Waiting for a miracle(12): kelas hypnobirthing

Sabtu kemarin menjadi pengalaman pertama saya mengikuti kelas hypnobirthing, seperti yang disarankan dokter. Sampai menjelang kelas dimulai, saya masih belum membayangkan bagaimana prosesnya. Saya hanya tahu bahwa dengan mempelajari teknik hypnobirthing bumil akan bisa lebih santai menghadapi persalinan, baik normal maupun caesar. Apakah mirip-mirip dengan hypnotherapy? Tampaknya iya. Saya hanya penasaran apakah benar bisa membuat saya santai dan relax, atau sampai membuat saya tidak sadar, hehehe.

Pukul 08.00 saya sudah sampai di RS PKT bersama suami. Tidak lama, seorang bidan datang. Saya masih harus menunggu sekitar 45 menit sampai kelas dimulai. Kelas kemarin hanya diikuti dua orang. Rupanya, untuk kelas hypnobirthing memang dibatasi maksimal empat orang, supaya peserta juga betul-betul bisa mengikuti dan suasana lebih nyaman.

Ruangan kelas tempat hypnobirthing berlangsung tidak besar. Masing-masing peserta dipersilakan duduk di atas matras dengan bantal-bantal empuk. Sebelum dimulai, saya harus mengisi formulir data pribadi dan menjawab beberapa pertanyaan terkait apa saja yang disukai dan tidak disukai. Pada bagian akhir, saya harus menandatangani pernyataan untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Kelas dimulai dengan perkenalan singkat, nama bidannya adalah Mbak Suriani. Mbak Suriani lebih dulu menceritakan bagaimana proses kehamilan hingga melahirkan, berikut apa saja sih yang akan kita alami menjelang persalinan. Mulai dari proses kontraksi, bagaimana cara bidan mengecek pembukaan 1-10, sampai proses persalinan. Mbak Suriani juga menjelaskan secara singkat, sebetulnya hypnobirthing itu apa dan apa saja keuntungannya. Hypnobirthing adalah suatu metode yang dipergunakan untuk menghilangkan rasa takut, tegang, cemas, dan tekanan lain yang biasa dialami calon ibu dalam proses persalinan. Metode ini mengajarkan bumil berlatih menanamkan sugesti pada alam bawah sadar secara berulang, sehingga saat persalinan ibu bisa lebih santai dan tenang, serta membiarkan rekaman alam bawah sadarnya mengatur jalannya proses persalinan. 


Mbak Suriani menambahkan, jika metode ini diterapkan dalam proses persalinan, maka persalinan bisa berjalan lebih cepat dan lancar. Bahkan, untuk kehamilan pertama yang biasanya memakan waktu persalinan panjang (bisa lebih dari 10 jam sejak pembukaan 1), bisa berlangsung lebih cepat jika ibu menerapkan metode hypnobirthing, sekaligus mengurangi rasa sakit. Malah ada pengalaman Mbak Suriani membantu seorang ibu yang begitu santai saat persalinan bisa sampai setengah tertidur saat persalinan. Setengah tertidur di sini maksudnya bukan tidur beneran lho, tetapi masih sadar dan mendengarkan instruksi dokter. 


Selanjutnya, Mbak Suriani mengarahkan kami untuk melemaskan otot-otot dengan melakukan beberapa gerakan sederhana senam hamil. Kebanyakan gerakan memang diarahkan untuk membuat otot kita lebih relax, dan berkutat seputar otot paha-betis-kaki, otot panggul, dan punggung. Jadi, semakin sering kita melakukan gerakan-gerakan tersebut, akan membantu mengurangi rasa pegal. 

Setelah otot sudah cukup lemas, kami diminta untuk mengambil posisi santai dan nyaman. Bisa sambil tidur, bersandar, atau duduk. Saya memilih tidur dengan posisi miring kiri dan memeluk bantal. Mbak Suriani pun memandu proses relaksasi diiringi musik instrumental. Proses relaksasi ini memang mirip dengan hypnotherapy. Saya berusaha mengikuti dengan kepala kosong, alias tidak memikirkan apapun. Prinsipnya here and now. Saya hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh Mbak Suriani dan berusaha 'menyatu' dengan lingkungan yang nyaman, sehingga saya bisa lebih santai dan menikmati proses tersebut.

Berikut proses relaksasi yang saya ambil dari The Urban Mama. Prosesnya mirip seperti yang saya lakukan Sabtu kemarin, dan ini sudah dipaparkan secara detil. Saya sih hanya mengingat apa yang saya alami, tetapi lupa instruksinya apa saja, hehehe.
  1. Pejamkan mata, dan atur napas sesuai dengan metode latihan pernapasan yang telah dibahas sebelumnya. Jika lebih nyaman menggunakan napas biasa dibandingkan napas perut, tidak apa-apa. Gunakan napas yang terasa paling nyaman dan bisa membuat kondisi tubuh dan pikiran menjadi rileks.
  2. Bacalah doa sebelum memulai latihan.
  3. Mulailah langkah pertama latihan dengan merasakan pernapasan anda dan biarkan setiap tarikan dan hembusan napas membawa anda semakin masuk ke dalam kondisi yang tenang dan rileks. Rasakan napas yang nyaman dan biarkan oksigen memenuhi paru-paru anda dan semakin menyebar ke seluruh tubuh. Benar-benar dirasakan seolah-olah anda bisa melihat bagaimana udara yang anda hirup itu menyebar ke seluruh tubuh.
  4. Lalu mulailah merelaksasikan pikiran anda dan niatkan bahwa setiap hembusan napas membuat seluruh beban pikiran anda semakin hanyut dan larut. Jika anda masih memiliki pikiran yang simpang siur, jangan dilawan, jangan dihapus karena saat anda berusaha menghapus pikiran yang tiba-tiba masuk, anda akan kehilangan fokus dan proses relaksasi menjadi terhambat.
  5. Langkah berikutnya, rasakan otot dari ujung kepala hingga ujung kaki. Pastikan tidak ada otot yang terasa tegang. Niatkan bahwa seluruh otot di tubuh anda semakin rileks dan santai, bahkan menjadi lemas. Rasakan dan telusuri perlahan-lahan mulai dari atas kepala, wajah, leher, pundak, lengan, dada, perut, punggung, pinggul, paha, lutut, betis, hingga jari-jari kaki.
  6. Rasakan kondisi relaksasi yang menjalar seluruh tubuh anda (pernapasan-pikiran-otot) selama beberapa waktu (30 detik hingga 1 menit).
  7. Mulailah memasukkan sugesti sesuai dengan kebutuhan ibu saat itu (Mbak Suriani terus menerus mengucapkan 'proses persalinan Ibu berjalan mudah, cepat, dan lancar, bayi lahir sehat.')
  8. Ulangi sugesti tersebut beberapa kali sambil merasakan betapa rileksnya kondisi ini.
  9. Urban Mama boleh sambil meraba perut untuk menyalurkan energi kasih sayang pada janin, sambil tetap memejamkan mata dan melakukan relaksasi.
  10. Lakukanlah latihan ini sekitar 15-20 menit sambil mengulangi sugesti beberapa kali.
  11. Sesekali kirimkan pesan kasih sayang melalui sugesti urban Mama pada janin. Percayalah bahwa ia dapat merasakan kasih sayang itu, dan ia pun merasakan kondisi rileks urban Mama saat latihan berlangsung.
  12. Jika urban Mama telah siap mengakhiri latihan, niatkan dan persiapkan diri bahwa urban Mama akan mengakhiri latihan ini dan kembali beraktivitas (atau saatnya tidur, jika latihan dilakukan di malam hari).
  13. Fokuslah pada pernapasan yang rileks, niatkan bahwa sebentar lagi seluruh tubuh urban Mama kembali aktif dan normal tetapi tetap merasa nyaman dalam segala kondisi. Lalu hitunglah, “Satu… Dua… Tiga… Latihan selesai.” Atau gunakan kata-kata sendiri.
  14. Rasakan kembali suasana urban Mama di ruangan relaksasi saat itu, kembalikan pikiran urban Mama sambil tetap merasa nyaman.
  15. Rasakan dan niatkan otot-otot tubuh kembali normal sambil tetap nyaman
  16. Bukalah mata urban Mama, dan rasakan rileksnya tubuh dan kondisi yang lebih nyaman.
  17. Lakukan latihan ini setiap hari (jika memungkinkan), atau beberapa hari sekali sesuai dengan kebutuhan urban Mama dan kapan saja dirasa siap dan nyaman untuk melakukan latihan relaksasi ini.

Pertanyaannya, apa yang saya rasakan setelah mengikuti sesi tadi?
Yang jelas, saya merasa sampai pada suatu keadaan ketika saya setengah sadar. Saya tahu saya tertidur, tetapi saya tetap dapat mendengar suara Mbak Suriani dan suara musik. Ketika itu saya merasa sudah hampir tidur nyenyak, tapi saya tetap in touch dengan situasi sekitar, terutama pada apa yang saya dengar. Saat Mbak Suriani 'memanggil' saya untuk kembali ke alam sadar, saya seperti dibangunkan kembali, dan saya pun mengikuti perintah tersebut. 

Menarik ya, karena memang selama ini saya percaya bahwa kekuatan pikiran itu maha dahsyat! Selama hamil, saya berusaha menciptakan pikiran-pikiran positif dan menikmati betul setiap perubahan yang saya alami. Ya terkadang saya juga mengalami masa-masa galau, terutama jika menyangkut kabar kesehatan Ibu (Eyang Putri) atau saat mood saya naik turun karena perubahan cuaca ekstrem (baca: kalau Bontang lagi panas!). Terlepas dari semuanya, pengalaman kelas hypnobirthing semakin meyakinkan saya bahwa kita dan pikiran kita mampu mengendalikan apapun yang kita hadapi. Bahkan, saya penasaran dengan pijat endorfin yang kata Mbak Suriani mampu mengeluarkan hormon endorfin untuk membantu otot-otot kita relax saat persalinan. 

Saya jadi nggak sabar mengikuti kelas selanjutnya!
Satu lagi, saya juga ingin datang ke klinik laktasi dan bertemu konselor ASI untuk mendapatkan panduan tentang ASI dan si baby nanti. Berdasarkan informasi Mbak Suriani, RS PKT sudah menganut metode IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan rooming-in (rawat gabung ibu dan bayi, dengan syarat kondisi keduanya normal). Wah, mendengar ini saya tentu saja senang! Sekalipun saya akan operasi, saya tetap bisa menjalani IMD dan Insya Allah juga rawat gabung. Semoga saja! :)

No comments:

Powered by Blogger.