Working At Home: 4 Cara untuk Mulai Bekerja di Rumah

2:46 PM


Terhitung sudah satu tahun lebih saya resign dari kantor dan pindah ke Bontang untuk mendampingi suami bekerja di sini. Satu tahun pula saya tidak bekerja kantoran dan otomatis baju-baju kerja saya pun menganggur. Kostum harian paling hanya kaos dan celana, kadang daster malah. Tapi apakah saya lalu hanya sibuk dengan urusan rumah dan anak?

Alhamdulillah, saya masih punya kesibukan lain selain itu. Iya, saya kini menjadi freelance content writer di Kontenesia, penyedia layanan jasa penulisan artikel. Terhitung sejak akhir Desember 2017, sudah sekitar 9 bulan saya bekerja di sana. Hampir setiap hari saya harus berkutat dengan laptop dan membuat beragam artikel sesuai permintaan klien. Beragam tema sudah saya kerjakan, dari yang familier sampai yang kadang ajaib atau asing di telinga. Dari yang hanya 200 kata, caption, sampai 3.000 kata.

Bagian terbaiknya adalah semua dikerjakan secara remote alias dari rumah masing-masing. Hingga detik ini, belum pernah sekalipun saya bertatap muka dengan tim manajemen Kontenesia. Semua komunikasi dilakukan melalui chat room di platform khusus. Begitu pula soal pengambilan pekerjaan. Saya belajar menjadi penulis profesional di sini, termasuk teknis SEO dan EYD, serta pengeditan dasar tulisan. Nggak pakai teori, semua langsung praktek, learning by doing.

Apa yang saya lakukan sering mengundang tanya dari keluarga dan teman. Kamu ngapain aja? Kerja di rumah memang bisa menghasilkan? Cukup nggak tuh? Urusan rumah dan anak-anak gimana? Atau yang paling bikin penasaran: bagaimana cara mulai bekerja di rumah?

Nah, untuk beberapa post ke depan, saya akan coba berbagi soal working at home atau bekerja di rumah. Kali ini, kita bahas soal bagaimana cara mulai bekerja di rumah. Yuk, simak bersama!


4 Cara Mulai Bekerja di Rumah

Saya teringat ketika sudah resign, saya sibuk sekali mencari informasi soal pekerjaan lepas di  Sribulancer. Namun, setelah beberapa kali mencoba bidding pekerjaan, belum berjodoh. Saat itu, saya masih fokus sebagai kontributor Tabloid Nakita. Sampai akhirnya Nakita berhenti terbit dalam format media cetak pada Desember 2017, bertepatan dengan bukaan lowongan kerja penulis di Kontenesia. Mungkin memang sudah jalannya demikian ya. Ketika satu pintu itu tertutup, pintu lain terbuka.

Berkaca dari pengalaman saya pribadi, plus beberapa hasil baca-baca singkat di The Balance Careers, berikut 4 cara untuk mulai bekerja di rumah.

Kenali passion dan keahlian yang dimiliki

Inilah pentingnya punya suatu keahlian yang sungguh dikuasai. Cari tahu apa passion atau sesuatu yang kita kuasai dengan baik. Misalnya, suka menggambar, bikin kerajinan tangan, memasak, menulis, edit video, utak-atik software, senang mengatur ini itu, menyanyi, main alat musik, menari, atau jadi MC.

Kalau saya, kebetulan menulis itu sudah hobi sejak lama. Baru terpikir untuk jadi ladang penghasilan sejak resign dan pindah. Lewat tulisan di blog pribadi dan artikel-artikel parenting di Nakita, saya merasa cukup percaya diri untuk melamar pekerjaan sebagai penulis lepas di Kontenesia. Sisanya? Ya tetap belajar dan terus mengasah kemampuan untuk jadi penulis yang lebih profesional. Karena meski jadi freelancer, kan tetap ada aturan-aturan yang mengikat. Bebas yang terbatas itu tetap berlaku sekalipun kita menjadi seorang pekerja lepas.

 

Cari informasi dan tempat yang tepat untuk memulai

Sudah tahu apa keahlian yang dimiliki? Sekarang waktunya cari informasi dan tempat yang tepat untuk memulai. Langsung googling saja pekerjaan apa yang ingin dicari atau bergabung ke situs seperti Sribulancer, Freelancer, dan Get Craft. Pahami juga bagaimana aturan yang berlaku dan cara kerjanya. Lalu ikuti deh sistem yang berlangsung. Atau, bisa juga dengan mempromosikan diri ke teman soal jasa yang bisa dilakukan.

Beberapa artikel menarik yang bisa dibaca:


Siapkan “lingkungan kerja” yang kondusif

Meski kerjanya hanya di rumah, bukan berarti nggak butuh tempat kerja yang nyaman. Ini sebetulnya relatif sih buat setiap orang. Punya meja kerja sendiri memang lebih enak. Bikin kita fokus sama kerjaan. Atau kalau memang hobinya kerja di kafe atau co-working space yang lagi tren itu juga oke-oke saja (asal dananya cukup ya!). Kalau saya, punya beberapa spot enak di rumah untuk bekerja. Paling sering di tempat tidur karena sambil nemenin anak tidur siang. Kadang di meja makan. Mana yang pas sesuai kondisi.

Soal peralatan, tentu sesuai dengan pekerjaan yang kita tekuni. Paling standar laptop dan koneksi internet yang cukup. Nggak punya koneksi internet atau wi-fi seperti saya? Manfaatkan tethering wi-fi dari smartphone saat harus kirim email. Browsing bahannya cukup lewat hp saja. Jadi, nggak mesti nunggu punya fasilitas super wah untuk mulai kerja di rumah. Modal utama sih cuma satu: NIAT.  

 

Punya time management yang baik

Siapa bilang jadi freelancer itu sungguh-sungguh bebas? Nggak, justru karena bebas itu kita harus pandai mengatur waktu. Ya itu tadi, bebasnya terbatas. Apalagi, kalau kita sudah berkeluarga, tantangan time management jadi double. Dasar mengelola waktu dengan baik adalah punya prioritas.

Jika masih lajang, tentunya lebih mudah. Kita hanya harus mengalahkan diri sendiri, yang kadang muncul lewat rasa malas dan ingin menunda pekerjaan. Saya juga sering merasakannya kok :D Namun, coba bentengi hal tersebut dengan membuat jadwal rutin untuk bekerja. Misalnya, setiap hari kita punya dua sesi untuk bekerja di rumah, yakni pukul 09.00 – 12.00 dan pukul 14.00 – 17.00. Di luar jam itu, kita bisa melakukan kegiatan harian lainnya. Waktu kerja ekstra alias lembur bisa dilakukan jika memang sedang dikejar deadline. Asal, imbangi juga dengan istirahat cukup dan makan teratur.

Berbeda dengan saya yang menjadi working-at-home-mom. Waktu kerja saya nggak sefleksibel itu, tapi tetap bisa produktif. Setiap hari, saya baru bisa buka laptop dengan tenang jika Runa tidur pagi atau siang. Paling lama hanya tiga jam. Di luar itu, sering multitasking, menemani anak-anak sambil bekerja. Plus, bangun jam 2.30  untuk bekerja penuh sampai jam 5 pagi.

Kalau sedang on fire, pada kurun waktu tersebut saya bisa menghasilkan 2 – 3 artikel, tergantung jumlah kata. Namun, pernah juga satu artikel kelarnya lamaaaa sekali karena diajak main terus sama anak-anak hahaha. Mau nggak mau saya pun bangun pagi-pagi buta biar bisa fokus menulis.



Nah, itu 4 cara mulai bekerja di rumah. Kelihatannya simpel memang, tapi paling penting tentu saja NIAT yang kuat

Bagi saya pribadi, ketika seseorang berani mengambil keputusan untuk bekerja di rumah alih-alih pekerjaan kantoran, maka ia sudah punya motivasi kuat untuk terus memacu dirinya maju dan berkembang. Karena prinsip bekerja di rumah adalah nggak ambil kesempatan yang ada, nggak dapat pekerjaan, maka uang juga nggak datang.

Jadi, berani coba mulai bekerja di rumah?

Salam,

Dita

6 comments:

  1. Aku juga lagi nyoba biar lebih produktif, udh resign setaun krn mau ikut suami tinggal di luar kota tapi masih jetlag... Sekarang baru nyoba rutin nulis di blog sendiri aja... Keren mbakk bs rutin tiap hari gituu.. Aku juga pengen ngejadwalin minimal 3 jam ga diganggu anak buat kerja. Kalo boleh tau mbak pake art apa ngga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mbak. Rutin karena aku juga rajin ambil job hehehe. Tapi kalau udah capek kerja, biasanya juga aku libur nulis 1-2 hari. Soal ART, aku cuma panggil ART dua hari sekali utk beres2 rumah dan nyuci nyeterika. Jadi dia cuma 2 jam aja kerjanya. Sisanya tetap aku handle sendiri. Semangat mbak! :)

      Delete
  2. Replies
    1. Sama2, terima kasih sudah mampir :)

      Delete
  3. Setelah merit besok aku juga pengen banget kerja di rumah mbak, udah cape kerja kantoran dg segudang aturan, waktu habis dijalan dll. Pengen bgt dirumah aja tapi tetap produktif, nah membangun niatnya ini yg susah hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak, salam kenal :)
      Dijalanin aja pelan2 hehehe. yg penting tahu juga mau mengerjakan apa. Semangat mencari dan memulai ya!

      Delete

Powered by Blogger.