Thursday, November 19, 2015

Catatan Rasya (30): Corat-Coret Bermakna


Main cat dan kuas
(Oktober 2014)
Heyho!
Lama tak bersua! Maafkan saya yang meninggalkan blog ini lantaran kesibukan menggila beberapa waktu belakangan. Sebetulnya, nggak pernah ada alasan tepat untuk mengabaikan blog, bukan karena nggak sempat, tapi memang nggak mau. But anyway, rasanya ini waktu yang tepat untuk berbagi cerita terbaru tentang Rasya, si anak lanang.

Kadang nih, saya khawatir momen penting tentang Rasya terlewatkan begitu saja jika saya lupa menulisnya. Makanya, kalau saya tak sempat post di blog, saya sering post status di Path atau FB. Well, it helps me a lot. Bagaimana kabar anak lanang? 

Dia tumbuh sangaaaattttt cepat! Menjelang akhir semester I duduk di TK A, ada banyak kemampuan Rasya yang berkembang pesat, sampai saya sering takjub melihatnya. Kebetulan, saya bukan tipe orang tua yang cukup telaten untuk mengajari anak di rumah alias mengulang pelajaran sekolah (oke, kecuali saat ia SD nanti). Saya merasa, apa yang ia pelajari di sekolah sudah cukup, berlebih malah. Tanpa saya tahu, ternyata di sekolah Rasya sudah belajar mewarnai, menggambar, bahkan menebalkan huruf. Hmm...apa iya anak TK A harus sudah sampai pada tingkat itu? Terlebih lagi, wali kelas Rasya sangat telaten mengulang apa yang dipelajari anak-anak hari itu, dengan menanyai mereka satu persatu sebelum pulang sekolah. Kadang kok malah saya yang takut anak-anak ini belajar level yang lebih advance terlalu awal. Makanya, di rumah saya tidak ingin memaksa Rasya mengulang semua apa yang ia pelajari di sekolah, KECUALI ia sendiri yang memeragakannya di depan saya atau ia meminta bantuan saya untuk mengajarinya. 

Salah satu corat-coret Rasya pertama
(Desember 2013)
"Prasasti" bikinan Rasya di dinding rumah Bontang
(April 2014)

Nah, ini yang terjadi belakangan ini. Rasya tak lagi hanya sibuk bermain mobil-mobilan, sepeda, atau nonton Disney Junior, ia juga mulai tertarik corat-coret. Dari dulu, saat di Bontang, ia sebetulnya sudah tertarik corat-coret. Dinding ruang tamu jadi saksi bisu hasil coretan Rasya yang merah merona :p Sejak pindah ke sini, bukan sekali dua kali saya belikan buku mewarnai. Namun, ia belum begitu tertarik. Paling Rasya suka bermain cat dan kuas. Lama kelamaan ia suka sekali corat-coret di whiteboard dengan spidol. Kebetulan, saya pernah baca bahwa menulis di bidang vertikal adalah salah satu cara tepat untuk melatih prewriting skills anak. Jadilah Rasya dapat 'hibah' whiteboard kecil di rumah dari Uti. 

Rasya senang bermain menjadi guru, di mana ia adalah pak guru dan saya muridnya. Ia akan menunjukkan 'keahlian' barunya, membuat berbagai bentuk, angka, dan huruf. Kalau sudah begitu, Rasya tampak sangat bangga dan ia bilang, "Ma, Ma, aku bisa bikin angka 2!" Hampir setiap hari ia corat-coret whiteboard kesayangannya. Kadang ia minta saya mencontohkan, bagaimana bikin huruf ini atau angka ini. "Ma, aku nggak bisa bikin angka 7. Angka 7 gimana, Ma?" Juga saat ia terbalik membuat angka atau huruf. Hihihi, lucunya. 
Minggu ini bisa dibilang minggu pencapaian Rasya, bagi saya tentunya. Tahu-tahu ia bisa bikin gambar mobil, setelah beberapa kali melihat contoh gambar dari ayahnya, saya, dan Gilang. Kemarin malam, Uti cerita bahwa menurut gurunya, Rasya sudah bisa menulis namanya sendiri. Ia pun langsung mempraktekkannya. Meski masih perlu perbaikan sedikit, tapi ia sudah paham namanya terdiri dari huruf apa saja. Tahu tidak, mendengar dan melihat sendiri kemajuan Rasya saja bikin saya merinding sekaligus terharu. Alhamdulillah. Semoga saja kurikulum yang diterapkan sekolah masih dalam batas wajar, artinya tak mendorong anak untuk lebih cepat membaca, menulis, dan berhitung. Jika Rasya belum bisa mengikutinya dengan baik, saya tak ingin memaksanya. Biarkan ia sendiri yang 'mencari tahu' kapan ia bisa melakukan semuanya. Ia akan sampai sendiri kok ke garis finish, kita tinggal support 100% pada apa yang ia lakukan.

Dan bagian paling melegakan adalah, saat saya bertanya apakah ia senang belajar, ia menjawab,

"Aku suka belajar, Ma."

Terima kasih, Rasya, mudah-mudahan memang menyekolahkan kamu lebih awal adalah keputusan tepat Ayah dan Mama. Mama senang Rasya bisa dan mau mengikuti semua kegiatan sekolah dengan happy (eh, masih ada satu PR, yaitu supaya Rasya mau ikut berenang!). Semoga sekolah tetap akan menyenangkan untuk kamu nantinya. Kalaupun di sekolah tak sesuai harapan, kita bisa membuat pelajarannya jadi seru dan menyenangkan di rumah! *self-note*

"Anak-anak ini gambar apa?" tanya Rasya
"Roketttt!"
(Oktober 2015)
Ini mobil
(November 2015)

Wednesday, August 26, 2015

We'll Meet Again :') - part 2

Tak disangka, saya perlu menuliskan soal ini kembali, kedua kalinya. Sejauh ini, saya sudah merelakan dan ikhlas, tetapi rasanya tetap ada sebagian diri saya yang limbung, membutuhkan penopang lebih besar dari biasanya. 

Sejujurnya, sejak awal melihat dua garis merah, perasaan saya memang campur aduk. Bahagia iya, karena bisa memberikan adik untuk Rasya. Waswas juga, mengingat pengalaman hamil pertama yang ujungnya blighted ovum dan dikuret. Risau juga karena memikirkan banyak hal yang perlu dipersiapkan seterusnya. Saya sendiri kadang mempertanyakan kesiapan diri ini untuk kehamilan ketiga. Kesiapan tubuh, waktu, dana, dan kemampuan untuk membagi perhatian antara Rasya, suami, dan diri sendiri. Sampai akhirnya saya terlalu lelah dan flek berkelanjutan hingga harus bedrest total.

Saya pun sulit menemukan batas, seberapa cepat saya lelah, seberapa lama saya tahan beraktivitas. Ujungnya, minggu lalu saya flek terus menerus. Mulai dari flek pink, coklat, hingga darah segar. Panik tapi berusaha tetap cool, nggak ingin bikin suami khawatir, tapi ya nggak mungkin memang. 

Selasa lalu, saya ke dokter kandungan untuk memeriksa kondisi kandungan. Dokter bilang, penebalan rahim memang sudah ada, tetapi kantung janin mungkin belum terbentuk. Dokter mengharuskan saya bedrest total dan dirawat di RS. Bagi saya, ini pengalaman yang berbeda dari dua kehamilan sebelumnya. Jika kehamilan pertama yang blighted ovum itu berakhir dengan pendarahan super banyak dan harus dikuret, maka kehamilan ketiga ini saya flek tak berhenti, sekalipun sudah diberi anti perdarahan. Hari kedua saya bedrest, sekuat-kuatnya saya berdoa, Allah berkehendak lain. Rabu siang, saya merasa 'sesuatu' keluar saat buang air kecil. Firasat saya nggak enak. Setelah gumpalan itu diperiksa oleh perawat, saya langsung telepon Mama dan suami. Saya bilang pada suami, "Sudah pasrah saja, Yah. Rasanya ini nggak bisa lanjut." 

Benar saja, saat dokter memeriksa saya sore hari, itu memang sesuatu yang luruh dari rahim saya. Karena luruhnya tidak bersih benar, maka saya harus dikuret (lagi). Menghadapi tindakan kuretase, berarti harus mengumpulkan segenap keberanian lagi untuk melangkah ke ruang operasi. Saya hanya bisa menggandeng tangan Rasya yang ikut mengantar masuk ke ruang operasi, sambil menahan tangis. 

Sebelum operasi, dokter kandungan menyapa saya dan berpesan untuk berdoa. Saya tak sadar selama operasi, yang saya tahu ruangan itu begitu dingin. Begitu saya tersadar, saya hanya bisa bersuara pelan, mengumpulkan kesadaran, dan memanggil suami dan Rasya. Tak lama, saya pun dipindah kembali ke kamar. Di sana sudah menunggu suami, Rasya, dan keluarga. Saat melihat Rasya, saya hanya bisa menangis dan bilang, "Maaf ya, Rasya, adik bayinya nggak jadi datang." Rasya memeluk saya, tampak riang, entah dia mengerti atau tidak. Namun, melihat Rasya ceria adalah obat bagi saya.

Pemulihan adalah proses yang ternyata memakan waktu lebih lama. Rasanya sih lebih lambat daripada pasca kuret di kehamilan pertama. Mungkin karena faktor umur ya? Atau faktor lainnya, seperti kondisi psikologis saya yang tak semantap dulu. Terlalu banyak pikiran mungkin. Menulis ini pun setelah saya merasa 'lebih mantap' dan berdamai dengan keadaan. Agaknya dokter cukup bijak memberikan waktu istirahat selama tujuh hari, sehingga kondisi fisik dan psikis bisa sama-sama membaik perlahan. 

Malam setelah dikuret, saya takut sekali tidur. Saya takut jika tidur saya terbayang semua hal yang menyedihkan itu. Esok paginya pun, saya masih menangis mengingat hal ini. Dua hari setelahnya, saat seorang sahabat menghubungi saya, saya menceritakan semua dengan isak tangis lagi. Cengeng? Saya kira nggak, tapi ini proses dari menerima semuanya. Ketika saya menuliskan cerita ini di blog pribadi, saya merasa lebih ikhlas dan pasrah. Lebih tenang dan lebih bersyukur. Kondisi fisik masih 75%, sudah bisa beraktivitas normal, tetapi masih agak payah kalau harus pergi dan berdiri terlalu lama. Kondisi psikis saya boleh dibilang 85% hampir pulih. Masih ada sisa-sisa rasa sedih, tapi nggak membuat saya segitu drop-nya seperti minggu lalu. 

Ya, hidup memang harus berlanjut. Kejadian ini menjadi alarm bagi saya bahwa ketika hamil lagi nantinya (amin!), saya harus ekstra istirahat dan betul-betul tidak boleh stres atau lelah. Tubuh saya ternyata tak sekuat biasanya jika sedang hamil. Sambil bersiap-siap 'menjemput' adik bayi untuk Rasya, kami sekeluarga perlu lebih bersiap diri dalam banyak hal. Semoga kelak hal baik ini akan kembali berkunjung ke keluarga saya. We'll meet again, Lil' baby :')


Tuesday, July 21, 2015

Liburan Lebaran Istimewa


Pertama, izinkan saya dan keluarga menghaturkan 'Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H.' Semoga bulan Ramadan yang berlalu memberikan berkah dan puasa kita diterima Allah SWT. Semoga di hari raya ini kita semua bersukacita dan kembali fitrah. Mohon maaf lahir dan batin :)

Lebaran kali ini adalah Lebaran kedua kami di Jakarta. Satu tahun sejak pindah (kembali) ke ibukota, ada banyak cerita yang telah kami lalui bersama. Nanti saya ceritakan di bagian lain ya, juga tentang apa yang terjadi dua bulan belakangan ini. Liburan Lebaran tahun ini kami menyempatkan diri mudik ke Sukabumi, setelah absen tahun lalu. Walau hanya sebentar, tapi perjalanan ke sana cukup menyenangkan. Apalagi kembali ke Bogor menggunakan kereta. Pertama kalinya nih saya dan keluarga naik kereta Pangrango jurusan Sukabumi-Bogor. Rasya sih sudah pasti excited, dia nggak sabar menunggu kereta jalan. Begitu kereta jalan, wajahnya kaget tapi senyum-senyum senang. "Eh? Mama keretanya jalan! Ayo kita lihat pemandangan!" kata Rasya.

Selama di Bogor mah, kerjaan saya dan suami ya jalan-jalan terus. Kencan melulu deh! Walau nggak berduaan terus, tapi pas pergi bersama pun kami memisahkan diri dan putar-putar berdua. Kemarin malah kami niat banget pergi ke Grand Indonesia, cuma untuk makan-nonton-makan-lihat2 toko buku. Hmmm...ya memang rutinitas liburan itu nggak jauh-jauh dari makan makan dan makan :D

Cuma ya liburan itu selalu datang dengan konsekuensi: dompet tipis. THR betul-betul numpang lewat, permisi aja nggak hahaha. Tapi benar kata seorang teman, THR itu sebenarnya jatah orang lain yang harus dibagikan. Orang lain itu siapa, ya keluarga dekat, orang yang sering bantu-bantu kita, dst. Jadi, ya nggak sedih-sedih amat sih dompet tipis, yang penting keluarga senang gembira, sama-sama menikmati Lebaran, sama-sama kebagian nikmatnya hari raya. Makanya, kelamaan liburan juga nggak baik kan? *nyengir*

Ayo, ayo semangat kerja lagi, mumpung tenaga dan pikiran sudah diisi ulang. Saya masih sisa cuti satu hari nih, mau dipakai untuk kembali ke rumah dan beres-beres sedikit. Lusa masuk kerja dan sudah ditunggu berbagai deadline!

Semangat menebalkan isi dompet!

Rasya pamer amplop salam tempel, katanya untuk beli permen yupi!



Sunday, May 17, 2015

Super Show 6, Finally! (2)

Yuk mari dilanjut di sini!

Ngantri sendirian 2 jam itu nggak capek sebetulnya karena sebagian besar waktu saya habiskan dengan duduk ndlosor di lantai ICE. Plus obrolan ringan dengan sesama ELF juga lumayan menghibur. Bahkan, saya sempat beli cemilan lagi! 

Sekitar pukul 13.40 antrian Yellow A diminta masuk. Wah kami semua langsung bergerak cepat. Kirain bakal masuk beneran ke venue, tahunya masih ngantri lagi di hall sebelah tempat pertunjukan. Untung nggak lama, 10 menit kemudian kami boleh masuk ke lokasi. Semua pemegang tiket Yellow A betul-betul excited! Berlari-lari kecil menuju area tempat berdiri, berusaha cari tempat terbaik untuk nonton. 

Pertama kali masuk venue, saya langsung speechless. Nggak bisa berkata-kata pas melihat panggung sebesar dan semegah itu di depan mata. Ditambah layar lebar yang berada tepat di depan tempat saya berdiri. OMG! OMG! Malah saya merinding dan terharu karena AKHIRNYA BISA NONTON SS6! --> iya, harus di-bold, underline, dan dalam huruf kapital! 

Sudah di dalam venue!
Bagi saya, nonton SS6 adalah impian yang terwujud. Saya memang suka Super Junior dan Super Show adalah salah satu pertunjukan yang layak ditunggu. Dana besar yang dikeluarkan pun rasanya nggak akan terbuang percuma kok! Demi Siwon, pujaan hati zaman muda. Demi Super Junior, boyband favorit yang bikin saya tergila-gila lagi sebulan ini. Nonton SS6 itu seperti CLBK, Cinta Lama Bersemi Kembali hehehe :* Bener lho, sebulan belakangan saya rajin putar ulang lagu-lagu Super Junior, khususnya di album ke-7. Supaya telinga ini familiar lagi, soalnya sudah lumayan lama absen dengar lagu Super Junior.

Balik lagi ke kekaguman saya soal panggung SS6. Panggung itu dekat banget dengan section tempat saya berdiri. Saya pun sibuk foto-foto sambil nyanyi2 lagu Super Junior yang diputar. Yap, kehebohannya sudah terasa sejak belum dimulai. Tepat pukul 14.00 pertunjukan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ini juga salah satu momen mengejutkan, tapi bikin bangga! Kemudian dilanjutkan dengan VCR Super Junior dan lagu Twins sebagai opening

WOW!
Opening yang super keren! Detik itu saya cuma menganga dan geleng-geleng kepala berulang kali karena merasa takjub bisa menyaksikan SS6 dengan mata kepala sendiri. Siwon! Saya satu ruangan dengan Siwon! AAAAAAAAAA *oke, ini sudah lebay*

Berturut-turut lagu Bonamana dan Sorry Sorry. Memang nggak mungkin cuma berdiri manis sih. Walau saya nggak bisa teriak-teriak, tapi saya ikut loncat-loncat bernyanyi bersama. Apalagi komposisi lagunya lumayan berimbang antara lagu dari album terdahulu dengan lagu baru. Jadi untuk penggemar lama seperti saya nggak bengong lah nonton konsernya.

Sambil nonton saya juga sibuk merekam beberapa penampilan mereka. Habis dekat banget dengan layar, walau panggung juga lumayan dekat. Sayang, para membernya nggak begitu sering ke sisi panggung itu. Tapi tetap aja, saya histeris setiap ada yang mampir ke situ!

Dari sekian lagu yang ditampilkan hari itu, lagu Too Many Beautiful Girls adalah lagu yang paling memorable bagi saya. Selain project 'Thank You Handsome' yang dilakukan ELF, lautan Sapphire Blue juga membuat momen itu lebih spesial. 


It was beautiful!
Dan di situ saya merasa memang Super Junior ini spesial, berbeda dengan boyband lainnya. Mereka memperlakukan fans dengan begitu baik, sehingga kebanyakan ELF memang sangat loyal pada Super Junior. Makanya, saya malah jatuh cinta lagi dengan Super Junior :D


Kesempatan langka itu pun yang membuka mata saya bahwa ternyata member Super Junior ya ampun bening banget! Saya yang selama ini tergila-gila pada Siwon malah jadi ikutan ngefans ke semua member. Ah, kenapa mereka semua ganteng banget sih??? Sesi perkenalan juga jadi salah satu sesi pendekatan saya dengan member lainnya, yang sukses bikin saya senyum-senyum sendiri setiap melihat mereka bicara. Berikut pendapat saya setelah melihat sendiri semua member Super Junior.
  1. Heechul. Dulu saya nggak suka Heechul karena terlalu 'wanita', tapi pas lihat aslinya, uuuuhhh dia manisssss sekali! Lihat polah lucunya bikin gemes!
  2. Zhou Mi ramah banget! Pas Super Junior M tampil, dia sempat ke panggung dekat section saya dan ya ampun senyumnyaaaaa............................*meleleh*
  3. Henry GANTENG banget! Aslinya ganteng banget! Saya suka lihat dia beraksi dan entah kenapa dia senang sekali kedip mata yang bikin hati mahmud ini bergetar (mahmud = mamah muda :p)
  4. Donghae yang nggak pernah lepas dari kacamata hitamnya. Tapi pas dia pakai kacamata biasa malah kelihatan nerd yang super ganteng! Sini mahmud bawa pulang deh!
  5. Eunhyuk jago banget dance! Keprok keprok untuk aksi tarian Eunhyuk!
  6. Kangin, OMG, GANTEEEENGGGG POLLLL!!!! *mahmud kucek2 mata saking beningnya Kangin*
  7. Ryeowook pas nyanyi Bunga Terakhir, WOOOOOWWWW...........keren! Suaranya memang nggak perlu diragukan lagi. Mudah-mudahan KRY bakal manggung di Jakarta juga yaaa. 
  8. Kyuhyun pas handstand dan langsung dipeluk Siwon, AAAAAAAA super cute banget!!!! Kalau yang ini mahmud bawa pulang lah untuk ditowel-towel yaaaaa.
  9. Leeteuk sang leader yang manissss sekali! Usahanya menghapal beberapa kata dalam bahasa patut benar-benar keren! Di sisi lain polahnya juga lucu dan iseng, bikin saya dagdigdug lihat dia di panggung.
  10. Siwon, pujaan hati sepanjang masa. Saya sampai merekam Siwon solo khusus dengan satu handphone yang nggak digabung dengan fancam lainnya. Akhirnya, ketemu SI GANTENG BERPERUT RATA (dia sempat tunjukin perut ratanya itu dan saya ...............tersipu malu melihatnya..........). Senyumnya, suaranya, polahnya, aaaaaahh.................makin jatuh hati ini lihat Siwon. Bahkan beberapa hari setelah konser pun saya masih senyum-senyum lihat video Siwon nyanyi Lost Stars :*

Kesimpulannya, saya PUAS BANGET nonton Super Show 6! Betul-betul memanjakan mata, telinga, dan hati saya sebagai ELF. Memang kelihatan sekali Super Junior selalu berusaha menyenangkan penggemarnya dan sangat sangat menunjukkan kecintaan mereka pada fans yang begitu loyal. Super Show ini adalah wujud cinta Super Junior pada ELF, makanya mereka pun nggak tanggung-tanggung saat berkonser. Saking puasnya, sampai sekarang pun saya masih gagal move on dari SS6, sampai detik ini saya menulis post di blog.

Sepulang konser yang berlangsung 3,5 jam itu, suami langsung bertanya apakah saya happy? Jawaban saya, iya happy banget!!!! Dan saya sangat-sangat berterima kasih pada suami dan Rasya karena mengizinkan saya menikmati me-time sejenak sambil melihat cowok-cowok ganteng hehehe. Terlebih pada suami yang rela berdesak-desakan ikut antri meski nggak nonton :*

Semoga saja tahun-tahun berikutnya masih akan ada Super Show di Jakarta ya! Oh, satu alasan lagi kenapa saya cuma suka Super Junior meski banyaaakkk banget boyband Korea bertebaran. Karena Super Junior memang istimewa! :)
 
Model rambut Heechul bagus!
Lighting dan sound yang luar biasa
Megah!
Itu lho, tangan Siwon kekar banget, enak untuk peluk2 *eh*
Kangin kenapa ganteng ya?

...........................

Saturday, May 16, 2015

Super Show 6, Finally! (1)

Posting saya terakhir tentang Super Junior sudah lama sekali, yakni tahun 2012 pas mereka mengadakan Super Show 4. Siapa sangka tiga tahun kemudian saya memberanikan diri untuk nonton Super Show 6 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City pada 3 Mei lalu. Ada banyak alasan kuat kenapa saya memutuskan untuk mewujudkan impian yang tertunda ini. Salah satunya, Super Junior sudah berada begitu dekat dengan tempat saya tinggal dan bekerja. Percuma dong saya pindah ke Jakarta kalau nggak nonton Super Junior! Ini benar-benar dibela-belain walaupun harga tiketnya lumayan menguras kantong hehehe.

Tiket bersejarah!
Saya beli tiket sebulan sebelumnya, persis saat penjualan tiket dibuka. Bukan apa-apa, takut kehabisan. Maklum saya first timer untuk nonton konser skala besar begini. Biasanya cuma setingkat pensi sekolahan, paling-paling Java Jazz. Makanya karena minim pengalaman jadi agak kurang perhitungan pas beli tiket. Habis ternyata pas hari H pun tiket masih dijual, bahkan dengan harga miring! Namun, saya bukan orang yang bisa go-show begitu. Semua perlu rencana, apalagi untuk konser besar pertama!

Nah, karena first timer itu pula yang bikin suami saya agak khawatir. SS6 bertepatan dengan long weekend, yang mana menjadi jadwal tetap saya dan Rasya untuk ke Bogor, ke rumah mertua. Itu pula kenapa saya tidak sempat menukarkan tiket sebelum hari H. Sebetulnya saya pede saja nonton sendirian, karena berpikir toh saya familiar dengan lokasi ICE. Cuma suami khawatir saya bakal bingung dan kaget karena belum pernah sama sekali ke konser besar.

Jadilah Minggu pagi itu saya dan suami berangkat jam 7.30 dari Bogor dengan kereta. Berhubung akan mengantri panjang dan lama, kami pun membeli ransum untuk mengenyangkan perut untuk dimakan di tempat. Perjalanan dengan kereta cukup lancar sampai akhirnya kami tiba di ICE pukul 10.30. Begitu sampai di sana, jeng jengggg! Rame banget! Barulah saya sadar, untung suami mau menemani saya! 

Lautan ELF (sebutan untuk fans Super Junior) di mana-mana. Ditambah cuaca yang panas banget! Saya dan suami berkeliling agak lama karena bingung harus menukar tiket di mana. Sampai akhirnya semua orang yang saya tanya menunjuk pada kerumunan orang di depan pintu masuk Hall 10 ICE. Katanya, kalau mau masuk untuk tukar tiket ya lewat situ. What?! Itu penuh banget dan nggak ada antrian sama sekali. Coba melipir lewat pintu lain nggak dibuka, ya terpaksa deh ikut menggerombol di situ. 

Gerombolan para gadis!
Beberapa menit menunggu, pintu dibuka. Sontak lautan manusia itu merangsek maju. Petugas pun kewalahan, tapi arus kerumunan ELF itu begitu kuat hingga akhirnya mereka mengizinkan sebagian besar orang itu masuk ke dalam gedung. Di sinilah saya agak menyayangkan kurang sigapnya panitia. Seharusnya sih, ada antrian yang jelas, terutama untuk membedakan antara yang sudah pegang tiket dan belum tukar tiket. Jadinya ya begini ini.

Saya mah cuma bersyukur ada suami. Berkali-kali dia bilang, "Ma ikut arus saja" selama gerombolan itu berusaha maju. Pegangan terus aja deh, sambil pasrah didorong-dorong dari belakang. Toh akhirnya kurang dari 30 menit saya berhasil masuk ke dalam untuk segera menukarkan tiket. Sempat saya merajuk pada suami, "Yah ayo nonton aja yuk! Temenin sampai ke dalam!" Reaksi suami ya tetap sama, "Ngapain aku habisin uang untuk nonton sekelompok laki-laki cantik?!" *jitak suami* 

Selesai menukarkan tiket, saya dan suami memilih makan dulu. Makan alakadarnya, nasi box yang dibeli di mini market dalam perjalanan menuju lokasi. Beres makan, minta suami foto2 dulu dengan tiket yang sudah di tangan. Saya baru mampu beli tiket Yellow A saja, siap-siap berdiri non-stop! Habis foto, saya masuk ke antrian ke dalam. Baru deh suami pergi dan saya ditinggal sendirian di situ! Ya setelah dipikir-pikir, memang agak gila sih nonton konser segede itu sendiri. Tapi ya gimana, nggak ada teman yang bisa ikut. Jadilah ngantri sendirian selama hampir 2 jam!

.....bersambung ke bagian 2

Friday, April 10, 2015

Book Review: Because I'm Your Dad

Suatu hari di penghujung pekan, suami membawakan beberapa buku hasil buruan di salah satu toko buku favorit kami. Biasanya nih, kalau pergi ke toko buku macam Aksara atau Kinokuniya, kami selalu nggak bisa menahan diri untuk mengadopsi satu-dua buku dari sana. Apalagi buku anak-anak, ilustrasi dan ceritanya begitu menarik. Sama seperti hari itu, suami membawakan Rasya buku cerita berjudul 'Because I'm Your Dad' karya Ahmet Zappa dan Dan Santat sebagai ilustratornya.


Gambar si ayah monster dan anak monster sedikit mengingatkan kita pada serial kartun Henry Hugglemonster di Disney Junior. Versi Ahmet-Dan lebih besar, gemuk, dan menggemaskan.

Saat saya membaca buku itu pertama kali, saya langsung terharu. Habis yang ditulis Ahmet mewakili perasaan suami pada Rasya. Suami memang nggak begitu pintar mengekspresikan sayang lewat kata-kata, tapi semua itu begitu jelas muncul dalam perilakunya, termasuk pada anaknya. Bahkan, suami sendiri yang bilang, "Ayah Monster di buku ini seperti Ayah nih."

Dari buku ini pula saya sadar ekspresi sayang seorang ayah itu memang muncul dalam bentuk yang berbeda dengan kasih sayang ibu. Sama-sama melindungi kok, hanya mungkin lebih fun dan santai. Seperti untuk urusan makan, sarapan nggak mesti makanan yang berat-berat, bahkan spaghetti pun bisa untuk sarapan dan french toast untuk makan malam. Ayah juga yang 'mengajarkan' anak bersendawa dengan suara besar (dan puas!). Ayah pun punya cara sendiri untuk me-ninabobo-kan anak, lengkap dengan selimut yang membungkus tubuh anak sambil gigit-gigit kaki kecilnya.

Dalam versi suami, ia senang kelon-kelon Rasya dengan posisi ala koala (menidurkan Rasya di perut ala spring bed-nya). Ia juga hobi gigit-gigit pipi, tangan, bahkan kaki Rasya. Suami pun punya lagu ciptaan sendiri sebagai lagu nina bobo Rasya. Dan ia punya cara sendiri menenangkan Rasya yang sedang sedih, memeluknya sambil mengusap punggung kecilnya. 

Jadi, memang ayah punya ikatan spesial dengan anak. Persis seperti yang dilakukan Ayah Monster pada anaknya dalam buku 'Because I'm Your Dad' ini, membangkitkan kenangan kita pada ayah saat kecil.

Yuk, kita dorong suami agar mau menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak, tentunya dengan cara mereka sendiri :)


Friday, April 03, 2015

Kata Rasya (4): Speechless

Semakin besar, kamus kosakata Rasya semakin tebal. Dimulai dari kata-kata yang mungkin sering dia dengar duluuu sekali saat bayi, hingga kata-kata baru yang serta merta ditirukan olehnya. Polah membeo ini agak lucu-lucu serem sebetulnya. Rasya memang akan belajar banyak kata baru dari apa yang ia dengar, dan langsung ditirukan saat itu juga. Kalau kata-katanya bagus sih nggak apa-apa, lah kalau kata-katanya kurang cocok didengar dan diucapkan anak seusia Rasya? Maunya sih dia steril, hanya mendengarkan apa yang saya ingin dia dengarkan. Namun, karena tinggal di lingkungan keluarga besar, saya nggak begitu bisa mengontrol semuanya kan. Jadiiiii........ya saya tinggal sering-sering mengingatkan saja anak lanang saya itu.

Beberapa contoh kata yang belakangan sering terdengar dari mulut Rasya:
Oh mai gowt! - oh my god
ya ampuuuunnn
ihhhh, apaan sihhh

Belakangan, dia juga mulai suka dengar lagu-lagu bahasa Inggris, mulai dari lagu anak-anak sampai lagu soundtrack film Cars. Sambil lihat videonya, dia akan menyanyikan ujung baris liriknya dan ya, dia sudah hapal.

Tapi yang paling lucu sih, beberapa percakapan harian dengan Rasya, sampai kadang saya speechless nggak tahu harus bilang apa. Ini contohnya.

#1
Lagi main bersama Rasya, sambil peluk-pelukan berdua.
Rasya : Ma, Mama pura-pura nangis dong.
Mama : Huhuhuhu, huhuhuhu
Rasya : Sssttt, sudah jangan nangis, kamu kan baik (sambil usap-usap kepala saya)
Mama : (pura-pura nangis tapi sebetulnya nahan ketawa)
Rasya : Lagi, Ma, Mama nangis lagi dong!
Mama : Huhuhuuuuu, huaaaaaa
Rasya : Sudah jangan nangis, Mama kan jago (masih usap-usap kepala saya)
             Sudah jangan nangis, Mama kan kuat (sambil peragain gaya kuat)
Mama : ..................(uyel2 aja deh!)


#2
Minta anak lanang injak punggung. Saking serunya, ia terjatuh menimpa kepala saya dan bikin kacamata saya patah.
Mama : Yah, Rasyaaaa........kacamata Mama patah. Duh, gimana nih, Mama nggak bisa lihat....
Rasya : Patah ya, Ma? Maaf ya Mama (pasang muka prihatin).

Sesaat kemudian, Rasya keluar kamar, kalau nggak salah sambil bilang 'Rasya punya ide!' Sementara saya masih meratapi gagang kacamata yang patah itu.

Tahu-tahu Rasya masuk ke kamar lagi.
Rasya : Ma, ini kacamata Caca, tapi Mama boleh pakai kacamata ini aja! (nyodorin kacamata)
Mama : (lihat apa yang dikasih) ...............Rasyaaaa, ini mah kacamata 3D!

*tepok jidat*


#3
Saya sedang di kamar. Anak lanang teriak-teriak cari mamanya.
"Mamaaaaa............di mana kau?"
Errrrrrr.......


#4
Suatu hari, saat Rasya sedang main, tiba-tiba matanya terpana pada sebuah iklan di televisi.
Rasya : Ma, itu siapa? Wiiihh, cantik banget, Maa!
Mama : ............................(soalnya, bintang iklan itu adalah Syahr1n1 yang sedang mengiklankan malkist abon, kesukaan Rasya. Kalau kata Atung Rasya, si tante dibilang cantik karena dia makan malkist abon :p)

Mama : trus, cantikan mana, Mama atau Syahr1n1?
Rasya : Mmmmmm...........(mikirnya lama banget).........Caca lupa, Ma!
Mama : ..........(_ _)"


Jawabannya adaaaaa aja ya, si anak lanang itu! :*

Sunday, March 08, 2015

Catatan Rasya (29): Merangsang Kemampuan Berbahasa


Setiap bertemu kenalan atau saudara yang jarang bertemu Rasya, saya merasa selalu diingatkan untuk bersyukur betapa ceriwisnya Rasya kini. Padahal, Mei tahun lalu saya masih curhat soal menunggu Rasya memproduksi kata. Bahkan, sudah berancang-ancang mau ke dokter spesialis tumbuh kembang anak. Setibanya di Jakarta, semua rencana itu buyar, seiring kemampuan Rasya meningkat pesat. Saya sempat mencatat beberapa kata awal yang meluncur dari mulutnya di sini. Kini, saya tak ingat lagi berapa banyak kata yang sudah ia simpan dalam kamus kosakatanya, saking banyaknya!

Membaca lagi kedua curhatan itu membuat saya yakin bahwa kitalah yang harus tahu persis apa yang dibutuhkan anak. Tutup telinga pada komentar orang lain yang mungkin bikin down, boleh-boleh saja, selama kita tahu bahwa kita sudah melakukan segala hal untuk merangsang kemampuan anak. Saat di Bontang saya sempat bertanya dengan seorang teman yang paham betul dunia PAUD. Beliau meyakinkan saya bahwa Rasya itu anak pintar, terlihat dari sorot matanya yang tampak cerdas. Masalah ia belum mau bicara hanya karena memang belum waktunya. Dirangsang terus saja lewat bacaan, nyanyian, dan sering ajak ngobrol. Kitalah yang harus terus menerus melakukan semua stimulasi itu, tanpa memaksa tentunya. 

Satu hal yang menggembirakan bagi saya adalah artikulasi Rasya yang super jelas saat berbicara. Hanya pada periode awal 'ledakan kata' saja ia masih berbicara dengan bahasanya sendiri, dalam arti mengucapkan kata-kata yang mengacu pada kata tertentu, tapi dengan pengucapan yang belum tepat. Misalnya, Om Kiky jadi Om Cici, Om Gilang jadi Om Jiii, Uti jadi Ui, dll. Selang beberapa bulan, ia mampu mengucapkannya dengan tepat. Bahkan mengkoreksi jika kita salah mengucapkan :p



Jadi, apa saja yang saya dan suami lakukan untuk terus merangsangnya bicara lebih banyak?
  1. Membacakan buku sejak bayi, ini salah satu rangsangan yang dengan senang hati saya lakukan sejak ia bayi. Beranjak batita, jenis buku yang saya belikan sudah lebih tebal dan panjang ceritanya. Kini pun ia bisa memilih sendiri buku yang diinginkan. Meskipun begitu, yang minta dibacakan tetap buku itu itu saja. Saking seringnya membaca buku yang sama, Rasya sudah hapal ceritanya. Namun, yang mengharukan sih, ia tetap minta dibacakan! Inilah waktu spesial kami berdua! 
  2. Bernyanyi lagu anak-anak klasik sepanjang masa. Walau kadang saya merasa nggak yakin suara saya merdu, nyatanya Rasya terus mengingat lagu-lagu yang saya nyanyikan sejak ia bayi. Malah ia kini ikut mendendangkan lagu tersebut dengan nada yang tepat! Begitu ia lancar berbicara, lagu-lagu yang pernah saya nyanyikan berhasil ia dendangkan dengan komplit, lengkap semua lirik dan nada yang pas. Salah satu lagu favoritnya adalah Pelangiku dari Sherina, sampai hapal satu lagu penuh. Dari lagu-lagu ini pula kosakata Rasya bertambah banyak. Ia jadi tahu banyak kata dan mulai memahami artinya. Emmm....walau ia belum pernah bertanya apa arti kata 'bidadari' sih, seperti yang ada dalam lagu Pelangiku :D
  3. Cerita tanpa henti tentang setiap aktivitas yang akan, sedang, dan sudah dijalankan. Saya selalu memberi tahu Rasya, apa yang akan kita lakukan nanti, sedang kita lakukan, dan tadi dilakukan, bahkan sejak ia bayi. Rutinitas ini membantunya memperoleh gambaran apa sih yang akan ia lakukan selanjutnya? Terutama jika mau pergi ke luar rumah, itu sih woro-woronya sudah sejak seminggu atau beberapa hari sebelumnya. Harapannya, Rasya nggak kaget dan nggak rewel saat pergi. Alhamdulillah, sampai hari ini Rasya termasuk anak yang mudah diajak pergi ke sana kemari. Jarang sekali ia rewel sampai akhirnya kami harus membatalkan rencana kami. Prinsip saya dan suami, anak perlu belajar menyesuaikan diri dengan beragam keadaan yang ia temui di luar rumah. Sekalipun ia menangis atau takut pada awalnya, ia tetap harus survive dalam situasi tersebut. Sekarang, Rasya bisa bercerita panjang lebar tentang apa yang ia lakukan baru-baru ini, mulai dari tadi pagi, hingga perjalanan beberapa minggu lalu.
  4. Tinggal di lingkungan yang ramai. Kepindahan keluarga kecil kami ke Jakarta adalah salah satu berkah yang sangat mendukung perkembangan bahasa Rasya. Di sini kami tinggal di rumah orang tua saya, yang ramaaaaaiii dan banyak orang. Lingkungan ini pula yang mendorong Rasya bicara lebih banyak dan dengan artikulasi yang jelas. Cuma agak nggak enaknya nih, lama-lama nada bicara Rasya seperti orang dewasa. Bahkan sudah pakai kata 'kamu' saat bicara dengan saya atau orang rumah *tepok jidat*. Saat mencari saya pun begini katanya, "Mamaaaaa, di mana kau?" Lucunya lagi, ia selalu bisa mengingatkan orang lain saat salah. Oh tambahan, kalau ia pergi dengan utinya dan pamit ke Ayut (eyang buyut, ibu dari mama saya), ia selalu titip pesan pada Mpok yang jaga Ayut, "Mpok, jagain Ayut yaaa." Ah, dapat dari mana itu kalimatnya?
  5. Sekolah di PAUD dekat rumah. Keputusan ini juga salah satu faktor pendorong 'meledaknya' kemampuan berbahasa Rasya. Dengan lingkungan baru, Rasya dapat pengalaman bersosialisasi dengan teman sebaya, sehingga di saat yang sama, mau tak mau ia harus mampu berbicara lebih banyak agar dapat berkomunikasi dengan temannya. Dari sekolah pula Rasya mengerti tentang peraturan di luar rumah, yang mana sering membuatnya lebih rajin di sekolah daripada di rumah. Di kelas ia selalu helpful, mau membantu gurunya mengambil barang dan membereskan barang. Di rumah, ia pasti punya alasan saat saya minta membereskan mainan,"Nggak mau ah, lagi males" atau "Mama aja yang beresin mainannya." *nyengir nggak tahu harus bilang apa*
Selain kelima 'hal besar' di atas yang saya lakukan, saya dan suami juga selalu berusaha mengucapkan setiap kata dengan benar. Kami memang nggak pakai 'bahasa bayi' saat berbicara dengan Rasya. Meski terdengar lucu, ternyata ini berdampak juga lho bagi pembentukan kamus kata si kecil. 

Nah, itulah yang saya dan suami lakukan untuk terus merangsang kemampuan bahasa Rasya. Semoga dapat membantu ya! Satu lagi, ingat pula bahwa setiap anak punya timing sendiri untuk mencapai milestone tersebut. Tetap berusaha sambil berdoa dan berharap, itu sepaket lengkap yang bisa kita lakukan untuk memantau terus tumbuh kembang anak.

Wednesday, February 18, 2015

Cerita Ulang Tahun Ke-3 Rasya

Cerita ini sebetulnya sudah agak basi sih. Biasa....baru sempat update lagi, hiks :(
Bulan lalu saya disibukkan dengan kehebohan menyiapkan pernak-pernik ulang tahun Rasya. Setelah melalui berbagai pertimbangan, saya dan suami sepakat mengadakan pesta ulang tahun kecil-kecilan di kelas PAUD sekolah Rasya. Nggak terlalu wah, tetapi tetap bisa menyenangkan hati Rasya.

Berhubung ini ulang tahun pertama Rasya yang dirayakan, saya memang ingin membuatnya lebih spesial. Dua tahun sebelumnya saya dan suami sengaja nggak merayakan ulang tahunnya karena merasa ia belum cukup mengerti. Sekarang Rasya sudah lebih besar dan tahu arti pesta ulang tahun. Ia senang sekali jika membawa pulang bingkisan ulang tahun dari temannya di sekolah. Makanya, saya jadi semangat banget mengerjakan berbagai printilan pesta.

Untuk persiapan, saya hanya butuh dua minggu dengan budget nggak begitu besar. Alhamdulillah Uti Rasya ikut sumbang beberapa isi bingkisan, lumayan terbantu jadinya. Hitung-hitung pengeluarannya masih sesuai budget deh, cukup bersahabat dengan kantong.

Apa saja yang saya siapkan?
  1. Kantong kertas warna coklat, beli 4 pack isi 10 buah. Kantong kertas polos ini saya beli di Pasar Modern, BSD.
  2. Cetak undangan dan stiker untuk ditempel di kantong kertas. Berhubung Rasya suka Cars, undangan dan stiker pun saya buat dengan karakter Lightning Mcqueen.
  3. Beli isi bingkisan di Lotte Mart Wholesale.
  4. Pesan cookies alias biskuit bentuk mobil di teman Uti Rasya.
  5. Pesan kue ulang tahun di toko kue dekat rumah. Alhamdulillah hasilnya bagus, rasanya juga enak, dan paling penting harga sesuai!
  6. Dari Uti Rasya, dapat nasi kuning dan puding yang dikemas dalam wadah plastik kecil.
Hari H, saya sengaja izin setengah hari agar bisa merayakan ulang tahun Rasya di sekolah. Kue pun baru diantar hari H pukul 8 pagi, karena toko kuenya dekat sekolah Rasya. Persiapan beres, tinggal menunggu waktu makan bersama di kelas. 

Eh pas kue datang dan dibuka, teman-teman Rasya langsung berkumpul di depan, penasaran dengan kuenya. Giliran saya yang sibuk bilang, "Eh jangan dipegang, duduk dulu ya." Rasya pun tiba-tiba protektif pada kuenya, "Ini kue Caca!" :p

Alhasil saya mandi keringat duduk di depan kelas bersama Rasya sambil bernyanyi ulang tahun bersama. Lanjut potong kue, berdoa bersama, dan membagikan bingkisan. Paling senang melihat wajah happy teman-teman Rasya saat dibagi bingkisan. Plus, Rasya juga suppperrrr happy dengan kado dari teman-temannya. Pulang sekolah langsung acara buka kado, sayangnya saya nggak ikut karena harus berangkat kerja huhuhu. Cuma ada laporan dari suami, Rasya dapat kado keren-keren dari teman-temannya! :D

Stiker yang ditempel di goodie bag
Undangan Ulang Tahun Rasya

Kue ulang tahun Rasya
Bingkisan Ulang Tahun


Hmmm....tahun depan mungkin bisa bikin pesta ulang tahun yang lebih meriah ya, Rasya? (semoga dananya juga ada!)

Wednesday, January 28, 2015

Tahun Ketiga Rasya


Dear Rasya,

Rasya sudah tiga tahun sekarang!
Jagoan kecil Mama sudah tambah besar.
Tiap Ayah ketemu Rasya pasti terheran-heran dan takjub dengan segala kelihaian Rasya berbicara
Mama saja yang ketemu setiap hari bingung, kok Rasya bisa berkata macam-macam

Rasya tumbuh jadi anak yang aktif dan cerdas
Matamu yang bulat dan besar itu, kata orang mata anak pintar
Ada banyak sekali hal kecil yang dulu Mama tuturkan (bahkan sejak kamu dalam perut!) mulai tampak buah manisnya
Alhamdulillah apa yang Mama ajarkan bisa Rasya serap dengan sangaaaaattt baik
Belum lagi cerita Uti, Atung, dan semua orang di rumah tentang polah Rasya
Bikin Mama senyum-senyum bangga dan senang dengan setiap hal kecil yang sudah Rasya kuasai

Rasya,
perjalananmu masih panjang
Nantinya ada banyak hal yang akan lebih kamu kenali, ketahui, dan dalami
Juga tantangan yang harus kamu hadapi

Doa Mama dan Ayah selalu teruntai
untuk setiap kata yang kamu ucap
untuk setiap langkah yang kamu jalani
Semoga Rasya terus tumbuh dan berkembang menjadi anak hebat
Kelak bisa jadi kakak kesayangan untuk adik-adikmu (jadi kapan Rasya mau punya adik?)
dan tentunya kebanggaan Ayah Mama

Selamat naik kelas, Rasya! :*

Saturday, January 17, 2015

Pertama di Tahun Baru 2015

Halo!
Selamat Tahun Baru!

Saya sedikit galau gara-gara lihat jumlah post di tahun 2014 menurun drastis dibandingkan tahun 2013. Sebetulnya itu bisa berarti banyak sih, bisa jadi karena di tahun sebelumnya saya sering punya waktu luang atau karena tahun lalu saya terlalu sibuk atau malah........malas! Yah, apapun itu saya berniat untuk lebih produktif di tahun ini, tahun di mana saya bakal berkepala 3 :p

Liburan akhir tahun saya lewati bersama suami dan Rasya, menikmati liburan bertiga di tengah kota. Maklumlah, kami masih terkena euforia 'baru pindah ke kota habis dari pelosok' jadi ya tetap tujuannya apalagi kalau bukan mall. Pilihan menginap di Hotel Whiz Cikini menjadi pilihan tepat karena memang kami berniat dolan di sekitar sana. Sempat ingin mampir ke Planetarium, sayang saat kami ke sana sudah kemalaman dan esok harinya tidak sempat ke sana lagi. Untung kami sempat icip-icip Bus City Tour (gratis!). Kami pilih naik dari halte Sarinah dan turun di Pasar Baru. Walaupun tidak kebagian tempat duduk di atas, tapi lumayanlah. Kapan-kapan bisa dicoba lagi! 


Di Pasar Baru kami makan bakmi Gang Kelinci dan berlanjut window shopping baju-baju second plus suami beli perlengkapan kameranya. Iya, saya baru kali ini benar-benar menjelajahi Pasar Baru dan takjub lihat pakaian second itu. Ada beberapa yang bagus, dan membuat saya seperti menemukan harta karun. Saya naksir beberapa  dress, tapi sayang ukurannya terlalu kecil. Uhuk! 

Dari situ kami melaju ke Thamrin City. Ini kali pertama saya menyambangi Thamrin City dan cuma satu kata yang tepat untuk mendeskripsikannya: surga! Kalau nggak ingat rekening itu punya batas, pasti saya bisa belanja macam-macam! Itu saja sudah banyak dan saya nyaris kalap. Keluar dari sana tentengan kami beranak-pinak. 

Save the best for last. Dari Thamrin City, kami menyeberang ke Grand Indonesia. Tujuan kami ke sana cuma beli mainan Rasya dan ke Uniqlo. Eh ternyata suami pun ikut melipir ke Plastic Culture. Pulang dari sana, tentengan kami pun tambah. Rasanya hepi banget pulang jalan seharian, masing-masing punya belanjaan sendiri. 

Sepulang belanja, kami hanya di kamar menunggu pergantian tahun. Awalnya sih ingin ke Monas, cuma kami mengurungkan niat itu lantaran sempat hujan dan Rasya juga capek jalan seharian. Akhirnya ya di kamar saja, bahkan saya sempat tidur. Sejak pukul 8 malam, kembang api sudah bergantian mewarnai langit malam dan terlihat jelas lewat jendela kamar. Rasya pun sempat melihat kembang api bersahut-sahutan, sehingga ia nggak perlu tunggu sampai tengah malam. Pas jam 12 saya dan suami saling bertukar ucapan. Lalu berlanjut dengan minta makan ke suami, hihihi. Ia pun jalan ke Seven Eleven, membelikan cemilan tengah malam yang berkalori tinggi. Nggak apa-apalah ya, daripada tidur pun nggak tenang :p

Oya, salah satu alasan kami memilih hotel di Cikini juga karena dekat dengan stasiun. Kami memang pulang pergi dengan commuter line dari Bogor. Jadi, liburan kali ini walau nggak jauh, tetap bisa berganti suasana. Lumayan banget memangkas budget ongkos, dibandingkan saat pergi ke Jogja bulan Agustus lalu. Kalau saya pribadi sih, ingin selalu mengusahakan liburan bertiga, apalagi akses kami ke daerah-daerah sekitar Jakarta atau Jawa lebih dekat sekarang. 

Meskipun tabungan lumayan terkuras, tapi saya ikhlas karena toh uang dipakai untuk bersenang-senang bersama keluarga. Tabungan habis, maka waktunya bekerja lebih keras lagi. Next time, saya ingin liburan ke pantai deh. Kangen sama pantai, jadi ingat main-main ke Beras Basah dulu. Bau pantai itu lain banget! Mudah-mudahan bisa terwujud!

Satu lagi, tengah bulan ini anak lanang saya akan berusia 3 tahun. Saya sudah menyiapkan pernak-pernik untuk merayakannya di sekolah. Ini ulang tahun pertama Rasya yang dirayakan. Saya pun ingin menjadikannya spesial. Temanya tentu saja Cars, favorit Rasya. Di post selanjutnya akan saya bahas detil persiapannya ya! 

Semangat baru di tahun baru! :)
Powered by Blogger.