerjakan di rumah. 
  4. Hobi saya sejak kecil: baca dan menulis. Sampai SMA saya masih rajin nulis diary atau buku harian. SMP sampai kuliah saya selalu punya satu buku yang di-sharing dengan sahabat dekat. Isi buku itu curhat soal macam-macam, dari pelajaran, sekolah/kuliah, dan tentu saja cowok yang ditaksir.
  5. Sejak SMA, saya terpikir untuk bekerja di sekolah atau membuat sekolah sendiri. 
  6. Menulis dan sharing adalah passion saya. Saya senang sekali bisa berbagi pengalaman lewat blog atau bercerita banyak dengan murid-murid saya. Satu pertanyaan dari murid bisa membuat saya bercerita panjang lebar. Saya selalu bersemangat kalau ada murid yang bertanya soal cita-cita atau masa depan! Karena itu adalah satu pertanyaan yang akan membuat kita membuka lebar-lebar pikiran kita bahwa ada banyak pilihan yang bisa kita ambil, dan tergantung kita mau melakukan jalan yang mana.
  7. Saya dan suami pacaran 5 tahun, 2 tahun ketemu setiap hari, 3 tahun LDR. Saking lamanya pacaran, saya nggak merasa ada yang berubah setelah menikah! Namun, tiap dengar lagu 'LDR' Raisa atau 'Dekat di Hati' RAN, saya langsung galau keingat zaman pacaran dulu :p
  8. Karena punya adik laki-laki dengan beda usia jauh, saya ingin sekali punya anak pertama laki-laki juga. Sudah terbiasa ngurus anak laki-laki dan bakal irit beli mainan!
  9. Saya pernah mengalami blighted ovum dan harus dikuret sebelum hamil Rasya.
  10. Suami adalah partner diskusi menyenangkan. Kami biasa mendiskusikan banyak hal tentang persoalan dunia, dari yang seru-seru hingga hal yang serius seperti capres. Ehm, tapi untuk urusan politik pada dasarnya kami memang nggak begitu berminat sih, makanya sampai sekarang masih galau soal capres mana yang akan dipilih!
  11. Saya sangat dekat dengan keluarga besar, maka pindah kota dan berjauhan dengan keluarga besar adalah tantangan saat saya menikah. Hal itu terbayar saat saya pulang Lebaran dan bisa berkumpul dengan seluruh keluarga besar, ketawa-ketiwi sama para sepupu, dan curhat dengan para tante. Apalagi sekarang keluarga besar kami sudah punya tiga anggota tambahan, yaitu para cicit. Pasti para cicit ini akan jadi bintang pada setiap pertemuan keluarga besar :)
Fiuuuh, itulah 11 fakta tentang diri saya. Sekarang waktunya menjawab pertanyaan dari Nian!
  1. Ibu seperti apa yang ideal? Ibu ideal bagi saya adalah ibu yang bahagia. Sebab sumber kebahagiaan di rumah berasal dari ibu. Jika kita sebagai ibu tidak bahagia, bahkan tidak bisa menerima diri sendiri, maka aura ketidakbahagiaan itu akan menular ke anggota keluarga lainnya. Maka, membahagiakan diri sendiri itu harus! Happy mom = happy dad = happy kids = happy family!
  2. Apa pengorbanan terbesar yang pernah dilakukan untuk mengejar mimpi? Keluar dari rumah sejak usia 18 tahun, dengan memutuskan kuliah di Jogjakarta. Kebetulan sekali di keluarga besar, saya adalah orang pertama yang berani untuk kuliah di luar kota. Maka, ketika saya memutuskan menikah dan pindah ikut suami ke pulau seberang pun saya nggak kaget. Pertanyaan 'siap nggak pisah dari orang tua?' bisa saya jawab dengan mantap 'ya!' 
  3. Apa arti menulis untukmu? Menulis berarti membahasakan kata-kata yang muncul dalam benak dan merangkainya menjadi kalimat penuh makna. Saya bakal merana kalau tidak bisa menuliskan isi pikiran. Saat menuliskan kalimat, seluruh kata terngiang dalam benak dan jari jemari ini begitu cepat dapat melisankannya. Menulis itu merekam jejak, mengabadikan momen lewat kata-kata, yang mungkin dilisankan saja nggak cukup. 
  4. Apa yang menjadi inspirasi menulismu? Saat ini inspirasi menulis terbesar saya adalah Rasya. Ia dapat membuat saya menuliskan apa saja! Saya ingin mencatat proses tumbuh kembangnya, sehingga kelak saat ia besar ia tahu seperti apa dirinya waktu kecil, termasuk bagaimana cerita tentangnya terus terpatri dalam ingatan saya sebagai mamanya.
  5. Apa yang kamu lakukan untuk meredam perasaan gelisah? Tarik napas panjang, berusaha mencari pendorong yang positif dari suami, anak, keluarga, atau teman dekat, dan tentunya berdoa. 
  6. Apa lagu favoritmu dan kenapa menyukainya? Saat ini saya suka sekali dengan lagu 'Hari Baru' dari RAN. Liriknya membuat kita lebih semangat menatap hari baru, dan semangat itu bisa menular! Satu lagi, saya sedang suka juga 'Ananda' dari Maliq & d'essentials karena mengingatkan pada Rasya.
  7. Apa alat musik favoritmu? Piano! Tapi saya nggak begitu pandai memainkannya. Saya bisa main organ/keyboard dan sampai sekarang kalau pulang ke rumah orang tua selalu memainkan alat musik itu.
  8. Siapa musisi favoritmu? Sejak dulu nyaris nggak berubah: Maliq & d'essentials, RAN, Rio Febrian, Kahitna, Andien, dan Super Junior. 
  9. Apa usaha yang kamu lakukan untuk hidup sehat? Selalu memasak sendiri di rumah. Bekerja nggak jadi alasan untuk tidak sempat menyiapkan makanan di rumah. Senin - Jumat dan Minggu saya selalu masak di rumah, Sabtu adalah hari libur masak :D Suami sudah sering jadi 'kelinci percobaan' menu baru di rumah. Sementara Rasya adalah teman makan cemilan manis karena kami berdua sama-sama sweet tooth!
  10. Usaha apa yang kamu lakukan dalam rangka menjaga bumi yang semakin terpolusi? Yang jelas berhemat listrik dengan menggunakan listrik prabayar di rumah dan mematikan listrik yang tidak terpakai. 
  11. Usaha apa yang kamu lakukan untuk berbagi pada lingkungan sekitar? Karena saya seorang guru, maka modal saya untuk berbagi adalah mengajarkan banyak hal pada murid-murid. Mulai dari soal kehidupan di rumah, sekolah, hingga di masyarakat kelak. Isu remaja pada dasarnya tak berubah dari tahun ke tahun, tetapi setting permasalahan akan berbeda. Saya sadar betul saat ini usia saya dengan murid terpaut 16 tahun-an, tetapi itu tidak menghalangi saya untuk tetap 'berjiwa muda.' Memahami orang muda itu perlu dan penting, dan setiap orang sebetulnya mampu, karena semua orang pernah muda. Mengerti orang muda bukan berarti meluluskan setiap permintaannya, tetapi membuat mereka paham bahwa dunia ini selalu menawarkan banyak pilihan, tinggal mereka yang memilih secara tepat dan bijak bagi diri mereka sendiri.
Oke, sekarang saya akan menominasikan beberapa teman untuk mendapat Liebster Award ini!
  1. Mbak Shintaries 
  2. Mbak Myra Anastasia 
  3. Bunda Yati Rachmat
  4. Amy Iljas 
  5. Mbak Berliana Sari Oktaria 
  6. Nelly 
  7. Rianthy Prijatna 
  8. Widya S. Sari 
  9. Ayu Kinanti Dewi 
  10. Lia Rosliany 
  11. Ezy Liana
Nah, pertanyaan yang saya ajukan pada para nominee adalah sebagai berikut.
  1. Hal apa saja yang menginspirasi Anda untuk menulis?
  2. Apa yang Anda sukai dari aktivitas blogging?
  3. Menurut Anda, apa saja manfaat yang Anda dapatkan dari aktivitas blogging ini?
  4. Ke mana tujuan liburan favorit Anda?
  5. Jika Anda hanya boleh membawa satu buah koper kecil untuk berlibur, kira-kira koper itu akan diisi apa saja?
  6. Apa sarana transportasi favorit Anda saat liburan? Mengapa memilih sarana tersebut?
  7. Apa buku favorit Anda?
  8. Apa musik favorit Anda?
  9. Apa serial TV favorit Anda?
  10. Jika Anda bisa mempunyai stasiun TV sendiri, program apa yang akan Anda tayangkan di TV?
  11. Jika Anda punya kedudukan di pemerintahan, kebijakan apa yang akan Anda buat untuk memajukan kaum perempuan?
Wah, benar kata Nian, susah juga ya bikin pertanyaan. Semoga teman-teman yang dinominasikan berkenan menjawabnya. Selamat menjawab! :D
Powered by Blogger.