Friendship Q & A

Mempersiapkan materi ajar dan mengajar di kelas adalah hal yang gampang-gampang susah. Beruntung sekali saya punya partner untuk bertukar pikiran, yaitu suami saya. Ia kerap melontarkan berbagai macam topik yang menarik untuk disampaikan pada siswa. Salah satunya tentang teman, pertemanan, friendship. Meskipun tema ini bukan materi baru bagi saya, tetapi mengolah dan membuatnya berbeda dengan materi yang pernah saya buat sebelumnya menjadi tantangan bagi saya. Lagipula, tema ini sangat luas, ada banyak aspek yang bisa digali lebih dalam. 

Hmm...mengapa isu ini penting?
Remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman-temannya, bahkan mereka mempercayakan rahasia terbesarnya pada teman, bukan orang tua. Dulu saya juga begitu, nggak pernah sekalipun menceritakan siapa gebetan saya pada ibu. Takut dibilang nggak boleh pacaran, nggak boleh naksir-naksir, dan serentetan 'nggak boleh' lainnya. Begitu juga dengan siswa saya. Ada banyak hal tentang teman yang sebenarnya ingin mereka tanyakan, tetapi kadang mereka bingung bertanya pada siapa dan bagaimana. Nah, di sinilah masalahnya. Hal sepele bagi kita (baca: orang dewasa) adalah hal penting bagi mereka. Mereka nggak berani bertanya karena takut disepelekan, dibilang 'ah, itu kan masalah kecil' dan lain sebagainya.

Ya, dunia remaja ternyata sangat rumit, complicated. Karena mereka sedang dalam masa transisi menuju manusia dewasa, sekaligus mencari jati diri. Teman jelas berpengaruh sangat besar dalam diri mereka pada masa ini. Masalah sesederhana apapun dengan teman bisa menjadi masalah rumit bagi remaja. Ada banyak pertanyaan dari siswa pada saya tentang bagaimana menghadapi teman, mulai dari teman yang sensitif hingga teman yang egois. Wow, harus saya akui, pertanyaan mereka cukup kritis dan memang sebuah pertanyaan sederhana yang kadang tidak pernah kita pikirkan untuk bertanya. There's no such a little thing in teen's life.

Pada tulisan ini, saya ingin berbagi beberapa pertanyaan dari siswa berikut jawabannya. Mudah-mudahan bisa menjawab keraguan dan kebingungan siapapun yang tengah menghadapi persoalan sama terkait teman.

Perlukah menceritakan semua rahasia pada sahabat?
Sebenarnya tidak juga, karena setiap orang berhak memilih mana yang diceritakan mana yang tidak.
¨
Hargai privasi sahabatmu seperti kamu ingin dihargai. Artinya, kalau memang kamu punya beberapa hal yang ingin kamu simpan sendiri ya sah-sah saja. Sebaliknya, tidak perlu memaksa sahabatmu untuk menceritakan semua padamu. Setiap orang berhak menyimpan beberapa rahasia penting untuk dirinya sendiri.

Teman yang benar-benar baik VS teman yang baik tapi punya sisi negatif 
Don't judge the book by its cover. Cobalah berteman dengan semua orang, terlepas dari bagaimana penilaian kamu ataupun orang lain terhadap orang tersebut. Bagaimana jika ternyata teman punya sisi negatif, meskipun kita tahu dia itu orang yang baik? Contoh, teman yang ternyata hobi merokok (Yup, merokok menjadi salah satu isu penting juga dalam dunia remaja). Sekali waktu ia menawarkan rokok padamu, dan sebetulnya kamu tidak suka merokok. Apakah kamu harus ikutan merokok? Jawabannya TIDAK. Kamu harus punya prinsip dan pendirian yang kuat, karena hanya kamu yang bisa melindungi diri sendiri dari hal-hal yang berpotensi merugikan diri. Kamu bisa menolak dengan tegas bahwa kamu tidak merokok. Jika temanmu adalah teman yang baik, ia akan menghargai pilihan atau keputusanmu. Pendek kata, menghadapi teman yang demikian, kamu perlu menyaring semua hal yang kamu terima. Ambil saja hal-hal positif dari teman yang bisa kamu pelajari dan berani bilang tidak pada hal-hal negatif yang ditawarkan teman. Kontrol dirimu ada pada kamu sendiri, bukan pada temanmu.
¨

¨
Bagaimana menghadapi teman yang tidak bisa menjaga rahasia?
¨
Jadikan pelajaran buatmu bahwa tidak semua teman bisa menyimpan rahasia . Ikhlaskan saja yang sudah terjadi, sehingga kamu merasa lebih lega dan tidak ada ganjalan di hati. Selanjutnya, ceritakan saja hal-hal umum pada temanmu, tidak perlu menceritakan rahasia besar padanya. Berbagi rahasialah dengan orang yang benar-benar bisa kamu percaya atau.....tulis saja di buku harian!
¨
¨

Bagaimana menghadapi teman yang egois dan keras kepala?
¨
Coba berusaha memahami sudut pandang temanmu. Berdebat dengannya boleh saja, sepanjang pendapatmu juga masuk akal. Jika ia tetap bersikeras dengan pendapatnya, persilakan ia untuk melakukan apa yang dianggap benar. Setidaknya, kamu sudah memberikan masukan pada teman itu. Di sinilah kamu belajar untuk bisa menghargai pendapat atau pilihan orang lain. Nggak semua orang punya pendapat atau pemikiran yang sama dengan kita lho, plus nggak semua orang harus mengikuti saranmu. Dan...tidak mudah juga mengubah sifat seseorang. Mengubah sifat sendiri saja sulit, apalagi berusaha mengubah orang lain. Yang perlu diubah adalah caramu memandang temanmu itu. Berlatih sabar dan belajar menerima teman apa adanya.

Bagaimana menyikapi teman yang selalu meniru gaya kita?
Pertama, cobalah berpikir positif lebih dulu: 'ternyata aku oke juga ya, bisa jadi trendsetter.' Anggaplah itu sebagai penghargaan dari teman kamu. Terlalu banyak perasaan jengkel atau kesal pada teman hanya akan memenuhimu dengan pikiran negatif. Yang rugi ya dirimu sendiri, sementara temanmu itu bisa jadi nggak pernah mengerti bahwa kamu jengkel pada tingkah lakunya. Kedua, perlu kamu ingat, meskipun ada orang lain yang berusaha keras meniru gayamu, ia tidak akan pernah bisa menyamai kamu. Karena setiap orang punya ciri khas yang membuatnya unik dan istimewa. Ya, setiap orang kan terlahir dengan keunikan masing-masing, dan itulah yang membedakan kamu dengan temanmu. 

Apakah kita harus berganti-ganti sahabat setelah sekian tahun?
Sebetulnya tidak juga karena bergantung bagaimana situasi dan status persahabatan kalian. Kadang perbedaan kelas, sekolah, tempat tinggal, dan kota bisa menjadi 'penghalang' dalam komunikasi dengan sahabat. Tanpa disadari, penghalang tersebut menjadi pemisah antara kamu dan sahabat. Namun, sebetulnya kondisi tersebut bisa diatasi jika memang kamu dan sahabat mau untuk tetap keep in touch satu sama lain alias menjaga komunikasi kalian. Bentuknya bisa berupa lewat telepon, sms, chatting, atau via facebook dan twitter. Faktanya, ada banyak persahabatan yang tetap terjaga walaupun terpisah jarak ribuan kilometer. Jadi, semuanya bergantung pada kamu dan sahabatmu.

Bagaimana cara mencari banyak teman?
Pertama sekali, kamu harus bisa membenahi dirimu sendiri. Belajar untuk kenali kelebihan dan kekurangan diri, menemukan hal-hal positif dalam diri, dan menerima dirimu apa adanya. Lalu berpikir POSITIF tentang dirimu sendiri, supaya kamu juga bisa lebih menerima dan menghargai dirimu. Sebab penghargaan pertama dan utama justru datang dari dirimu sendiri! Kalau kamu tidak sayang pada dirimu sendiri, bagaimana orang lain mau sayang padamu? Kedua, selalu tersenyum dan ramah pada orang lain. Kalau berpapasan dengan teman, sapa dan senyum. Sebuah senyuman bisa membuat hari temanmu lebih baik lho! Ketiga, belajar mendengarkan orang lain. Ini memang gampang-gampang susah, tetapi kalau kamu mau dihargai orang lain, lebih dulu hargailah orang lain. 

Bagaimana menyikapi teman yang gampang marah saat diajak bercanda?
Coba ingat-ingat lagi topik candaan apa yang membuat temanmu marah dan tersinggung. Sebab setiap orang punya batas toleransi yang berbeda dalam bercanda. Ada yang oke-oke saja jika diejek soal fisik, ada yang marah jika diejek soal sifatnya, dan lain sebagainya. Kalau sudah tahu temanmu tidak suka bercanda soal A, ya jangan sekali-kali bercanda soal tersebut. Yang terpenting, kamu juga berani minta maaf jika candaanmu menyinggung teman. 

Mengapa bisa terjadi salah paham dengan teman?
Hal ini wajar karena kamu dan teman adalah dua pribadi yang BERBEDA, memiliki pola pikir dan sudut pandang yang berbeda pula. Dengan kakak atau adik saja kamu bisa bertengkar, apalagi dengan teman. Namun, salah paham tetap bisa diluruskan kok. Berkata jujur dan menjelaskan duduk masalahnya bisa menyelesaikan salah paham tersebut. Berani akui salah dan minta maaf jika kamu yang salah. Lakukan semuanya dengan tulus dan ikhlas, minta maaf dengan tulus dan maafkan dengan ikhlas. Selalu ada kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya.


¨

3 comments:

  1. makasih bu Dita :)
    Terjawab juga pertanyaan saya (y) hehehe

    ReplyDelete
  2. Sama2 puspa. ajak teman2 lain utk membaca posting yg ini juga ya :)

    ReplyDelete
  3. Anonymous5:22 PM

    everythin about all friend that it's complicated :)

    ReplyDelete

Powered by Blogger.