Working at Home(3): Menjaga Motivasi Saat Deadline Bertumpuk

2:36 PM

Photo from Unsplash

Hai! Lama tak bersua!

Pada seri Working at Home bagian 3, saya ingin bercerita soal menjaga motivasi saat deadline bertumpuk. Ini berdasarkan pengalaman nyata, nggak hanya teori saja karena saya baru saja mengalaminya sendiri.

Bulan Oktober jadi bulan pertama saya bekerja sebagai penulis inhouse di Kontenesia. Ya, boleh dibilang, menambahkan kata inhouse di depan nama itu jadi kebanggaan tersendiri, salah satu pencapaian terbaik saya di tahun 2018.
Ini termasuk kelas tertinggi dan untuk sampai di posisi tersebut nggak mudah. Apalagi, saya baru serius menulis untuk media pada tahun 2015 dan fokus sebagai content writer per Desember 2017 lalu. Dalam waktu 10 bulan, saya belajar banyak hal dari rekan-rekan penulis dan editor-editor kece di Kontenesia, juga kritik dan masukan dari klien tentunya. Makanya, sejak awal bekerja di sini, saya bilang pada suami, “Yah, kalau aku bisa jadi penulis inhouse, aku serius di sini aja ya, nggak usah kerja kantoran dulu.” Alhamdulillah, kesampaian!

Namun, tentu saja, naik kelas berarti bertambah juga tugas yang diemban. Selain lebih besar peluang mendapat pekerjaan (bisa dapat uang lebih banyak dong!), saya juga bebas mau ambil pekerjaan sebanyak apapun, ASAL bisa diselesaikan tepat waktu.

Nah, bulan lalu Kontenesia dapat rezeki dengan kebanjiran pesanan artikel yang jumlahnya luar biasa. Saya pun turut berpartisipasi mengambil job sebanyak-banyaknya sesuai kemampuan. Saat siap-siap mengerjakan artikel klien A, eh datang tawaran job klien B, terus ada lagi dari klien C. Nggak diambil kok sayang, kasihan job dicuekin. Tapi pas sudah ngambil, langsung MODYAR lihat deadline yang berdempetan. Mau nangis tapi nggak bisa, Cuma bisa mengerjakan aja sampai selesai. Total dalam sebulan kemarin saya menyelesaikan 108 artikel dengan jumlah kata bervariasi, mulai dari 200 kata hingga 3.000 kata. MATEK!

Artinya, tiada hari tanpa mengetik dan bertatapan mesra dengan layar laptop. Saya terbangun setiap jam 01.00 dini hari, kadang jam 00.30. Ngulet-ngulet bentar, stalking IG bentar, terus nulis sampai jam 05.00. Lanjut kerja lagi pas Runa tidur, sekitar jam 10.00 – 12.00. Istirahat makan siang, lanjut lagi sampai jam 16.30. Suami pulang, saya tidur. Begituuuuu terus selama seminggu. Nggak heran masakan saya di minggu-minggu itu hanya berkisar antara ayam goreng tepung, sop jagung, atau orak-arik telur aja. Boro-boro bikin camilan, beli aja, udah capek hahaha.

Makanya, kalau orang bisa ‘takjub’ betapa produktifnya saya karena menulis setiap hari, percayalah itu semua karena dikejar deadline. Saya bukan tim nyicil, tapi tim mepet deadline sampai dijapri editor (salim sama editor-editor cantik). Bisa istirahat satu hari tanpa ketemu laptop aja sudah pencapaian luar biasa!

Melihat beban kerja yang ‘gila’ seperti itu, ditambah deadline yang bertumpuk, satu pertanyaan pun muncul: bagaimana cara menjaga motivasi di tengah situasi demikian?


4 Cara Menjaga Motivasi

Terdengar mustahil ya, bisa tetap termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan kala deadline saling balapan. Kalau kerjaan menumpuk begitu, paling gampang memang ditinggal aja. Sayangnya, itu nggak membuatnya tiba-tiba selesai. Seseorang harus segera menyelesaikan itu dan cuma kita yang bisa karena itu pekerjaan kita, kan?

Nah, supaya tetap bisa termotivasi walau digempur deadline, coba deh praktikkan 4 cara ini.

Ambil jeda untuk istirahat

Kok bisa menjaga motivasi kerja dengan istirahat? Bukannya malah bikin kerjaan makin lama kelarnya?

Eits, rumusannya nggak begitu ternyata. Kita bukan bekerja untuk beristirahat, tetapi beristirahat untuk bekerja. Iya sih, kadang ada pikiran ‘Ah, nanggung, istirahat nanti aja, dikit lagi selesai.’ Namun, itu baru di tataran pikiran aja kan? Faktanya, badan kita nggak kuat lagi, nggak sanggup bekerja lebih lama. Jadilah kita mengantuk, kelelahan, dan butuh istirahat. Saat alarm tubuh sudah memberikan sinyal, kita wajib berhenti. Yakin deh, bekerja dengan tubuh lelah dan pikiran acak-acakan nggak akan membuat hasil kerja jadi optimal.

Namun, supaya istirahatnya nggak kelamaan, beri batasan waktu yang tegas. Istirahat tidur siang setelah semalaman suntuk bekerja itu boleh banget. Ajak anak jalan-jalan ke minimarket atau pesan makanan favorit pakai layanan pesan antar cukup untuk menyegarkan diri.

[Cek di sini, 6 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Mendapat Pekerjaan]

Lakukan kegiatan lain

Nah, pas istirahat, jangan coba-coba menyinggung apapun terkait pekerjaan. Prinsipnya, work hard, play hard. Fokus kerja boleh, tapi pas waktunya senang-senang, ya jangan ngomongin kerjaan dong. Lakukan kegiatan lain, walau itu hanya stalking IG atau window shopping di e-commerce. Bagus juga kalau bisa curi-curi 1 episode Terius Behind Me sambil lihat So Ji Sub (ini mah saya!). Buka Spotify dan nyanyi-nyanyi sepuasnya. Pokoknya, menyenangkan diri sendiri dulu deh!

Nggak perlu mengerjakan semua hal sendiri

Salah satu tantangan terbesar kerja di rumah adalah kita harus mandiri dalam segala hal. Nggak ada bos yang memantau atau rekan kerja yang mengingatkan ini itu. Makanya, harus bisa mengatur macam-macam. Apalagi, kalau sudah punya anak seperti saya. Nggak hanya mengatur waktu bekerja, tapi juga mengurus anak-anak, suami, dan rumah. Waktu 24 jam itu terasa kurang sekali kala kerajaan deadline menyerang. 

Dalam situasi seperti ini, mudah banget motivasi menurun hanya karena kita merasa payah nggak mampu mengerjakan semua urusan rumah dengan baik. Maka, wajib ingat satu hal: nggak perlu mengerjakan semua hal sendiri! Kalau lagi sibuk banget dan nggak sempat masak, beli saja. Nggak bisa beberes rumah, panggil pembantu pulang pergi atau jasa bersih-bersih. Cuci setrikaan menggunung, ke laundry aja. Jangan paksa diri untuk menangani semuanya. FOKUS pada apa yang penting saat itu dan buat PRIORITAS.

Beri reward untuk diri sendiri

Saat sebagian atau setelah semua pekerjaan selesai, jangan segan memberi penghargaan untuk diri sendiri. Kita telah bekerja begitu keras lho. Malam-malam seperti zombie telah berlalu, waktunya ke salon untuk perawatan. Beli buku incaran dan habiskan waktu untuk membaca setiap halaman sampai tuntas. Doyan makan? Langsung pergi ke kafe favorit atau pesan antar makanan kesukaan hanya untuk diri sendiri. Kelihatannya ‘kecll’, tetapi cara ini ampuh untuk membuat motivasi kita terjaga. Penghargaan pertama justru harus datang dari diri kita sendiri!



Dari hari-hari kelam bersama kantung mata yang menebal, saya sadar keputusan menumpuk deadline secara sadar seperti itu memang nggak baik untuk kesehatan. Eh, tapi baik untuk kesehatan tabungan :D

Satu hal yang pasti, dalam kondisi demikian, merasa nggak semangat untuk menyelesaikannya itu wajar. Namun, bukan karena kita menyerah, tetapi karena kita bekerja terlalu keras. Jadi, beri jeda pada pikiran dan tubuh yang kelelahan. Dengan beristirahat sejenak itulah, kita sedang berusaha menjaga motivasi diri agar tetap bertahan dan menyelesaikan tugas hingga garis akhir.

Tetap semangat, ya!

Salam,
Dita

11 comments:

  1. Wah... Iya ya mbak, orang berpikir kerja dari rumah itu bisa santai dan sesukanya. Padahal kerja dari rumah juga punya jadwal kerja yang ketat. Keren banget deh bisa bangun tiap hari jam segitu buat nulis. Semangat dan sukses ya mbak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mbak, terima kasih sudah mampir :) iyaaa bener banget, kerja di rumah itu fleksibel tapi kalau ga dibuat jadwal yg ketat bakal kewalahan. Terima kasih sudah mampir yaa

      Delete
  2. Wah keren mba bisa ngerjain 108 artikel sebulan.. sukses trs mba

    ReplyDelete
  3. 108 Artikel sebulan? wadaaw mabok kata-kata ya mbak hihi. Tapi alhamdulillah namanya rejeki itu. Makasih tipsnya, bikin semangat lagi ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa keran kata2nya bocor hahaha. tapi karena rezeki makanya tetap harus dinikmati. sama2, semangat terus yaaa

      Delete
  4. Jadi, kalau istirahat, ya, istirahat. Kerja ya kerja. Fokus di 1 hal dalam 1 waktu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul! jadi kita tetap 'waras' juga hehe

      Delete
  5. Kadang saya gak mikir kalau mendekati deadline, mungkin saya perlu istirahat sejenak hehe

    ReplyDelete

Powered by Blogger.