Friday, March 29, 2013

Kenalan dengan laut :)


Seperti lazimnya emak-emak dengan anak pertama, mengajak anak mencoba hal baru adalah pengalaman yang mengasyikkan sekaligus mendebarkan. Belum punya pengalaman, kadang takut mau mencoba, tapi penasaran banget ingin mencoba. Salah satunya pergi ke pulau dengan kapal dengan tujuan cuma satu: main di pantai! 

Ya, sebagai kota pesisir, kota tempat saya tinggal ini sebetulnya kaya dengan potensi kelautannya. Saya ingat, pertama kali ke sini pertanyaan saya ke suami: ada pantai 'kan? Lalu suami hanya menjawab, ada tapi mesti menembus barikade keamanan lantaran pantai itu terletak dekat salah satu pabrik pengolahan gas di sini. Errr....Bagaimana dengan pantai lainnya? Sejauh yang saya tahu, di kota ini tak ada pantai, karena semua garis pantainya dipakai untuk pabrik, pelabuhan, pemukiman penduduk, juga terlindungi hutan bakau yang luar biasa lebat. Jadi, ke mana kalau mau ke pantai? Jawabannya, ya pergi ke pulau yang ada di sekitar wilayah kota ini dan naik kapal!

Jangan bayangkan kapalnya seperti kapal ferry atau yacht bintang Hollywood yaaaa.....Cukup kapal nelayan berukuran sedang, dengan dudukan kayu, plus atap terpal. Meski selama perjalanan sekitar 30 menit itu goyangan kapal cukup aduhai, Rasya anteng saja dan bisa tidur lelap. Terbelai angin sepoi-sepoi sih. Saking khawatirnya, selama di kapal Rasya saya pakaikan jaket dan digendong dengan baby wrap. Alhamdulillah Rasya pergi sehat pulang sehat.

Kami pergi dengan teman-teman suami dari komunitas fotografinya. Menyewa satu kapal beramai-ramai, tujuannya hunting foto. Mengingat kami pergi di waktu siang ke sore, maka saya harus memastikan Rasya kenyang. Begitu sampai, Rasya saya suapi skotel mi. Lalu bersiap-siap main. Rasya nggak pakai baju renang, hanya memakai celana pendek dan kaos. Saya sempat khawatir ia akan takut, meski sebetulnya ombaknya kecil. 

Pas pertama kali berkenalan dengan pasir, Rasya langsung merasakan sensasi tersendiri. Apalagi bertemu ombak, ia langsung senaaaaannnggggg sekali! Setiap ombak datang dan menyerbunya, ia tertawa terkekeh-kekeh. Bahkan, ia nggak takut ketika saya dudukkan di pasir dan diserbu ombak, malah tertawa geli. Tangannya pun mulai menyentuh, menggenggam pasir, juga kerang-kerang yang ia lihat. Giliran saya yang khawatir ia memasukkannya ke mulut. 

Benar saja, baru saya ingatkan, ehhh...langsung dimasukkan ke mulut (_ _)" Berkali-kali saya lepas tangannya, berkali-kali pula ia mengisap jarinya. Ealah, Lil', apa rasanya pasir?

Saya dan suami menerapkan waktu bermain berjeda dengan istirahat. Namun, Rasya senang sekali bermain di pantai. Bolak-balik minta turun ke pantai. Sepertinya si Rasya cocok jadi bocah petualang hehehe. Senang sekali bermain pasir, bertempur  melawan ombak, berjalan menyusuri pantai (bahkan kadang ia minta tangannya dilepas!), dan mengamati benda-benda kecil yang ia lihat. 

Sayangnya, kondisi pantai di pulau Beras Basah ini kotor, banyak sampah :( Meski ada penduduk pulau yang tinggal di situ, sampah tetap dibiarkan berserakan dan tidak dikumpulkan. Menjelang sore, barulah pantai terlihat lebih bersih, sampah-sampah sudah terbawa entah ke mana. 

Pendek kata, perkenalan Rasya dengan laut terbilang sukses! Pulang dari Beras Basah, si jagoan kecil ini langsung nemplok begitu naik kapal. Kapal jalan, ia pun tidur nyenyak dipeluk Mama :* Semoga kita bisa ke sana lagi ya, Rasya!

Atas: Muka Rasya nggak antusias, tahu-tahu tidur
Bawah: Perjalanan pulang, baterai Rasya sudah habis
Ekspresi Happi!!
Antusias
Semangat!
Itu kerang, jangan dimakan (menit berikutnya, hap!)
Main pasir dengan kakak Rafa
Our breastfeeding moment :)


Tuesday, March 19, 2013

Cinnamon Rice Pudding with Cheese

Inline image 1

Sebenarnya sudah lamaaaa sekali ingin coba resep ini, gara-gara lihat di Mommies Daily. Resep Mbak Affi ini bikin saya mupeng, karena saya juga suka banget segala macam bubur apalagi yang manis legit. 

Kebetulan Minggu pagi saya melihat nasi masih banyak banget di rice cooker. Langsung deh buat puding nasi ini. Ternyata eh ternyata, enaaaaakkk banget! Rasya juga suka, apalagi saya, hahaha. Suami mah mengernyit doank pas saya bilang ini puding nasi. Maklum, dia bukan pencinta makanan manis. 

Resep dari Mbak Affi tadi saya modifikasi sedikit. Di rumah ada kacang pistachio, oleh-oleh dari tetangga yang pulang umroh. Nggak banyak, tapi cacahan kacang pistachio lumayan memberikan tekstur tersendiri untuk puding nasinya. Plus, saya tambahkan keju untuk mengimbangi rasa manisnya. Seperti biasa, gurihnya keju memberikan rasa yummy!

Bahan:
2 sendok centong nasi putih matang
5 - 6 sdt gula pasir (manisnya bisa disesuaikan)
1 - 2 cangkir susu cair 
1 butir kuning telur
1/2 sdt garam
1/2 sdt bubuk vanili
Bubuk pala
Bubuk kayu manis
Keju parut
Kacang pistachio, cacah kasar

Cara membuat:
  1. Campur nasi putih, susu, gula pasir, dan garam dalam panci. Masak dengan api sedang hingga susu mendidih, sambil diaduk sesekali.
  2. Setelah susu mendidih, kecilkan api, tambahkan bubuk pala, bubuk kayu manis, bubuk vanili, dan parutan keju. Boleh ditambahkan juga cacahan kacang pistachio (bisa diganti kismis, kurma, atau jenis kacang lain) Aduk terus hingga nasi menjadi bubur lembut. 
  3. Matikan kompor, tambahkan kuning telur, aduk cepat, lalu nyalakan kembali kompornya. Masak sebentar dengan api kecil supaya kuning telur tadi bercampur rata dengan nasi dan tekstur puding nasinya sedikit lebih padat (tidak seencer bubur biasa). Setelah matang, angkat, dan tuangkan ke mangkuk saji.
  4. Bila suka, tambahkan parutan keju, cacahan kacang pistachio, dan bubuk kayu manis supaya lebih wangi. Sajikan hangat. Katanya, dingin juga enak. Saya lagi coba di rumah kalau disajikan dingin bagaimana :D
Gampang 'kan? 
Bisa untuk sarapan atau cemilan lho. Soalnya, cukup mengenyangkan, apalagi kalau ditemani secangkir kopi, hmmm....enak! :9
       

Sunday, March 17, 2013

Selamat jalan, Pakde Harry

Foto terakhir Pakde, bersama Bude Diah (kiri) dan Mama (kanan)
Keluarga adalah segalanya bagi saya.

Sewaktu belum menikah, kumpul-kumpul bersama keluarga besar dari pihak Mama setiap malam minggu jadi ritual di rumah Eyang Putri (saya memanggilnya Ibu) saya. Acara kumpul-kumpul ini cuma sekedar ngemil, makan, sambil ngobrol ngalor-ngidul tentang banyak hal, hingga tertawa ngakak bersama. Kami sekeluarga besar sangat kompak dan selalu mengandalkan satu sama lain.

Ketika ada berita bahagia, kami berbaginya bersama, termasuk di grup BBM.
Ketika ada berita sedih, kami juga berbagi dan saling mendoakan serta menguatkan.
Pun saat ada berita duka, seperti yang saya dapatkan pagi ini...

Innalillahi wainnaillaihi roji'un.
Pakde Harry, kakak Mama saya, berpulang ke sisi Allah SWT karena sakit yang sebulan belakangan ini dideritanya.
Saya shock, sangat sedih & lebih gundah karena tak bisa segera ke sana, merangkul Bude Diah, Mbak Asti, Mas Iwan, Mbak Laras & Mas Adi, juga Mama, dan Ibu... Sedih sekali...

Terlebih bagi Ibu, yang sedang sakit stroke juga, saya sangat khawatir bagaimana perasaan Ibu ditinggal lebih dulu oleh anak laki-laki kesayangannya :'(

Saat saya ke Jakarta nanti, saya tak akan lagi melihat Pakde, mendengar suara & canda Pakde, juga segala cerita masa mudanya. Ternyata, Lebaran lalu menjadi pertemuan terakhir saya dengan Pakde...

Namun, kami harus mengikhlaskan kepergian Pakde. Semoga ini menjadi jalan terbaik untuk Pakde. Semoga Ibu & Bude Diah kuat menghadapinya. Semoga kakak-kakak sepupu saya tabah menjalaninya.

Sebab setelah hari ini, esok tak pernah sama lagi bagi keluarga Gunawan...

Semoga kami sekeluarga siap dan kuat menjalani hari-hari berikutnya...

Selamat jalan, Pakde Harry...

Thursday, March 14, 2013

Meet my toddler :*


Yeay! Inilah aksi Rasya saat berjalan yang berhasil direkam lensa suami. Begitulah ekspresi Rasya saat berjalan beberapa hari ini, sambil ketawa lebar! Mungkin dia juga mengalami euforia karena bisa berjalan ya, hihihii :D

Next time, setelah biasa berjalan, mungkin ekspresinya akan biasa saja :p

Wednesday, March 13, 2013

Rasya naik kelas!


Baru saja saya menulis tentang kegundahan hati karena Rasya belum kunjung berjalan, eh hari Senin lalu Rasya langsung memamerkan keahlian barunya: berjalan! Wow, saking senangnya saya dan suami, sampai kami heboh sendiri mengabadikan momen ini. Seperti yang terekam dalam video di atas, saya heboh teriak-teriak, ketawa cekikikan melihat cara Rasya berjalan sambil senyum-senyum girang. Sementara suami malah memainkan drum, mengiringi Rasya berjalan. Kemudian gantian suami sibuk memfoto Rasya. Lucu banget!

Makanya, sekarang sudah pasti nggak bisa meleng nih. Nggak lihat sedikit, anaknya sudah ngeloyor ke pintu belakang, dapur, atau kamar. Untunglah, Alhamdulillah, saya sudah dapat pembantu menginap. Jadi, lumayan juga meringankan pekerjaan rumah (dan pikiran!). Semoga kali ini cocok dan bertahan lama. Amin!

Silakan menikmati videonya. Maaf ya saya terlalu excited sampai geli banget melihat polah Rasya. Nanti saya unggah fotonya juga :)

Jadiii, Rasya naik kelas! Dari bayi ke batita! Yippiiee! 

Sunday, March 10, 2013

Tablet sleeve handmade

Saya baru ngeh kenapa pas zaman sekolah dulu ada pelajaran keterampilan. Mulai dari prakarya berbahan dasar kertas, meronce manik-manik, sampai menjahit! Setidaknya, kita bisa memasukkan benang ke jarum (yang nggak bisa angkat tangan!:p). Sekadar memperbaiki baju yang sobek kecil, memasang kancing yang lepas, atau membuat kerajinan tangan daur ulang dari barang bekas di rumah itu perlu untuk kita, para emak-emak. Yap, keterampilan itu menjadi salah satu survival skill yang wajib dimiliki semua orang. Bukan cuma ibu yaa, tetapi juga para ayah. Suami saya pun cukup bisa menjahit sederhana. Malah perlengkapan menjahit di rumah saya itu milik suami lho! Komplit lagi!

Berbekal kain flanel atau felt, kain bedong Rasya, dan benang, saya iseng membuat sarung untuk tablet. Yaahh hasilnya sih biasa saja, lumayanlah untuk sarung sementara sebelum berburu sleeve yang beneran. Saya nggak jago-jago amat menjahit, tapi oke juga hasilnya hehehhe *memuji diri sendiri :p*

Saturday, March 09, 2013

Catatan Rasya (14): Uh! Eh!

Ngebengkel
What to expect from a 13 months toddler?
Jawabannya, banyak banget!
Menginjak usia 1 tahun, pasti semua orang tua berharap anaknya segera bisa jalan. Berjalan adalah salah satu tonggak perkembangan terpenting dalam hidup manusia. Nggak heran kalau setiap bertemu kenalan, pertanyaan pertama selalu,"Sudah bisa jalan belum?" *si Mama langsung berpikir untuk bikin voice note jawabannya supaya tinggal putar rekamannya saja*

Bagaimana dengan Rasya?
Sejak sudah menjejakkan kaki dengan mantap di lantai, ia tinggal menunggu 'AHA!' moment untuk mulai berjalan tanpa pegangan. Jika dilepas, dua sampai tiga langkah sudah bisa. Berdiri sendiri dengan bertumpu kaki sudah jago, malah sambil pasang aksi joget tangan 'dang ding ding dang dung, dang ding dung ding dang ding dung' plus ekspresi pamer gigi :D Soal memanjat sih Rasya sudah khatam. Tahu-tahu naik ke sofa dan duduk anteng di situ. Naik turun sofa jadi makanan sehari-hari Rasya.

Menariknya, ia punya banyak ekspresi dan beragam kebisaan baru. Rata-rata sih karena sering berinteraksi dengan neneknya (ibu mertua saya). Mata genit, suara gajah, suara burung, sampai berbagai bahasa non verbal (umumnya gerakan tangan). Salah satu kebiasaan unik Rasya adalah menyalakan dan mematikan lampu. Setiap datang ke rumah neneknya, pasti ia langsung bilang 'Uh!' sambil menunjuk ke lampu. Maka sudah jadi tugas rutin Rasya untuk menyalakan dan mematikan lampu, ya di rumah neneknya, juga di rumah kami sendiri. 

Rasya juga mulai menghapal semua rutinitasnya sehari-hari. Ia tahu ketika saya menyiapkan makanan, langsung bilang 'Mamammm', mau minum pasti bilang 'Ah!' Paling ngehits, jika mau mimik ASI, heboh menunjuk gentongnya dan kalau tidak segera dituruti langsung menangis penuh drama (_ _)" 

Sudah dua hari ini pula ia senang menyeringai memamerkan delapan giginya (dua gigi taring sudah mengantri untuk unjuk diri!). Rasya juga mulai pintar menunjuk barang sesuai namanya. Setiap hari saya sibuk menjawab semua hal yang ia tunjuk. Setiap dia bilang,'Uh!' atau 'Eh!' saya harus segera menjawabnya, 'iya, itu lampu, Rasya mau nyalain lampu?' atau 'Itu burungnya banyak yaa!' dan lain-lain. Agaknya, masa di mana Rasya mulai banyak bertanya akan segera tiba! 

Hmm...semakin besar si kecil, tantangan kita sebagai orang tua pun semakin banyak ya? Saya harus segera menyamakan langkah dengan Rasya nih supaya dapat mendampinginya menjelajahi dunia! *langsung baca buku tentang tumbuh kembang batita* ;)

Nyam!

Powered by Blogger.