Mama serep untuk seorang laki-laki kecil

4:03 PM
Ya, saya menyebut diri saya sebagai mama serep alias mama pengganti alias mama kedua untuk seorang laki-laki kecil yang kini nggak kecil lagi.

Bukaaaannn, laki-laki kecil itu bukan anak saya. Sumpah deh! Meskipun orang yang tidak tahu akan berkata,'Bu, anaknya ya?' atau bahkan bertanya begini pada Mama,'Bu, cucunya ya?' (dan kami akan melengos nggak peduli)

Ini lho penampakan laki-laki kecil yang saya maksud.

Baru belajar duduk nih!
Begini wajahnya kalau lagi mewek
Sewaktu laki-laki kecil ini lahir, usia kami terpaut 15 tahun. Saya sudah duduk di kelas 1 SMA. Senang bukan main begitu ia lahir, punya mainan baru di rumah! Ada yang bisa diajak main atau digendong-gendong. Meskipun saya baru berani menggendongnya saat usia 3 bulan, saya diajari Mama untuk bisa menggantikan popok, memakaikan pampers, membedong, memakaikan sarung dan kaos kaki. Saya juga sering disuruh membuatkan susu sampai menyuapinya. Semakin dia besar, saya mulai berani memandikannya. Bahkan, saya adalah pengurus tetap si laki-laki kecil setiap kami sekeluarga bepergian keluar kota. Mulai dari mandi, ganti pakaian, sampai urusan makan. 

Bahkan, untuk pertama kalinya saya berurusan dengan 'buang hajat' seorang anak, ya dengan si laki-laki kecil ini! Hahaha :P

Kegiatan favorit saya dengan si laki-laki kecil adalah menemaninya tidur. Apalagi kalau Mama sedang dinas, saya adalah orang pertama yang akan dicarinya setiap ia mau tidur. Dia akan merengek ditemani tidur. Kalau nggak ditemani, nggak bisa tidur. Dulu dia baru tidur pulas setelah minum susu sambil memegang waslap (kain untuk membasuh mandi bayi) andalannya. Meskipun kadang saya juga ikutan tidur pada akhirnya.

Saya jugalah yang mewek luar biasa pas si laki-laki kecil ini diinfus dan dirawat di rumah sakit. Nggak tega melihatnya. Begitu juga saat dia disunat dan menangis histeris. Duh, sedih banget melihatnya. Malah mungkin lebih heboh saya meweknya daripada Mama. 

Foto tahun 2005, badannya masih kurus kecil
Tahun 2005, dulu masih mau dibotakin

Tahun 2007, pengantin sunat
Tahun 2010, rambut poni pendek bikin pipi bulet!
Saya jugalah yang bakal menjadi wali muridnya dan mengambilkan rapor atau datang ke pertemuan orang tua saat orang tua saya berhalangan hadir. Nggak heran kalau saya sering dikira mama si laki-laki kecil oleh orang tua murid lainnya. 

Jadiiii, semakin layaklah saya menyandang status 'mama serep' buat si laki-laki kecil itu.
Meskipun sejak menikah dan pindah, saya hanya bisa menjadi tempat cerita si laki-laki kecil via telepon, kami tetap sering ngobrol. 

Boleh jadi mengapa saya sangat menginginkan anak laki-laki karena saya lebih terbiasa dengan si adik ini selama 12 tahun. Well, saya memang belum sempat mengalami bagian seru-serunya dari perkembangan seorang anak, yakni memasuki masa remaja (saya juga penasaran sih, bagaimana laki-laki kecil ini bertransformasi menjadi seorang remaja). Namun, pengalaman 'membesarkan' si laki-laki kecil menjadi pengalaman pertama saya sebagai seorang 'ibu'. Sekalipun akan berbeda rasanya dengan menjadi seorang ibu sebenar-benarnya. 

Perkenalkanlah laki-laki kecil itu, namanya Gilang. 
Lihat, tingginya sudah setelinga saya!

5 comments:

  1. udah latihan jadi mommy ya :p sekarang tinggal nunggu saat2 jadi mommy beneran yeeaayy \(^.^)/

    ReplyDelete
  2. ih gw mewek di kantoooorrrr!!! huaaaa hahahahaha really dit i like your writing(at mommiesdaily)and now this! selamat ya ibu sebenarnya wkwkwkww

    ReplyDelete
    Replies
    1. eeeehhh mewek ni yeeeee....jadi udah ngabisin tisyu berapa banyak mbak? hehe

      Delete

Powered by Blogger.